Home » Sejarah » Kesultanan Ternate dan Tidore: Rivalitas Dua Kerajaan Rempah di Maluku
Posted in

Kesultanan Ternate dan Tidore: Rivalitas Dua Kerajaan Rempah di Maluku

Kesultanan Ternate dan Tidore: Rivalitas Dua Kerajaan Rempah di Maluku (ft.istimewa)
Kesultanan Ternate dan Tidore: Rivalitas Dua Kerajaan Rempah di Maluku (ft.istimewa)
sekolahGHAMA

🌍 Pendahuluan

Wilayah timur Indonesia menyimpan sejarah panjang kerajaan-kerajaan maritim yang berperan besar dalam perdagangan internasional. Di antara yang paling terkenal adalah Kesultanan Ternate dan Kesultanan Tidore, dua kerajaan yang berkembang di Kepulauan Maluku dan dikenal sebagai penguasa “negeri rempah-rempah.”

Rempah-rempah seperti cengkeh dan pala menjadikan wilayah ini sangat strategis, bukan hanya dalam perekonomian regional, tetapi juga dalam geopolitik global sejak abad ke-15 hingga ke-18. Persaingan antara Ternate dan Tidore tidak hanya soal kekuasaan lokal, tetapi juga melibatkan campur tangan bangsa Eropa seperti Portugis, Spanyol, dan Belanda.


🏝️ Letak dan Asal Usul

Kesultanan Ternate

Kesultanan Ternate berpusat di Pulau Ternate, bagian dari Kepulauan Maluku Utara. Kerajaan ini sudah ada sejak awal abad ke-13, namun baru menjadi kesultanan setelah pengaruh Islam masuk pada abad ke-15. Raja Ternate pertama yang memeluk Islam dan bergelar sultan adalah Sultan Zainal Abidin (1486–1500).

Kesultanan Tidore

Kesultanan Tidore berdiri di Pulau Tidore, yang letaknya bersebelahan dengan Ternate. Seperti halnya Ternate, kerajaan ini juga berubah menjadi kesultanan setelah masuknya Islam, dan sultan pertamanya adalah Sultan Jamaluddin, yang naik takhta pada akhir abad ke-15.

Kedua kesultanan ini memiliki hubungan darah dan budaya yang erat, namun sering kali terlibat persaingan untuk menguasai jalur perdagangan rempah.


🌿 Perdagangan Rempah dan Peran Strategis

Rempah-rempah, khususnya cengkeh, menjadi komoditas utama dan sumber kekayaan bagi Ternate dan Tidore. Kedua kesultanan ini mengontrol sebagian besar perdagangan rempah yang sangat diminati oleh bangsa Eropa, Arab, dan Asia.

Keberadaan mereka yang dekat dengan pusat produksi rempah menjadikan Ternate dan Tidore sangat strategis dalam jalur perdagangan internasional.


🛡️ Rivalitas dan Politik Kekuasaan

Meskipun keduanya adalah kerajaan Islam dan bertetangga, Ternate dan Tidore sering kali bersaing dalam hal:

  1. Pengaruh Wilayah
    • Ternate lebih dominan di utara dan menjalin aliansi dengan Portugis dan kemudian Belanda.
    • Tidore lebih berpengaruh di bagian selatan Maluku dan menjalin kerja sama dengan Spanyol.
  2. Perdagangan Rempah
    • Persaingan dalam menguasai daerah penghasil rempah dan jalur distribusi membuat konflik keduanya berlangsung selama berabad-abad.
  3. Pengaruh Asing
    • Persaingan mereka dimanfaatkan oleh bangsa Eropa, terutama Portugis, Spanyol, dan Belanda yang menggunakan politik devide et impera (adu domba).

🚢 Hubungan dengan Bangsa Asing

Portugis

Pada tahun 1512, Portugis tiba di Maluku dan menjalin kerja sama dengan Ternate. Mereka membangun benteng di Ternate (Fort São João Baptista) dan menjadikannya basis dagang. Namun, hubungan ini memburuk karena Portugis mencampuri urusan politik internal kesultanan.

Spanyol

Sebaliknya, Tidore menerima kehadiran Spanyol yang tiba dari Filipina. Spanyol membantu Tidore dalam persaingannya melawan Ternate dan Portugis. Ini menyebabkan konflik terbuka antara kedua kekuatan asing di Maluku.

Belanda (VOC)

Belanda masuk ke Maluku pada awal abad ke-17. Mereka menggantikan Portugis dan menjalin aliansi kuat dengan Ternate. VOC kemudian mendominasi perdagangan rempah dan berusaha mengontrol penuh produksi serta distribusi, bahkan dengan cara memusnahkan pohon rempah di daerah yang tidak dikuasai VOC.

Baca juga: Tahun Berapa Nasakom Berlaku di Indonesia?


👑 Sultan-Sultan Terkenal

Sultan Baabullah (Ternate)

Sultan ini dikenal sebagai penguasa besar yang berhasil mengusir Portugis dari Ternate pada tahun 1575. Masa pemerintahannya adalah masa keemasan Ternate, di mana wilayah kekuasaannya meliputi sebagian besar Indonesia timur dan bagian Filipina selatan.

Sultan Nuku (Tidore)

Sultan Nuku adalah pahlawan nasional Indonesia. Ia memimpin perlawanan terhadap VOC dan Belanda pada akhir abad ke-18. Ia dikenal sebagai sultan yang berani, diplomatis, dan berhasil menyatukan kekuatan lokal untuk melawan kolonialisme.


📿 Islamisasi dan Budaya

Masuknya Islam ke Ternate dan Tidore berasal dari pengaruh para pedagang Arab dan Gujarat. Kedua kesultanan ini memainkan peran penting dalam penyebaran Islam di wilayah timur Indonesia.

Dalam budaya dan pemerintahan, mereka menggabungkan unsur lokal dan Islam:

  • Gelar kolano (raja) kemudian diubah menjadi sultan.
  • Hukum adat dipadukan dengan syariat Islam.
  • Lembaga keagamaan seperti imam dan qadi menjadi bagian dari sistem pemerintahan.

🧭 Akhir Kejayaan dan Warisan Sejarah

Pada abad ke-19, kekuasaan Ternate dan Tidore mulai melemah akibat dominasi VOC dan kemudian pemerintahan kolonial Belanda. Kedua kesultanan dijadikan bagian dari pemerintahan Hindia Belanda.

Namun, warisan mereka masih hidup:

  • Istana kesultanan Ternate dan Tidore masih berdiri hingga kini.
  • Tradisi adat dan upacara kebudayaan masih dilestarikan.
  • Kedua kesultanan masih memiliki struktur simbolik sebagai lembaga adat.

📌 Kesimpulan

Kesultanan Ternate dan Tidore adalah dua kerajaan besar yang memainkan peran penting dalam sejarah Nusantara, khususnya di bidang perdagangan dan penyebaran Islam. Persaingan mereka dalam menguasai rempah-rempah membuat Maluku menjadi pusat perhatian dunia selama berabad-abad.

Rivalitas ini juga menunjukkan bagaimana kekuatan lokal bisa berperan aktif dalam geopolitik regional dan global, meskipun akhirnya harus tunduk pada kolonialisme. Hingga kini, kisah Ternate dan Tidore tetap menjadi bagian penting dari identitas sejarah Indonesia.


❓ FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)

1. Apa yang membuat Ternate dan Tidore bersaing satu sama lain?
Karena keduanya ingin menguasai perdagangan rempah-rempah yang sangat menguntungkan dan memiliki wilayah pengaruh yang luas.

2. Siapa Sultan terkenal dari Ternate dan Tidore?
Dari Ternate: Sultan Baabullah. Dari Tidore: Sultan Nuku.

3. Apa peran bangsa Eropa dalam rivalitas Ternate-Tidore?
Bangsa Eropa seperti Portugis, Spanyol, dan Belanda memanfaatkan persaingan ini untuk memperkuat pengaruh dan kontrol mereka atas perdagangan rempah-rempah.

4. Apakah Kesultanan Ternate dan Tidore masih ada saat ini?
Secara politik tidak berkuasa, namun lembaga kesultanan masih ada sebagai simbol budaya dan adat masyarakat setempat.

5. Bagaimana pengaruh Islam di kedua kesultanan?
Islam menjadi agama resmi dan memengaruhi sistem pemerintahan, hukum, serta budaya di kedua kesultanan sejak abad ke-15.


🔗 Referensi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.