Komunikasi lisan yang baik dan benar, Pembicaraan akan mudah ditangkap oleh hadirin jika penyampaian berita berita disajikan sedemikian rupa, sehingga pendengaran, penglihatan dan tangan hadirin aktif. Ini semua adalah prinsip utama dari prinsip keinderaan.
Prinsip ini bertumpu pada pendapat seorang sarjana Amerika yang bernama John Dewey ia mengatakan bahwa “belajar” yang baik adalah berbuat (Learning by doing). Sebagai contoh jika ingin ceramah tentang Pasar Modal sebaiknya membawa alat-alat peraga yang lengkap.
Di Kantor-kantor atau perusahaan pada waktu ini umumnya telah memiliki alat-alat audio-visual. Alat-alat tersebut adalah sebagai berikut:
1). Overhead projector
Yaitu projector yang dapat memantulkan tulisan atau gambar kelayar putih, tulisan atau gambar tadi ditulis di atas kertas plastik. Selain itu hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan overhead projector adalah voltase dari projector tersebut, dan jangan terlalu lama menghidupkannya. (kira-kira 5 menit).
2). Film
Alat audio visual yang baik adalah film, karena dengan film tersebut mendekati kejadian yang sesungguhnya, dimana gambar-gambar bergerak seperti aslinya.
Dalam memberikan ceramah dengan film yang penting adalah adanya diskusi yang menyimpulkan setelah film diputar.
3). Tape recorder
Pembicaraan dapat pula menggunakan tape recorder, tape diputar sebagian, lalu didiskusikan kemudian disimpulkan.
Prinsip pengertian di dalam berbicara
Suatu prinsip dalam penyampaian informasi lisan atau penyampaian pembicaraan yang mudah dimengerti oleh pendengar, sehingga mudah dihafal dan mudah tertanam dalam pikiran seseorang. Cara yang terbaik dalam penyampaian prinsip pengertian adalah sebagai berikut:
- Sebelum menguraikan suatu masalah, uraikan sistematika yang akan dibahas, kemudian baru dibahas per pokok bahasan. Setelah selesai diutarakan ringkasannya, terakhir, simpulkan keseluruhan secara singkat.
- Uraian pembicaraan sistematis dan logis. Maksudnya, teratur menurut tingkatannya serta dapat diterima akal. Dengan cara ini, pendengar mudah mengerti.
- Memberikan ungkapan-ungkapan yang konkret. Maksudnya, untuk mempermudah cara penyajian dan mempermudah penangkapan pendengar. Misalnya:
- Memberikan ilustrasi (gambaran dari suatu peristiwa)
- Membuat suatu perbandingan Memberi contoh
- Memberi pertanyaan Memberi kesimpulan
- Prinsip ulangan menghendaki adanya materi penting yang diulang, agar lebih meresap mudah diingat kembali.
Dra. Cut Rozanna, Dra, Noviarti, Dra, Tedjaningsih; Surat Menyurat dan Komunikasi, Penerbit Angkasa, Bandung, 1995.
1). Persiapan Penyajian Komunikasi Lisan
- Pengetahuan Seorang pembicara, hendaknya mempersiapkan dan memahami benar materi yang disampaikan.
- . Sistematika penyaji Bahan yang disampaikan hendaknya disusun secara sistematis agar tidak menyimpang dari pokok pembicaraan
- Menyediakan alat bantu (media komunikasi) dalam menyampaikan materi, hendaknya dilengkapi media komunikasi, agar lebih menarik minat para hadirin, sehingga lebih berkesan serta lebih mudah ditangkap dan dimengerti. Alat bantu yang perlu dipersiapkan adalah:
- Alat-alat tiruan/alat-alat yang menyerupai benda aslinya
- Bagan/skema/gambar-gambar
- Alat bantu nyata, seperti: Overhead Projector dan Transparansi, Slide, Film dan lain-lain.
- Tempat Dalam menyampaikan informasi, bahan yang disampaikan harus dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi lingkungan/tempat.
2). Penyajian Komunikasi Lisan
- Pendahuluan, penjelasan pendahuluan mencakup motivasi, topik secara umum, ruang lingkup dan gambaran tujuan. Maksudnya adalah untuk hal-hal sebagai berikut:
- Memberi motivasi yang menarik perhatian
- Mengutarakan topik yang akan dibahas secara umum
- Menentukan batas ruang lingkup pembicaraan
- Mengemukakan maksud dan tujuan pembicaraan
- Isi pembicaraan Penjelasan isi pembicaraan hendaknya jelas, padat, menarik, dan lancar agar mudah dimengerti. Garis besar pembahasannya telah diutarakan dalam lingkup persiapan penyajian. Isi pembicaraan tersebut merupakan suatu ceramah yang setiap bagian dijelaskan satu persatu secara berurutan.
3). Penutup Pembicaraan
Pembicaraan yang baik ditutup tepat waktunya. Dalam penutup suatu pembicaraan hendaknya dikemukakan hal-hal sebagai berikut:
- Penekanan pembicaraan pada bagian yang penting
- Memberi motivasi kembali kepada hadirin agar timbul semangat untuk menanggapinya
- Menyampaikan harapan agar semua yang didengar ada manfaatnya
- Ucapan terima kasih dan minta maaf bila ada kekurangannya.
Teknik Berbicara yang efektif
Komunikasi lisan yang baik dan benar. Untuk dapat berbicara dengan efektif, ada beberapa teknik berbicara yang harus diperhatikan dan diterapkan dalam berkomunikasi, yaitu:
a). Teknik Pembukaan Pembicaraan
- Teknik menggunakan data Teknik memulai suatu pembicaraan hendaknya berdasarkan data yang konkrit (nyata) atau jelas sumber datanya.
- Teknik anekdot Teknik ini adalah membuka pembicaraan dengan menggunakan kata-kata yang lucu sehingga dapat membangkitkan gairah hadirin untuk mendengarkannya.
- Teknik mengajukan pertanyaan Memulai suatu pembicaraan dapat juga dilakukan dengan teknik mengajukan pertanyaan agar dapat membangkitkan minat pendengar.
- Teknik mengemukakan kejadian yang aneh, teknik ini hampir sama dengan teknik anekdot
- Teknik memulai dengan menyatakan keistimewaan tempat atau keistimewaan suatu kejadian
b). Teknik Pola Penyaji
- Pola waktu (time order), maksudnya suatu pembicaraan menggunakan urutan waktu.
- Pola Tempat, maksudnya adalah suatu penyajian yang urutannya menggunakan aturan tempat
- Pola topik (topik order), maksudnya dalam penyajian suatu topik, kemukakan dahulu pendahuluannya, selanjutnya baru mengemukakan bagian-bagian isinya.
c). Gaya Berbicara
Gaya berbicara adalah cara penampilan diri dalam berbicara. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam gaya berbicara di depan publik meliputi:
- Pakaian, kalau berbicara di depan orang banyak hendaknya berpakaian rapi.
- Sikap badan dan cara berdiri, Sikap badan pembicara hendaknya berdiri tegak, bersemangat.
- Pandangan mata pembicara, pembicara hendaknya memandang para pendengarnya secara menyeluruh.
- Sikap jiwa pemberani, pembicara hendaknya tegas dan jangan bersikap ragu-ragu.
- Air muka dan tangan, air muka (mimik) dan gerakan tangan (pantomimik) pembicara harus mengikuti isi pembicaraan.
- Suara, dalam berbicara hendaknya digunakan suara yang jelas. Artinya pengucapan kata harus tepat sehingga tidak kabur.
- Tulisan, bila pembicara terpaksa harus menulis di papan tulis, maka tulisannya harus jelas dan cukup besar agar mudah terbaca oleh semua hadirin.
Daftar Pengecekan Kecakapan Berbicara
Untuk mengetahui kecakapan dan kemampuan berbicara seseorang di depan orang banyak (publik), diperlukan penilaian dari seorang pengamat.
Kegiatan-kegiatan yang harus dinilai, pada dasarnya terdiri dari urutan penyajian pembicaraan atau dapat menggunakan daftar penilaian kecakapan berbicara seperti yang tertera di bawah ini.
Berdasarkan susunan daftar tersebut, dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
- Pendahuluan (10 %)
- Penyajian (57 %) c) Penutup (7 %)
- Gaya berbicara (20 %)
- Tertib berbicara (6 %)
Dra. Cut Rozanna, Dra, Noviarti, Dra, Tedjaningsih; Surat Menyurat dan Komunikasi,Penerbit Angkasa, Bandung, 1995.
Baca juga Memberikan Bantuan Layanan Pelanggan
Dasar Berkomunikasi Lisan yang Efektif
Dasar komunikasi lisan adalah berbiara dan mendengar sebagai komunikan. Atau sebaliknya, pendengar bisa menjadi pembicara dan pembicara bisa menjadi pendengar. Tujuan berbicara adalah agar pendengar mengerti dan yakin tentang apa yang diucapkan, kemudian dapat memberi tanggapan sehingga pembicaraan dapat lebih hidup.
Komunikasi lisan yang baik dan benar, ucapan kata-kata dalam kalimat dengan suara yang jelas dan nada yang enak didengar. Suara yang terlalu lemah maupun yang terlalu keras akan mengganggu pembicaraan terutama bagi pihak pendengar.
Dalam suatu pertemuan, seperti tukar pendapat pada rapat, seminar, kongres, dan lain-lain, setiap peserta hendaknya ikut aktif dalam pembicaraan dan janganlah memborong pembicaraan sehingga ada yang tidak kebagian bicara karena tidak cukup waktu. Rahasia pandai bercakap-cakap adalah pandai berbicara, pandai bertanya, dan pandai mendengar.
Pada umumnya, orang lebih senang berbicara, daripada mendengarkan pembicaraan orang lain. Keterampilan mendengarkan pembicaraan orang lain merupakan suatu seni tersendiri. Orang lain yang sedang berbicara hendaklah didengarkan dengan cermat dan seksama, disaring, lalu dipilih, dan ditarik kesimpulan tentang pokok masalah yang dibicarakan.
Komunikasi lisan yang baik dan benar, seorang yang pandai mendengarkan pembicaraan orang lain disebut pendengar yang baik. Praktek komunikasi lisan dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:
- Komunikasi antar perorangan, yaitu praktek berbicara perorangan, baik secara resmi (formal) maupun yang tidak resmi (informal).
- Komunikasi kelompok, yaitu praktek penyampaian dalam kelompok, misalnya diskusi, seminar, kongres, ceramah, berpidato, dan lain-lain.
- Komunikasi masa, yaitu hubungan masyarakat yang menjalankan fungsi dan tugas penerangan di dalam bidang dan jajaran masing-masing, misalnya kampanye, rapat akbar, dan lain-lain.