Home » Berita » Kirab Budaya Hari Jadi Jawa Barat ke-80: Mengusung Raja-Raja Sunda dalam Pawai Sejarah
Posted in

Kirab Budaya Hari Jadi Jawa Barat ke-80: Mengusung Raja-Raja Sunda dalam Pawai Sejarah

Kirab Budaya Hari Jadi Jawa Barat ke-80: Mengusung Raja-Raja Sunda dalam Pawai Sejarah (ft.istimewa)
Kirab Budaya Hari Jadi Jawa Barat ke-80: Mengusung Raja-Raja Sunda dalam Pawai Sejarah (ft.istimewa)

Tanggal 19 Agustus 2025 menjadi momen bersejarah bagi masyarakat Jawa Barat. Tepat pada hari itu, Provinsi Jawa Barat memperingati Hari Jadi ke-80, hanya berselang beberapa hari setelah perayaan Kemerdekaan Republik Indonesia. Puncak acara tahun ini digelar secara meriah dengan Kirab Budaya yang menghadirkan nuansa kejayaan masa lalu, di mana para utusan dari setiap kabupaten/kota di Jawa Barat menampilkan tokoh bergaya seperti raja dan ratu Sunda dari kerajaan-kerajaan besar yang pernah berjaya di Tatar Sunda. Bagaimana jalannya Kirab Budaya Hari Jadi Jawa Barat ke-80?

Ribuan masyarakat dari berbagai daerah memadati jalur kirab, menyaksikan penampilan spektakuler yang tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga sarana edukasi sejarah dan kebanggaan budaya. Dengan balutan pakaian kerajaan, hiasan megah, hingga simbol-simbol kejayaan masa lalu, acara ini mengingatkan masyarakat bahwa tanah Sunda pernah menjadi pusat peradaban yang subur, makmur, dan dipimpin oleh raja-raja besar.


Sejarah Babad Sunda: Menggali Kejayaan Masa Lalu

Menurut catatan Babad Sunda, wilayah Jawa Barat dan Banten di masa lalu menjadi tempat berdirinya sejumlah kerajaan dan kesultanan yang berperan besar dalam perkembangan politik, ekonomi, dan kebudayaan Nusantara. Beberapa kerajaan yang pernah berjaya di Tatar Sunda antara lain:

  1. Kerajaan Tarumanegara (358–669 M)
    Tarumanegara adalah kerajaan Hindu tertua di Jawa Barat yang meninggalkan jejak berupa prasasti, seperti Prasasti Ciaruteun dan Prasasti Tugu. Raja Purnawarman dikenal sebagai pemimpin bijak yang membawa kemakmuran bagi rakyatnya.
  2. Kerajaan Sunda (669–1579 M)
    Kerajaan ini dikenal luas dengan pusat pemerintahannya di Pakuan Pajajaran (kini sekitar Bogor). Raja yang terkenal, Sri Baduga Maharaja (Prabu Siliwangi), dikenang sebagai pemimpin arif yang membawa masa kejayaan.
  3. Kerajaan Galuh (703–1482 M)
    Berpusat di Ciamis, Galuh kemudian bergabung dengan Kerajaan Sunda di bawah Prabu Siliwangi. Dari sinilah lahir istilah Sunda-Galuh yang menggambarkan persatuan dua kerajaan besar.
  4. Kesultanan Banten (1526–1813 M)
    Setelah masuknya Islam, Banten tumbuh menjadi kesultanan besar dengan pelabuhan internasional yang ramai. Sultan Maulana Hasanuddin hingga Sultan Ageng Tirtayasa dikenal sebagai pemimpin berpengaruh.
  5. Kesultanan Cirebon (1445–1677 M)
    Cirebon menjadi pusat penyebaran Islam di Jawa Barat. Sunan Gunung Jati, salah satu Wali Songo, mendirikan kesultanan ini dan menjadikannya pusat perdagangan sekaligus dakwah Islam.

Dengan menghadirkan simbol-simbol kerajaan ini dalam kirab budaya, masyarakat Jawa Barat diajak untuk mengingat bahwa urang Sunda bukan hanya memiliki sejarah panjang, tetapi juga warisan peradaban yang membanggakan.


Kirab Budaya: Parade Sejarah di Jalanan Jawa Barat

Acara kirab budaya Hari Jadi Jawa Barat 2025 diikuti oleh perwakilan dari 27 kabupaten/kota di Jawa Barat. Setiap daerah menampilkan kostum, properti, dan simbol yang menggambarkan kejayaan kerajaan masa lalu.

  • Kabupaten Ciamis menghadirkan sosok raja dari Kerajaan Galuh.
  • Kota Bogor menampilkan Prabu Siliwangi sebagai Raja Pajajaran.
  • Cirebon menghadirkan Sunan Gunung Jati beserta kereta kencana khas Kesultanan.

Suasana semakin meriah dengan tabuhan gamelan, kendang penca, dan kesenian tradisional seperti jaipongan, rampak kendang, wayang golek, hingga helaran hasil bumi. Jalanan di Kota Bandung penuh warna-warni hiasan, membuat warga berbondong-bondong menyaksikan sambil merekam momen bersejarah ini.


Makna Filosofis: Mengingatkan Warga Sunda pada Jati Diri

Kirab budaya ini bukan sekadar pesta rakyat, tetapi juga pengingat identitas bagi masyarakat Jawa Barat. Dengan menampilkan raja dan ratu masa lalu, pesan yang ingin disampaikan adalah:

  1. Tanah Sunda Kaya dan Subur
    Dari babad dan naskah kuno, Sunda digambarkan sebagai tanah yang memiliki pegunungan, pesawahan, dan sungai yang memberi kehidupan. Hal ini ditampilkan melalui properti hasil bumi dalam pawai.
  2. Warisan Peradaban dan Kepemimpinan
    Sosok Prabu Siliwangi, Sunan Gunung Jati, hingga Sultan Ageng Tirtayasa bukan sekadar tokoh legenda, tetapi simbol kepemimpinan yang arif dan membangun kesejahteraan rakyat.
  3. Penguatan Identitas Budaya
    Di era modern, masyarakat mudah terhanyut oleh budaya global. Kirab budaya menjadi ajang pelestarian jati diri agar generasi muda tetap bangga pada warisan leluhurnya.
  4. Persatuan Sunda di Nusantara
    Dengan melibatkan seluruh kabupaten/kota, acara ini menjadi wujud kebersamaan dan gotong royong, sebagaimana dulu kerajaan-kerajaan Sunda pernah bersatu membangun kejayaan.

Antusiasme Warga Jawa Barat

Ribuan masyarakat dari berbagai usia memadati jalur kirab sejak pagi hari. Mereka berdiri di tepi jalan, sebagian membawa bendera merah putih dan panji-panji daerah. Anak-anak kecil tampak antusias menyaksikan penampilan peserta yang mengenakan pakaian bak raja dan ratu. Banyak pula warga yang sengaja datang dari luar kota hanya untuk menyaksikan kemegahan acara ini.

Tidak hanya itu, wisatawan mancanegara juga turut hadir. Beberapa turis dari Jepang, Belanda, dan Malaysia terlihat mengabadikan momen kirab, mengingat Jawa Barat memiliki daya tarik sejarah dan budaya yang kuat.

Baca juga: Hari Jadi Provinsi Jawa Barat ke-80: Dirayakan dengan Semarak, Puncak Acara Kirab Budaya


Dampak Positif Kirab Budaya

Selain memperkuat identitas budaya, kirab budaya Hari Jadi Jawa Barat membawa dampak positif di berbagai sektor:

  1. Pariwisata
    Acara ini menjadi magnet wisata, menarik wisatawan lokal maupun internasional untuk berkunjung ke Jawa Barat.
  2. Ekonomi Kreatif
    UMKM lokal mendapat kesempatan menjual produk kuliner, kerajinan, dan cendera mata selama acara berlangsung.
  3. Edukasi Sejarah
    Generasi muda dapat belajar langsung tentang sejarah kerajaan Sunda dengan cara yang menyenangkan dan visual.
  4. Persatuan Daerah
    Melibatkan seluruh kabupaten/kota membuat acara ini menjadi simbol persatuan masyarakat Jawa Barat.

Penutup

Kirab budaya Hari Jadi Jawa Barat ke-80 pada 19 Agustus 2025 bukan sekadar perayaan seremonial. Ia adalah pawai sejarah, yang menghidupkan kembali kejayaan kerajaan-kerajaan Sunda di masa lalu. Dengan menghadirkan tokoh bergaya raja dan ratu, masyarakat diingatkan bahwa tanah Sunda pernah dipimpin oleh raja-raja besar yang membawa kemakmuran.

Acara ini menjadi momentum refleksi, bahwa di tengah perkembangan zaman modern, identitas budaya harus terus dijaga agar generasi mendatang tetap memiliki akar yang kuat. Jawa Barat tidak hanya merayakan ulang tahun provinsi, tetapi juga merayakan warisan kejayaan Sunda yang abadi.


Pertanyaan yang Sering Diajukan (FAQ)

1. Apa tema utama Kirab Budaya Hari Jadi Jawa Barat ke-80 tahun 2025?
Tema utama adalah menghadirkan kejayaan kerajaan-kerajaan Sunda dengan penampilan utusan kabupaten/kota yang bergaya seperti raja dan ratu masa lalu.

2. Kerajaan apa saja yang ditampilkan dalam kirab budaya ini?
Kerajaan Tarumanegara, Sunda, Galuh, Kesultanan Cirebon, dan Kesultanan Banten menjadi representasi sejarah yang diangkat.

3. Siapa saja yang mengikuti kirab budaya?
Semua 27 kabupaten/kota di Jawa Barat mengirimkan utusan dengan kostum khas yang merepresentasikan daerah dan sejarahnya.

4. Apa tujuan dari kirab budaya ini?
Untuk melestarikan budaya Sunda, memperkuat identitas masyarakat Jawa Barat, dan mengenalkan sejarah kepada generasi muda.

5. Bagaimana dampaknya bagi masyarakat?
Selain hiburan, acara ini meningkatkan kesadaran sejarah, mendorong pariwisata, serta menggerakkan ekonomi kreatif di Jawa Barat.


Referensi

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.