Home » PJJ IPS KELAS 9 » Konferensi Inter-Indonesia 30 Juli 1949 Sebelum Konferensi Meja Bundar
Konferensi Inter-Indonesia 30 Juli 1949 Sebelum Konferensi Meja Bundar

Konferensi Inter-Indonesia 30 Juli 1949 Sebelum Konferensi Meja Bundar

Konferensi Inter-Indonesia 30 Juli 1949 Sebelum Konferensi Meja Bundar (KMB), Sebelum pelaksanaan Konferensi Meja Bundar (KMB) diadakan Konferensi Antar Inonesia yaitu Republik Indonesia dengan BFO (Bijenkomstvoor Federal Overleg) atau Badan Permusyawaratan Federal.

Mula-mula diselenggarakan di Yogyakarta pada tanggal 19 – 22 Juli 1949. Kemudian dilanjutkan di Jakarta Konferensi Inter-Indonesia 30 Juli 1949. Keputusan penting antara lain :

  1. BFO mendukung tuntutan Republik Indonesia
  2. Negara yang akan dibentuk nanti dinamakan RIS
  3. RIS tetap memakai Sang Merah Putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya dan memakai Bahasa Nasional Bahasa Indonesia
  4. Tanggal 17 Agustus tetap di jadikan “Hari Kemerdekaan”
  5. APRIS (Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat) adalah angkatan perang nasional f. TNI menjadi inti APRIS

Konferensi Meja Bundar ( KMB )

Konferensi Meja Bundar dilaksanakan di Den Haag, Belanda. Delegasi Belanda dipimpin oleh van Marseveen. Delegasi Indonesia dipimpin Drs. Moh. Hatta, untuk delegasi BFO (forum permusyawaratan federal yang terdiri atas Negara-negara boneka buatan Belanda) dipimpin oleh Sultan Hamid II.

Sidang berlangsung pada tanggal 23 Agustus sd 2 November 1949. Keputusan KMB antara lain:

  1. Belanda menyerahkan kedaulatannya kepada Indonesia tanpa syarat dan tidak dapat ditarik kembali kepada RIS paling lambat tanggal 30 Desember 1949.
  2. Indonesia berbentuk negara serikat dan merupakan sebuah uni dengan Belanda.
  3. Segala hak dan kewajiban Belanda di Indonesia diterima dan dibebankan kepada Indonesia.
  4. RIS dengan Belanda akan membentuk uni Indonesia-Belanda yang di ketuai oleh Ratu Belanda.
  5. Permasalahan Irian Barat masih merupakan daerah perselisihan dan akan diselesaikan dalam waktu satu tahun.

Pengakuan Kedaulatan Indonesia

Meskipun tidak memuaskan banyak pihak, tetapi itulah hasil optimal yang dapat diperoleh. Akhirnya, pada tanggal 27 Desember 1949 dilakukan penyerahan kedaulatan dari Belanda kepada RIS.

Bangsa Indonesia melalui perjuangan bersenjata dan diplomasi memaksa Belanda untuk mengakui kedaulatan negara Republik Indonesia dan mendesak keluar dari wilayah RI yang ditandai dengan upacara pengakuan kedaulatan Indonesia sebagai tindak lanjut dari pelaksanaan KMB antar Indoesia-Belanda.

Baca juga Penyimpangan Politik Luar Negeri Pada Masa Demokrasi Terpimpin

Upacara penyerahan kedaulatan berlangsung di 3 tempat yaitu :

  1. Di Amsterdam Indonesia di wakili Drs. Moh. Hatta, Belanda oleh Dr. Willem Dresa Ketua Uni Indonesia-Belanda, dan Ratu Juliana dan Mr. AMJA Sassen
  2. Di Jakarta Sri Sultan Hamengkubuwono IX mewakili Indonesia dan A.H.J. Lovink mewakili delegasi Belanda
  3. Di Yogyakarta Mr. Assaat sebagai pejabat Presiden RI menyerahkan kepada A. Mononutu. Sebagai presiden RIS tetap dijabat Ir. Soekarno dan Moh. Hatta sebagai perdana Menteri.
Tokoh-tokoh Konferensi Meja Bundar (KMB) (ilustrasi foto/Sejarah Indonesia dahulu)
Referensi : MODUL PEMBELAJARAN JARAK JAUH PADA MASA PANDEMI COVID-19 UNTUK JENJANG SMP/MTs Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Kelas VIII Semester Gasal. Direktorat Sekolah Menengah Pertama Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Scroll to Top