Sejak menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia pada tahun 2014, Joko Widodo (Jokowi) menaruh perhatian besar pada pembangunan ekonomi nasional. Berangkat dari latar belakangnya sebagai pengusaha dan kepala daerah, Jokowi memahami pentingnya membangun fondasi ekonomi yang kuat, stabil, dan berkelanjutan. Kebijakan Ekonomi Jokowi, visi ekonominya dirangkum dalam tiga pilar utama: pembangunan infrastruktur, penciptaan iklim investasi yang kondusif, dan penguatan ketahanan pangan.
Ketiga kebijakan tersebut saling terkait dan bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang merata, mengurangi ketimpangan antardaerah, serta meningkatkan daya saing Indonesia di tingkat global.
1. Pembangunan Infrastruktur: Membangun dari Pinggiran
Visi Infrastruktur Jokowi
Sejak awal masa kepemimpinannya, Jokowi menyadari bahwa infrastruktur yang buruk menjadi penghambat utama pertumbuhan ekonomi dan distribusi kesejahteraan. Ia kemudian meluncurkan program pembangunan infrastruktur besar-besaran yang mencakup jalan tol, pelabuhan, bandara, bendungan, serta infrastruktur energi dan teknologi informasi.
Proyek Strategis Nasional
Melalui skema Proyek Strategis Nasional (PSN), pemerintah telah menyelesaikan dan sedang mengerjakan ratusan proyek penting di berbagai sektor. Beberapa pencapaian utama meliputi:
- Jalan Tol Trans Jawa dan Trans Sumatera: membuka akses ekonomi dari kota besar ke daerah.
- Pelabuhan Patimban dan Pelabuhan Kuala Tanjung: memperkuat logistik dan ekspor.
- Bandara Kertajati dan Bandara Internasional Yogyakarta (YIA): mendukung konektivitas dan pariwisata.
- Pembangunan bendungan dan irigasi: mendukung ketahanan air dan pertanian.
Efek Ekonomi Infrastruktur
Investasi besar pada infrastruktur tidak hanya membuka lapangan kerja, tetapi juga menurunkan biaya logistik, mempercepat distribusi barang dan jasa, serta memperkuat integrasi ekonomi antardaerah. Jokowi juga mendorong pembangunan infrastruktur digital seperti internet desa dan jaringan serat optik Palapa Ring untuk mendukung ekonomi digital dan inklusi keuangan.
2. Mendorong Investasi: Menyederhanakan Birokrasi dan Regulasi
Iklim Investasi sebagai Prioritas
Untuk membangun ekonomi yang kuat, Jokowi menyadari pentingnya menarik investasi dalam dan luar negeri. Ia menilai bahwa investasi adalah kunci penciptaan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi.
Reformasi Perizinan dan Regulasi
Sejumlah langkah konkret telah dilakukan pemerintah:
- Online Single Submission (OSS): sistem perizinan berbasis daring untuk mempercepat proses izin usaha.
- Undang-Undang Cipta Kerja (UU Ciptaker): menyederhanakan ratusan regulasi yang dianggap menghambat dunia usaha.
- Layanan perizinan terpadu di BKPM: mempercepat dan mempermudah investor dalam memulai usaha.
Pemerintah juga aktif melakukan promosi investasi melalui forum seperti Indonesia Investment Forum, G20, World Economic Forum, dan hubungan bilateral dengan negara-negara mitra strategis.
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
Jokowi mendorong pengembangan KEK sebagai pusat pertumbuhan baru, baik di sektor industri, pariwisata, maupun teknologi. Contohnya KEK Mandalika, KEK Sei Mangkei, dan KEK Batang. KEK ini menawarkan insentif pajak, kemudahan perizinan, dan infrastruktur yang telah disiapkan untuk investor.
3. Ketahanan Pangan: Menuju Swasembada dan Kedaulatan
Tantangan Ketahanan Pangan Indonesia
Indonesia selama bertahun-tahun bergantung pada impor pangan seperti beras, bawang putih, gula, dan daging. Ini menjadi tantangan serius dalam mencapai kedaulatan pangan dan kestabilan harga.
Presiden Jokowi memprioritaskan ketahanan dan kemandirian pangan sebagai bagian penting dari ketahanan nasional, terutama saat menghadapi pandemi COVID-19 dan krisis global akibat perang Rusia-Ukraina yang memengaruhi rantai pasok dunia.
Strategi Peningkatan Produksi
Untuk mewujudkan ketahanan pangan, pemerintah menjalankan beberapa strategi:
- Membangun food estate di Kalimantan Tengah, Sumatera Utara, dan Papua.
- Modernisasi alat dan mesin pertanian untuk meningkatkan produktivitas.
- Bendungan dan irigasi untuk menjamin ketersediaan air pertanian.
- Subsidi dan bantuan benih/pupuk bagi petani.
Pemerintah juga memperkuat peran BUMN pangan dan membentuk Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk mengoordinasikan kebijakan pangan lintas sektor.
Diversifikasi Pangan
Selain beras, Jokowi mendorong diversifikasi pangan lokal seperti singkong, sorgum, jagung, dan sagu. Hal ini penting untuk mengurangi ketergantungan pada satu komoditas dan menjaga ketahanan pangan jangka panjang.
Baca juga: Gus Dur dan Upaya Reformasi di Indonesia: Apa Saja Perubahannya?
Kinerja Ekonomi dan Tantangan
Pertumbuhan Ekonomi
Selama masa kepemimpinan Jokowi (pra-pandemi), pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup stabil di kisaran 5%. Saat pandemi COVID-19 melanda pada 2020, ekonomi Indonesia sempat mengalami kontraksi -2,07%, tetapi berhasil bangkit dengan pertumbuhan mencapai 5,31% pada tahun 2022 dan tetap tumbuh positif hingga 2024.
Tantangan Global dan Domestik
Beberapa tantangan yang dihadapi kebijakan ekonomi Jokowi antara lain:
- Krisis global dan perang dagang yang memengaruhi ekspor.
- Ketergantungan pada komoditas primer.
- Ketimpangan pendapatan dan daerah.
- Tantangan iklim dan lingkungan.
Namun, dengan infrastruktur yang terus membaik, reformasi regulasi, dan semangat mendorong produksi dalam negeri, ekonomi Indonesia dinilai lebih resilien dan siap menghadapi perubahan global.
Warisan Ekonomi Jokowi
Jokowi akan dikenang sebagai presiden yang membangun fondasi ekonomi Indonesia dari sisi fisik (infrastruktur), sistem (regulasi), dan sumber daya (pangan). Warisan ini diharapkan dapat dilanjutkan oleh pemerintahan berikutnya dengan inovasi dan keberlanjutan.
Kebijakan ekonominya mencerminkan prinsip “kerja, kerja, kerja”—tidak hanya berbicara, tetapi benar-benar mengeksekusi pembangunan yang nyata.
FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)
1. Apa saja fokus utama kebijakan ekonomi Jokowi?
Fokus utama kebijakan ekonomi Jokowi adalah pembangunan infrastruktur, peningkatan investasi, dan ketahanan pangan.
2. Apa manfaat pembangunan infrastruktur bagi ekonomi?
Infrastruktur mempercepat distribusi barang dan jasa, menurunkan biaya logistik, membuka lapangan kerja, dan meningkatkan konektivitas antardaerah.
3. Bagaimana Jokowi mendorong investasi di Indonesia?
Dengan menyederhanakan perizinan melalui OSS, menerbitkan UU Cipta Kerja, dan membentuk Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) untuk menarik investor.
4. Apa itu food estate dan apa tujuannya?
Food estate adalah kawasan pertanian terpadu berskala besar yang bertujuan meningkatkan produksi pangan dan mewujudkan ketahanan pangan nasional.
5. Apa tantangan utama dalam kebijakan ekonomi Jokowi?
Tantangan utama meliputi krisis global, ketimpangan ekonomi, perubahan iklim, serta birokrasi yang masih harus diperbaiki.
6. Apakah kebijakan ekonomi Jokowi berhasil?
Secara umum, kebijakan Jokowi berhasil meningkatkan infrastruktur dan menarik investasi, meski masih perlu perbaikan dalam sektor pangan dan distribusi kesejahteraan.
Referensi
- https://www.bappenas.go.id – Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
- https://www.ekon.go.id – Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
- https://www.bkpm.go.id – Badan Koordinasi Penanaman Modal (sekarang Kementerian Investasi)
- https://www.kominfo.go.id – Kementerian Komunikasi dan Informatika
- https://www.kompas.com – Laporan ekonomi dan infrastruktur nasional
- https://www.cnnindonesia.com – Berita dan analisis kebijakan pemerintah
- https://tirto.id – Artikel dan opini seputar kebijakan ekonomi Indonesia