Golongan orang-orang tua pada masyarakat pedesaan umumnya memegang peranan penting. Orang akan selalu meminta nasehat kepada mereka apabila ada kesulitan-kesulitan yang dihadapi. Kesukarannya adalah bahwa golongan orang tua itu mempunyai pandangan yang didasarkan pada tradisi yang kuat, sehingga sukar untuk mengadakan perubahan-perubahan yang nyata.
Pengendalian sosial masyarakat terasa sangat kuat, sehingga perkembangan jiwa individu sangat sukar untuk dilaksanakan. Itulah sebabnya mengapa sulit sekali mengubah jala pikiran yang sosial ke ara jalan pikiran yang ekonomis, hal mana juga disebabkan karena kurangnya alat-alat komunikasi.
Salah satu alat komunikasi yang berkembang adalah desas desus, biasanya bersifat negatif. Sebagai akibat sistem komunikasi yang sederhana tadi, hubungan antara seseorang dengan orang lain, dapat diatur dengan seksama. Rasa persatuan erat sekali, yang kemudian menimbulkan saling mengenal dan saling menolong yang akrab.
Apabila ditinjau dari sudut pemerintahan, maka hubungan antara penguasa dengan rakyat, berlangsung secara tidak resmi. Segala sesuatu dijalankan atas dasar musyawarah.
Golongan orang-orang tua pada masyarakat pedesaan, disamping itu karena tidak adanya pembagian kerja yang tegas, seorang penguasa sekaligus mempunyai beberapa kedudukan dan peranan yang sama sekali tak dapat dipisah-pisahkan atau paling tidak sukar untuk dibeda-bedakan.
Kedudukan atau peranan dalam masyarakat desa
Apalagi di desa yang terpencil, sukar sekali untuk memisahkan antara kedudukan dengan peranan seorang kepala desa sebagai orang tua yang nasehat-nasehatnya patut dijadikan pegangan, sebagai seorang pemimpin upacara adat dan lain sebagainya. Pendeknya segala sesuatu disentralisasi pada diri kepala desa tersebut.
Masyarakat perkotaan atau urban community adalah masyarakat kota yang tidak tertentu jumlah penduduknya. Tekanan pengertian “kota”, terletak pada sifat dan ciri kehidupan yang berbeda dengan masyarakat modern.
Antara warga masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan, terdapat perbedaan dalam perhatian, khususnya terhadap keperluan utama keidupan, hubungan-hubunganan untuk memperhatikan fungsi pakaian, makanan, sumah, dan sebagainya. Lain dengan orang kota yang mempunyai pandangan berbeda.
Orang kota sudah memandang penggunaan kebutuhan hidup, sehubungan dengan pandangan masyarakat sekitarnya. Kalau menghidangkan makanan misalnya, yang diutamakan adalah bahwa makanan yang dihidangkan tersebut memberikan kesan bahwa yang menghidangkannya mempunyai kedudukan sosial yang tinggi.
Bila ada tamu, diusahakan untuk menghidangkan makan dalam kaleng. Pada orang-orang desa, hal itu tidak diperdulikan; mereka masak makanan sendiri tanpa memperdulikan apakah tamunya suka atau tidak. Pada orang kota, makanan yang dihidangkan harus kelihatan mewah dan tempat menghidangkannya juga harus mewah dan terhormat.
Di sini terlihat perbedaan penilaian; orang desa menilai makanan sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan biologis, sedangkan pada orang kota, sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan sosial.