Home » Sejarah » Kehidupan Sosial dan Ekonomi Masyarakat di Zaman Mataram Kuno
Posted in

Kehidupan Sosial dan Ekonomi Masyarakat di Zaman Mataram Kuno

Kehidupan Sosial dan Ekonomi Masyarakat di Zaman Mataram Kuno (ft.istimewa)
Kehidupan Sosial dan Ekonomi Masyarakat di Zaman Mataram Kuno (ft.istimewa)
sekolahGHAMA

Kerajaan Mataram Kuno merupakan salah satu kerajaan besar yang tumbuh di Nusantara pada abad ke-8 hingga ke-10 Masehi. Kejayaannya tidak hanya tercermin dari kemegahan candi-candi seperti Borobudur dan Prambanan, tetapi juga dari kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat yang terstruktur dan berkembang pesat. Artikel ini akan mengulas secara mendalam tentang struktur sosial, peran ekonomi, serta hubungan antar lapisan masyarakat pada masa Mataram Kuno, yang menjadi fondasi bagi peradaban Jawa di masa mendatang.


1. Struktur Sosial Masyarakat Mataram Kuno

a. Kasta dan Lapisan Sosial

Sistem sosial masyarakat Mataram Kuno banyak dipengaruhi oleh agama Hindu dan Buddha, terutama dalam hal pengelompokan masyarakat berdasarkan kasta atau varna, seperti:

  • Brahmana: Kelompok pendeta atau rohaniawan yang menguasai ajaran agama dan menjadi penasehat spiritual raja. Mereka memiliki peran penting dalam upacara keagamaan dan legitimasi kekuasaan.
  • Ksatria: Golongan bangsawan dan prajurit yang berperan dalam pemerintahan dan pertahanan kerajaan.
  • Waisya: Kelas menengah yang terdiri dari pedagang, petani, dan pengrajin. Mereka menjadi tulang punggung perekonomian kerajaan.
  • Sudra: Golongan pekerja kasar dan buruh, yang biasanya tidak memiliki hak-hak istimewa dalam masyarakat.

Meskipun sistem kasta tidak seketat seperti di India, pengaruhnya tetap terlihat dalam tatanan sosial dan penghormatan terhadap kelas atas.

b. Kehidupan Rakyat Biasa

Rakyat biasa, terutama petani dan pengrajin, hidup dalam komunitas desa yang disebut wanua. Mereka tunduk pada kepala desa (rakai) dan memiliki kewajiban untuk bekerja di ladang, membayar pajak, dan ikut serta dalam kerja bakti untuk proyek kerajaan seperti pembangunan candi atau sistem irigasi.


2. Kehidupan Ekonomi Masyarakat Mataram Kuno

a. Pertanian sebagai Sumber Ekonomi Utama

Mayoritas penduduk Mataram Kuno bekerja di sektor pertanian. Tanah subur akibat letusan gunung berapi dan sistem irigasi yang baik memungkinkan masyarakat menanam padi, jagung, kelapa, dan berbagai tanaman pangan lainnya. Bukti kegiatan pertanian ini terlihat dalam prasasti-prasasti yang menyebutkan hibah sawah untuk mendukung kegiatan keagamaan atau pemeliharaan candi.

Sistem irigasi tradisional, seperti subak dan embung, sudah digunakan untuk mengelola air. Pertanian kolektif juga memperkuat rasa gotong royong dalam masyarakat.

b. Perdagangan Lokal dan Regional

Selain bertani, masyarakat Mataram Kuno juga aktif dalam perdagangan, baik lokal maupun antardaerah. Barang-barang seperti kain tenun, perhiasan, tembikar, dan logam mulia diperjualbelikan. Pasar menjadi tempat penting bagi pertukaran barang dan interaksi sosial.

Di wilayah pesisir, perdagangan maritim dengan Sriwijaya, India, dan Tiongkok mulai berkembang, meskipun Mataram sendiri lebih berorientasi ke pedalaman. Namun, jalur sungai tetap digunakan untuk distribusi barang antar wilayah dalam kerajaan.

c. Kerajinan Tangan dan Industri Rumah Tangga

Kerajinan seperti tembikar, tenun, ukiran batu, dan pembuatan peralatan logam berkembang dengan baik. Hal ini terbukti dari berbagai artefak yang ditemukan di sekitar situs candi. Banyak pengrajin bekerja atas perintah kerajaan atau kuil untuk menciptakan hiasan candi, arca, dan alat keagamaan.

d. Pajak dan Upeti

Sumber pendapatan kerajaan berasal dari pajak tanah, hasil pertanian, dan upeti dari daerah bawahan. Dalam prasasti-prasasti, disebutkan bahwa sawah atau desa tertentu diserahkan kepada pendeta, candi, atau pejabat sebagai bentuk balas jasa. Ini menunjukkan sistem administrasi dan pengumpulan pajak sudah terorganisir.


3. Hubungan Sosial dan Sistem Gotong Royong

a. Kehidupan Kolektif di Desa

Komunitas di Mataram Kuno sangat menekankan kebersamaan dan gotong royong. Setiap proyek besar seperti pembangunan candi dan penggalian saluran irigasi dilakukan secara kolektif oleh masyarakat desa. Hal ini memperkuat ikatan sosial dan mempercepat pembangunan infrastruktur.

b. Keterlibatan Perempuan

Perempuan di zaman Mataram Kuno memiliki peran yang tidak kecil. Mereka turut terlibat dalam pengelolaan rumah tangga, bertani, bahkan memiliki hak waris atas tanah sebagaimana tercantum dalam beberapa prasasti. Dalam lingkungan bangsawan, perempuan juga berperan sebagai permaisuri dan tokoh penting, seperti Pramodhawardhani dari Dinasti Syailendra.


4. Peran Raja dalam Kehidupan Sosial Ekonomi

Raja dalam Kerajaan Mataram Kuno tidak hanya sebagai pemimpin politik dan militer, tetapi juga sebagai pemelihara kesejahteraan rakyat. Beberapa peran penting raja adalah:

  • Memberikan tanah (simā) kepada candi atau pendeta sebagai bentuk dukungan ekonomi.
  • Membangun infrastruktur pertanian seperti bendungan dan saluran air.
  • Mengatur pajak dan sistem distribusi hasil bumi.
  • Mengeluarkan prasasti untuk menetapkan hukum dan pembebasan pajak bagi desa tertentu.

Baca juga: Perlawanan terhadap Pemerintah Hindia Belanda


5. Bukti Arkeologis Kehidupan Sosial dan Ekonomi

Berbagai prasasti dan peninggalan arkeologis menjadi bukti kuat tentang kehidupan sosial ekonomi masyarakat Mataram Kuno, antara lain:

  • Prasasti Kalasan (778 M): Menyebutkan pembangunan candi dan pemberian tanah untuk pemeliharaannya.
  • Prasasti Canggal (732 M): Menceritakan pembangunan candi Hindu dan peran Sanjaya sebagai raja.
  • Prasasti Mantyasih (907 M): Memuat daftar raja-raja dan peran mereka dalam pembangunan masyarakat.
  • Relief di Candi Borobudur dan Prambanan: Menggambarkan kehidupan sehari-hari masyarakat, termasuk kegiatan bertani, berdagang, dan upacara keagamaan.

Kesimpulan

Kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat Mataram Kuno menunjukkan tingkat peradaban yang tinggi. Masyarakat terbagi dalam lapisan sosial yang jelas, tetapi tetap mengedepankan gotong royong dalam kehidupan sehari-hari. Perekonomian ditopang oleh pertanian yang maju, kerajinan yang berkembang, serta perdagangan yang mulai meluas. Raja sebagai pemimpin pusat memainkan peran penting dalam mengatur, menjaga keseimbangan sosial, dan memastikan kesejahteraan rakyat.

Jejak sejarah ini menunjukkan bahwa peradaban Nusantara sudah memiliki sistem sosial ekonomi yang kompleks jauh sebelum kedatangan bangsa asing.


FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)

1. Apa pekerjaan utama masyarakat Mataram Kuno?

Sebagian besar masyarakat Mataram Kuno bekerja sebagai petani. Mereka mengelola sawah dan ladang di wilayah dataran subur Jawa.

2. Bagaimana sistem sosial di Mataram Kuno dibentuk?

Sistem sosial Mataram Kuno dipengaruhi oleh ajaran Hindu-Buddha dan terbagi dalam kasta seperti Brahmana, Ksatria, Waisya, dan Sudra.

3. Apakah perempuan memiliki peran dalam ekonomi?

Ya, perempuan ikut bertani, mengelola rumah tangga, bahkan dalam beberapa prasasti disebutkan memiliki hak atas tanah warisan.

4. Apakah rakyat membayar pajak?

Ya, rakyat membayar pajak berupa hasil pertanian atau kerja wajib, dan beberapa wilayah diberi pembebasan pajak oleh raja melalui prasasti.

5. Apa bukti adanya kehidupan sosial dan ekonomi yang kompleks di Mataram Kuno?

Bukti utamanya adalah prasasti-prasasti seperti Kalasan, Canggal, Mantyasih, serta relief candi yang menggambarkan aktivitas sosial-ekonomi masyarakat.


Referensi

  1. Soekmono, R. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia II. Yogyakarta: Kanisius, 1988.
  2. Poesponegoro, Marwati Djoened & Nugroho Notosusanto. Sejarah Nasional Indonesia Jilid II. Balai Pustaka, 1990.
  3. Coedès, George. The Indianized States of Southeast Asia. University of Hawaii Press, 1968.
  4. Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud: https://kebudayaan.kemdikbud.go.id
  5. Pusat Arkeologi Nasional: https://arkeologi.kemdikbud.go.id

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.