Home » Ekonomi » Keseimbangan Pasar dan Mekanisme Terbentuknya Harga Pasar
Keseimbangan Pasar dan Mekanisme Terbentuknya Harga Pasar

Keseimbangan Pasar dan Mekanisme Terbentuknya Harga Pasar

Keseimbangan Pasar dan Mekanisme Terbentuknya Harga Pasar. Sejauh ini, kalian telah belajar mengenai permintaan konsumen dan penawaran produsen. Keduanya berdiri sendiri. Padahal, pasar tidak mungkin terjadi tanpa interaksi antara permintaan dan penawaran. Melalui interaksi itu, penjual dan pembeli melakukan tawar-menawar untuk mencapai harga kesepakatan (harga pasar).

Mekanisme terbentuknya harga pasar

Untuk memahami bagaimana permintaan dan penawaran bersama-sama menentukan harga pasar, kita gunakan lagi sekedul permintaan dan penawaran kaus di atas.

Penawaran harga kaos

Dari sekedul permintaan dan penawaran dapat kalian lihat bahwa perubahan harga akan menyebabkan perubahan jumlah yang diminta dan jumlah yang ditawarkan. 

Contoh: Bila harga kaus per buah naik dari Rp25.000,00 menjadi Rp50.000,00 maka jumlah kaus yang diminta turun dari 200 kaus menjadi 150 kaus dan jumlah kaus yang ditawarkan naik dari 100 kaus menjadi 150 kaus. Sementara itu, bila harga kaus turun dari Rp75.000,00 menjadi Rp50.000,00 maka jumlah kaus yang diminta naik dari 100 kaus menjadi 150 kaus dan jumlah kaus yang ditawarkan turun dari 200 kaus menjadi 150 kaus.

Harga pasar merupakan harga kesepakatan yang diterima, baik oleh konsumen maupun produsen. Sebelumnya, keduanya melakukan tawarmenawar. Apabila harga terlalu rendah maka jumlah yang diminta akan lebih banyak dibandingkan jumlah yang ditawarkan. Akibatnya, produsen cenderung akan menaikkan harga.

Sebaliknya apabila harga terlalu tinggi, jumlah yang akan ditawarkan lebih banyak dibandingkan jumlah yang akan diminta. Akibatnya, produsen cenderung bersedia menurunkan harga. Proses tawar-menawar terus terjadi sampai didapatkan tingkat harga di mana jumlah yang diminta konsumen sama persis dengan jumlah yang ditawarkan produsen. Tingkat harga ini disebut dengan harga pasar/harga keseimbangan (equilibrium price/PE ). 

Keseimbangan pasar kaus secara grafis dapat kalian lihat pada gambar berikut ini.

Harga keseimbangan pasar

Secara grafis keseimbangan pasar tercapai pada perpotongan kurva permintaan dan penawaran (titik E). Pada titik tersebut harga keseimbangan (PE ) setinggi Rp50.000,00 per buah. Pada harga ini, jumlah kaus yang diminta persis sama dengan jumlah yang ditawarkan, yaitu 150 kaus. Jumlah ini disebut jumlah keseimbangan (PE ).

Harga Keseimbangan

Apa yang terjadi bila harga yang ditentukan konsumen atau produsen tidak sama dengan harga keseimbangan? Perhatikan kembali gambar di atas! Misalnya, produsen menginginkan harga di atas harga keseimbangan, yaitu Rp75.000,00 per buah.

Pada tingkat harga ini jumlah kaus yang ingin diminta (100) lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah kaus yang ingin ditawarkan (200). Selisih antara keduanya sebesar 100 disebut dengan kelebihan permintaan (surplus).

Sementara itu, apabila konsumen menginginkan harga di bawah harga keseimbangan, misalnya Rp25.000,00 per buah, jumlah kaus yang diminta (200) lebih banyak dibandingkan dengan jumlah kaus yang ditawarkan (100). Selisih antara keduanya (100) disebut dengan kelebihan penawaran (shortage). Apabila di pasar terjadi surplus atau shortage, mekanisme pasar akan membawa pasar kembali seimbang, yaitu jumlah yang diminta sama dengan jumlah yang ditawarkan.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa harga barang-barang di pasar ditentukan oleh kekuatan tarik-menarik antara permintaan dan penawaran. Bila kekuatan permintaan lebih kecil dibandingkan kekuatan penawaran maka harga di pasar cenderung murah.

Sebaliknya, bila kekuatan permintaan lebih besar dibandingkan kekuatan penawaran maka harga di pasar cenderung mahal. Nah, sekarang dapatkah kalian menjelaskan mengapa harga air murah, sedangkan harga perhiasan intan berlian mahal? Kalau masih membingungkan, perhatikan penjelasan berikut!

Kurva barang pokok yang dibutuhkan konsumen

Perhatikan gambar di atas! Air merupakan barang pokok bagi manusia. Karena dibutuhkan, permintaan air sangat besar. Namun, karena penawaran air juga sangat besar, bahkan jauh lebih besar dibandingkan permintaannya, titik potong kurva permintaan dan penawaran (titik keseimbangan) terjadi pada tingkat harga yang rendah.

Keseimbangan Pasar dan Mekanisme Terbentuknya Harga Pasar. Hal sebaliknya terjadi untuk perhiasan intan berlian. Karena bukan barang pokok, permintaan perhiasan intan berlian memang kecil. Namun, karena penawarannya juga sangat kecil, bahkan lebih kecil dibandingkan permintaannya, titik potong kurva permintaan dan penawaran (titik keseimbangan) terjadi pada tingkat harga yang tinggi.

Perubahan Keseimbangan Pasar

Kalian tentu pernah mendengar keluhan karena harga telur ayam atau harga beras naik. Bagaimana ilmu ekonomi mampu menjelaskan terjadinya hal ini? Baiklah, masih ingatkah kalian bahwa permintaan dan penawaran dibentuk dengan asumsi ceteris paribus?

Keseimbangan Pasar dan Mekanisme Terbentuknya Harga Pasar. Asumsi ini menganggap bahwa faktor yang memengaruhi jumlah yang diminta dan ditawarkan produsen adalah harga, sementara faktor lain tidak berubah. Apabila selanjutnya faktor yang semula dianggap tetap itu berubah, akibatnya terjadi perubahan permintaan atau penawaran. Perubahan permintaan atau penawaran atau keduanya akan mengubah harga keseimbangan. 

Contoh: Menjelang Idul Fitri banyak orang yang ingin membuat kue sehingga permintaan telur ayam naik. Keseimbangan pasar yang baru dapat dianalisis sebagai berikut:

Kurva Pertelur ayam naik.

Sebelumnya, pasar telur ayam telah mencapai keseimbangan pada titik E1 dengan harga keseimbangan Rp8.000,00 per kilogram. Pada tingkat harga ini jumlah keseimbangan tercapai sebanyak QE1. Menjelang Idul Fitri, karena permintaan telur ayam naik, kurva permintaan bergeser ke kanan. Dengan kekuatan penawaran yang tetap, kenaikan ini akan mengubah titik keseimbangan menjadi di titik E1. Dengan demikian, harga keseimbangan naik menjadi Rp12.000,00 per kilogram dan jumlah keseimbangan naik menjadi QE2.

Rangkuman

Permintaan menggambarkan perilaku konsumen dalam membeli barang atau jasa. Pada umumnya, permintaan konsumen tunduk pada hukum permintaan. Artinya, apabila harga suatu barang naik maka jumlah yang diminta akan turun dan sebaliknya bila harga turun, jumlah yang diminta akan naik.

Baca juga Faktor penentu elastisitas permintaan atas suatu barang ada tiga

Hukum permintaan berlaku dengan asumsi ceteris paribus. Anggapan ini mengandung arti faktor-faktor yang juga memengaruhi jumlah yang diminta konsumen selain harga barang itu sendiri harus dianggap tidak berubah. Perubahan faktor yang semula dianggap ceteris paribus ini akan mengubah permintaan.

Faktor tersebut, antara lain penghasilan konsumen, selera konsumen, harga barang substitusi, harga barang komplementer, jumlah konsumen, perkiraan konsumen, dan intensitas kebutuhan konsumen.

Di sisi lain, perilaku produsen dalam memproduksi/menjual barang dicerminkan oleh penawaran. Pada umumnya, penawaran produsen tunduk pada hukum penawaran. Artinya, apabila harga suatu barang naik maka jumlah yang ditawarkan akan naik dan sebaliknya bila harga turun, jumlah yang ditawarkan akan turun.

Hukum penawaran berlaku dengan asumsi ceteris paribus. Anggapan ini mengandung arti faktor-faktor yang juga memengaruhi jumlah yang ditawarkan produsen selain harga barang itu sendiri harus dianggap tidak berubah. Perubahan faktor yang semula dianggap ceteris paribus ini akan mengubah penawaran. Faktor tersebut, antara lain harga input, teknologi produksi, pajak dan subsidi, jumlah produsen dan perkiraan produsen.

Interaksi antara permintaan konsumen dan produsen menciptakan pasar. Kekuatan tarik-menarik antara keduanya membentuk harga keseimbangan (harga pasar). Pada harga tersebut jumlah barang yang diminta konsumen persis sama dengan jumlah yang ditawarkan produsen.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Scroll to Top