Kerajaan Singasari merupakan salah satu kerajaan Hindu-Buddha yang memiliki peran penting dalam sejarah Nusantara. Berdiri pada abad ke-13, Singasari tidak hanya dikenal sebagai kekuatan politik di Jawa Timur, tetapi juga sebagai cikal bakal dari munculnya Kerajaan Majapahit—kerajaan terbesar dalam sejarah Indonesia. Mari kita telusuri Kerajaan Singasari Cikal Bakal Kemunculan Majapahit!
Singasari mencatatkan sejarah penting melalui figur-figur besar seperti Ken Arok, Anusapati, dan Raja Kertanegara yang terakhir memerintah sebelum kemunculan Majapahit. Dalam artikel Kerajaan Singasari Cikal Bakal Kemunculan Majapahit, kita akan menelusuri sejarah Kerajaan Singasari dari masa awal berdirinya, kejayaannya, hingga peran strategisnya dalam membentuk landasan politik dan budaya bagi Kerajaan Majapahit.
Asal Usul dan Berdirinya Kerajaan Singasari
Kerajaan Singasari (kadang disebut Tumapel) berdiri pada tahun 1222 M. Kerajaan ini didirikan oleh Ken Arok, seorang tokoh legendaris dari kalangan rakyat biasa yang berhasil merebut kekuasaan dan mendirikan dinasti baru.
Ken Arok awalnya adalah bawahan dari Tunggul Ametung, seorang akuwu (setingkat bupati) Tumapel di bawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Setelah membunuh Tunggul Ametung dan menikahi istrinya, Ken Dedes, Ken Arok menantang Kediri yang saat itu diperintah oleh Raja Kertajaya.
Dalam Perang Ganter pada tahun 1222, Ken Arok berhasil mengalahkan Kertajaya dan mendirikan Kerajaan Singasari dengan pusat kekuasaan di Malang, Jawa Timur. Ia menjadi raja pertama dengan gelar Sri Ranggah Rajasa Sang Amurwabhumi.
Pusat Pemerintahan dan Wilayah Kekuasaan
Pusat pemerintahan Singasari terletak di wilayah Tumapel (sekarang Malang). Letak geografis ini sangat strategis, berada di dataran tinggi yang subur dan dilindungi oleh pegunungan, menjadikannya kuat secara militer dan ekonomi.
Wilayah kekuasaan Singasari meluas hingga sebagian besar Jawa Timur dan berkembang secara bertahap ke wilayah sekitarnya melalui diplomasi, pernikahan politik, dan kekuatan militer.
Dinasti Rajasa dan Perebutan Kekuasaan
Setelah Ken Arok wafat (diperkirakan pada tahun 1247 M karena dibunuh oleh Anusapati, anak tiri dari Ken Dedes), kekuasaan di Singasari kerap berpindah tangan melalui konflik internal.
Berikut adalah beberapa penguasa penting Singasari:
- Ken Arok (1222–1247 M) – Pendiri kerajaan.
- Anusapati (1247–1268 M) – Membalas dendam ayah kandungnya, Tunggul Ametung.
- Panji Tohjaya (1268 M) – Memerintah singkat setelah membunuh Anusapati.
- Ranggawuni (1268–1272 M) – Menaiki takhta bersama Mahisa Campaka sebagai penguasa damai.
- Kertanegara (1272–1292 M) – Raja terakhir dan terbesar Singasari.
Masa Keemasan di Bawah Kertanegara
Raja Kertanegara dikenal sebagai raja visioner yang memiliki ambisi besar menyatukan wilayah Nusantara. Ia adalah tokoh penting yang memperluas pengaruh Singasari melalui Ekspedisi Pamalayu ke Sumatra (1275 M), bertujuan melemahkan kekuatan Melayu dan Sriwijaya sekaligus menghadang pengaruh Kekaisaran Mongol dari Tiongkok.
Di bawah pemerintahannya:
- Agama Siwa-Buddha disatukan.
- Hubungan luar negeri dibangun dengan kerajaan-kerajaan di Asia Tenggara.
- Budaya dan seni berkembang pesat, terlihat dari arsitektur candi seperti Candi Jawi dan Candi Singasari.
Namun, kebesaran ini memicu perlawanan dari raja-raja kecil, dan akhirnya berujung pada keruntuhan Singasari.
Baca juga: Dampak Sistem Tanam Paksa (Cultuurstelsel) terhadap Pertanian Indonesia
Keruntuhan Singasari dan Lahirnya Majapahit
Pada tahun 1292, Kertanegara dibunuh dalam pemberontakan yang dipimpin oleh Jayakatwang, raja dari Kediri yang ingin membalas dendam atas kekalahan leluhurnya.
Kekalahan ini menandai berakhirnya Kerajaan Singasari, namun bukan akhir dari kekuasaan dinasti Rajasa. Menantu Kertanegara, Raden Wijaya, berhasil melarikan diri dan membangun kembali kekuatan. Dengan bantuan pasukan Mongol dari Dinasti Yuan yang berniat menghukum Singasari, Raden Wijaya membalikkan keadaan dan mendirikan Kerajaan Majapahit pada tahun 1293.
Dengan demikian, Singasari menjadi fondasi penting bagi berdirinya Majapahit—baik dari sisi politik, budaya, maupun struktur pemerintahan.
Peninggalan Sejarah dan Budaya
Sisa-sisa kejayaan Singasari dapat ditemukan dalam bentuk arkeologis dan budaya, antara lain:
1. Candi Singasari
Terletak di Kabupaten Malang, candi ini merupakan peninggalan untuk menghormati Raja Kertanegara. Candi ini bercorak Hindu-Buddha, mencerminkan sinergi dua ajaran besar pada masa itu.
2. Candi Jawi
Candi ini terletak di Prigen, Pasuruan. Dibangun sebagai tempat pendharmaan Kertanegara dan memiliki arsitektur unik dengan struktur tinggi menjulang.
3. Arca Dwarapala
Penjaga gerbang berbentuk raksasa besar yang tersebar di situs-situs Singasari. Arca ini menjadi simbol kekuatan dan kewibawaan kerajaan.
Peran Strategis Singasari dalam Sejarah Nusantara
Kerajaan Singasari memiliki peran strategis dalam transisi antara masa klasik Hindu-Buddha menuju masa keemasan Nusantara di bawah Majapahit. Beberapa pengaruh penting Singasari antara lain:
- Pembentukan Dinasti Rajasa yang terus berkuasa hingga era Majapahit.
- Model pemerintahan dan struktur kekuasaan yang kemudian diadopsi oleh Majapahit.
- Penyebaran pengaruh politik dan budaya ke luar Jawa sebagai langkah awal penyatuan Nusantara.
- Warisan arsitektur dan seni yang menunjukkan kemajuan peradaban.
FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)
1. Siapa pendiri Kerajaan Singasari?
Pendiri Kerajaan Singasari adalah Ken Arok, yang sebelumnya menjabat sebagai penguasa Tumapel dan mengalahkan Kerajaan Kediri.
2. Di mana letak pusat Kerajaan Singasari?
Pusat Kerajaan Singasari terletak di Tumapel, wilayah yang sekarang dikenal sebagai Kabupaten Malang, Jawa Timur.
3. Siapa raja terbesar dalam sejarah Singasari?
Raja Kertanegara adalah raja terbesar dan terakhir Singasari. Ia dikenal karena ekspansi politiknya dan upaya menyatukan Nusantara.
4. Apa hubungan antara Singasari dan Majapahit?
Majapahit didirikan oleh Raden Wijaya, menantu Kertanegara. Jadi, Majapahit merupakan kelanjutan politik dan budaya dari Singasari.
5. Apa peninggalan sejarah dari Kerajaan Singasari?
Beberapa peninggalannya meliputi Candi Singasari, Candi Jawi, dan arca Dwarapala, yang menunjukkan kemajuan arsitektur dan seni.
Referensi
- Muljana, Slamet. Menuju Puncak Kemegahan: Sejarah Kerajaan Majapahit. LKiS.
- Munandar, Agus Aris. Sri Kertanegara: Raja Terakhir Singhasari. Kompas.
- Soekmono, R. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 2. Kanisius.
- Situs Resmi Cagar Budaya Indonesia: https://cagarbudaya.kemdikbud.go.id
- Dinas Pariwisata Kabupaten Malang: https://disparbud.malangkab.go.id
- Digitalisasi naskah kuno dan prasasti: https://perpusnas.go.id