Home » Sejarah » Kerajaan Pajajaran dalam Naskah dan Sumber Sejarah Kuno
Posted in

Kerajaan Pajajaran dalam Naskah dan Sumber Sejarah Kuno

Kerajaan Pajajaran dalam Naskah dan Sumber Sejarah Kuno (ft.istimewa)
Kerajaan Pajajaran dalam Naskah dan Sumber Sejarah Kuno (ft.istimewa)

Kerajaan Pajajaran, salah satu kerajaan Hindu berpengaruh di wilayah barat Pulau Jawa, meninggalkan jejak sejarah yang cukup signifikan dalam berbagai naskah kuno dan sumber sejarah tradisional. Meskipun keberadaannya telah berakhir sejak akhir abad ke-16, informasi tentang kerajaan ini tetap lestari melalui catatan tertulis, prasasti, serta cerita-cerita rakyat. Artikel ini akan membahas bagaimana Kerajaan Pajajaran terekam dalam naskah-naskah kuno dan sumber sejarah lainnya yang dapat menjadi rujukan penting dalam memahami identitas budaya Sunda masa lalu.


A. Mengenal Kerajaan Pajajaran

Kerajaan Pajajaran adalah kelanjutan dari Kerajaan Sunda dan Galuh, yang kemudian bersatu dan berpusat di Pakuan (kini Bogor). Masa kejayaannya terjadi di bawah pemerintahan Sri Baduga Maharaja atau Prabu Siliwangi pada abad ke-15 hingga awal abad ke-16. Pajajaran dikenal sebagai kerajaan yang berlandaskan agama Hindu dan memiliki budaya Sunda yang kuat.

Wilayah kekuasaannya mencakup sebagian besar tanah Sunda (Jawa Barat sekarang) dengan sistem pemerintahan terpusat dan peradaban yang cukup maju. Namun, kerajaan ini akhirnya runtuh pada tahun 1579 akibat penyerangan oleh Kesultanan Banten.


B. Naskah Kuno sebagai Sumber Sejarah

Informasi tentang Kerajaan Pajajaran banyak berasal dari naskah-naskah tradisional Sunda yang ditulis pada masa sebelum dan sesudah keruntuhan kerajaan. Berikut adalah beberapa naskah kuno penting yang menjadi rujukan utama:

1. Carita Parahyangan

Carita Parahyangan adalah naskah berbahasa Sunda Kuno yang ditulis pada abad ke-16. Naskah ini menceritakan silsilah raja-raja Sunda, mulai dari masa Galuh hingga Pajajaran. Meskipun mengandung unsur legenda, naskah ini menjadi sumber penting untuk memahami struktur kekuasaan dan kejadian sejarah yang melingkupi kerajaan tersebut.

Naskah ini menyebut beberapa tokoh penting seperti Sri Jayabhupati, Prabu Siliwangi, dan tokoh-tokoh spiritual yang berkaitan erat dengan dunia keagamaan Hindu.

2. Sanghyang Siksakanda ng Karesian

Naskah ini memuat ajaran moral dan etika hidup yang diajarkan kepada masyarakat kerajaan. Ditulis pada 1518 M di masa kejayaan Pajajaran, Sanghyang Siksakanda memberikan gambaran tentang nilai-nilai budaya dan kehidupan spiritual masyarakat Sunda kala itu. Naskah ini menunjukkan betapa pentingnya peran ajaran Hindu dalam kehidupan sosial dan pemerintahan.

3. Prasasti Batu Tulis

Prasasti Batu Tulis yang terletak di Bogor adalah salah satu bukti arkeologis langsung dari masa Kerajaan Pajajaran. Prasasti ini dibuat oleh Prabu Surawisesa untuk mengenang ayahnya, Prabu Siliwangi. Tulisannya menggunakan aksara Sunda Kuno dan mencatat peristiwa penting seperti pembangunan ibu kota serta upaya pertahanan kerajaan dari serangan luar.

4. Babad dan Cerita Lisan

Selain naskah tertulis, informasi tentang Kerajaan Pajajaran juga diwariskan dalam bentuk babad (sejarah lisan) dan legenda, seperti cerita Prabu Siliwangi yang berubah menjadi harimau putih dan legenda Mundinglaya Dikusumah. Meskipun bersifat mitologis, kisah-kisah ini memberikan gambaran tentang nilai-nilai heroik dan sistem kepercayaan masyarakat Sunda masa lalu.


C. Informasi Sejarah dari Sumber Eksternal

Selain naskah lokal, informasi tentang Kerajaan Pajajaran juga dapat ditemukan dari sumber asing, terutama catatan para pedagang dan penjelajah Eropa dan Asia.

1. Catatan Tome Pires

Tome Pires, seorang penjelajah Portugis yang menulis Suma Oriental pada awal abad ke-16, menyebut Kerajaan Sunda sebagai kerajaan yang besar dan kaya. Ia menyebut bahwa kerajaan ini memiliki pelabuhan penting seperti Sunda Kalapa dan menjalin hubungan dagang dengan Portugis sebelum akhirnya jatuh ke tangan Kesultanan Banten.

Catatan Tome Pires sangat berharga karena memberikan perspektif luar terhadap kondisi politik dan ekonomi Pajajaran saat itu.

2. Catatan Dinasti Ming

Catatan dari Dinasti Ming di Tiongkok juga menyebutkan adanya hubungan diplomatik antara Tiongkok dan kerajaan di Jawa Barat, yang diyakini adalah Pajajaran. Hubungan ini menegaskan bahwa kerajaan ini memiliki peran penting dalam jaringan perdagangan maritim Asia Tenggara.

Baca juga: Budaya dan Gaya Hidup yang Dipengaruhi oleh Belanda di Indonesia


D. Nilai Sejarah dari Naskah dan Prasasti

Naskah dan sumber sejarah kuno memiliki nilai yang sangat penting dalam menggambarkan:

  • Struktur politik: informasi mengenai silsilah raja, pusat pemerintahan, dan wilayah kekuasaan.
  • Sistem kepercayaan: ajaran Hindu, konsep dharma, serta praktik keagamaan di masyarakat Sunda.
  • Kebudayaan Sunda: bahasa, seni, hukum adat, dan nilai-nilai sosial yang berkembang di masa itu.
  • Hubungan eksternal: catatan perdagangan dan hubungan diplomatik dengan kerajaan lain dan bangsa asing.

E. Tantangan dalam Mengkaji Sumber Kuno

Meskipun kaya akan informasi, kajian terhadap naskah dan prasasti kuno memiliki tantangan tersendiri:

  • Bahasa dan aksara kuno: banyak naskah ditulis dalam bahasa Sunda Kuno dengan aksara yang sulit dibaca oleh masyarakat awam.
  • Unsur mitologi: sering kali naskah mengandung legenda atau cerita gaib yang sulit dipisahkan dari fakta sejarah.
  • Kehilangan dan kerusakan: beberapa naskah telah rusak atau hilang akibat faktor usia dan penjajahan.

Oleh karena itu, kajian terhadap Kerajaan Pajajaran memerlukan pendekatan multidisipliner antara sejarah, filologi, arkeologi, dan antropologi.


F. Upaya Pelestarian dan Penelitian

Seiring meningkatnya kesadaran akan pentingnya sejarah lokal, berbagai upaya dilakukan untuk melestarikan dan meneliti warisan Pajajaran:

  • Digitalisasi naskah kuno oleh lembaga seperti Perpustakaan Nasional RI dan LIPI.
  • Penelitian akademik oleh para sejarawan dan filolog, khususnya dari Universitas Padjadjaran dan UI.
  • Pengajaran sejarah Sunda di sekolah-sekolah di Jawa Barat.
  • Promosi budaya melalui festival dan pameran yang menampilkan naskah serta simbol-simbol Pajajaran.

Kesimpulan

Kerajaan Pajajaran adalah bagian penting dari sejarah Nusantara, dan jejaknya masih dapat dilacak melalui berbagai naskah dan sumber sejarah kuno. Naskah seperti Carita Parahyangan dan Sanghyang Siksakanda ng Karesian, serta prasasti seperti Batu Tulis, memberikan gambaran mendalam tentang peradaban, budaya, dan kekuasaan kerajaan ini. Sumber eksternal seperti catatan Tome Pires juga memperkaya narasi sejarah Pajajaran.

Pemahaman terhadap naskah-naskah tersebut bukan hanya membuka tabir sejarah, tetapi juga memperkuat identitas dan kebanggaan masyarakat Sunda terhadap warisan budayanya.


FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)

1. Apa naskah tertua yang mencatat keberadaan Kerajaan Pajajaran?
Naskah tertua yang diketahui adalah Sanghyang Siksakanda ng Karesian yang ditulis pada tahun 1518 M.

2. Apakah isi Prasasti Batu Tulis?
Prasasti ini memuat informasi tentang pemerintahan Prabu Surawisesa dan penghormatannya terhadap ayahnya, Prabu Siliwangi.

3. Apakah naskah-naskah kuno Pajajaran masih bisa diakses publik?
Sebagian besar naskah telah didigitalisasi dan tersedia di Perpustakaan Nasional RI dan situs-situs resmi penelitian.

4. Mengapa banyak informasi tentang Pajajaran bersifat mitologis?
Karena banyak naskah ditulis setelah keruntuhan Pajajaran dan sering kali bercampur dengan cerita rakyat dan legenda.

5. Apa pentingnya mempelajari naskah kuno seperti Carita Parahyangan?
Naskah tersebut memberikan informasi penting mengenai silsilah raja, sistem kepercayaan, dan nilai-nilai budaya masyarakat Sunda zaman dulu.


Referensi

  • Ekadjati, Edi S. (1995). Kebudayaan Sunda. Jakarta: Pustaka Jaya.
  • Ayatrohaedi. (1986). Kepribadian Budaya Bangsa (Local Genius). Jakarta: Pustaka Jaya.
  • Ricklefs, M.C. (2008). Sejarah Indonesia Modern 1200–2008. Jakarta: Serambi.
  • Pires, Tome. (1515). Suma Oriental.
  • https://kebudayaan.kemdikbud.go.id
  • https://perpusnas.go.id

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.