Gangguan pada sistem ekskresi manusia dan upaya mencegah atau menanggulanginya (ft/istimewa)

GANGGUAN PADA SISTEM EKSKRESI MANUSIA DAN UPAYA MENCEGAH ATAU MENANGGULANGINYA

4. Pengakit Kulit Eksim

Eksim adalah jenis penyakit kulit yang ditandai dengan ruam merah, gatal yang terkadang diikuti dengan bercak-bercak kering dan kulit yang pecah-pecah. Eksim dapat terjadi pada siapa saja, namun lebih umum terjadi pada anak-anak dan orang dewasa muda.

Ada beberapa jenis eksim yang dikenal, diantaranya:

  • Eksim atopik: jenis eksim yang paling umum, yang ditandai dengan ruam kering, gatal, dan bercak-bercak yang terutama muncul di wajah, leher, lengan, dan kaki.
  • Eksim nummular: jenis eksim yang ditandai dengan ruam berbentuk lonjong yang muncul di kulit, seringkali di bagian tubuh yang terkena tekanan.
  • Eksim seboroik: jenis eksim yang ditandai dengan ruam kering, gatal yang muncul di wajah dan di sekitar leher, serta rambut yang kasar dan kasar.

Beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan eksim meliputi:

  • Riwayat keluarga dengan eksim atau alergi
  • Kondisi kulit yang kering dan iritasi
  • Reaksi alergi terhadap deterjen, sabun, atau kosmetik
  • Lingkungan yang kering atau panas
  • Stres emosional
  • Infeksi virus atau bakteri

Beberapa gejala dari eksim meliputi:

  • Ruam merah, gatal, dan kering yang muncul di kulit
  • Bercak-bercak kering yang muncul di kulit
  • Pecah-pecah pada kulit
  • Rasa gatal yang parah

Pengobatan eksim bervariasi tergantung pada jenis dan tingkat keparahan eksim. Beberapa pengobatan yang sering digunakan meliputi:

  • Obat-obatan topikal seperti kortikosteroid, imunomodulator, atau obat antihistamin
  • Pemakaian lotion atau krim yang mengandung pelembab untuk melembabkan kulit
  • Pemakaian bahan yang lembut dan tidak menyebabkan iritasi pada kulit
  • Terapi fototerapi untuk mengurangi inflamasi dan gatal
  • Terapi psikologi untuk mengatasi stres yang dapat memperburuk eksim

Eksim dapat dikontrol dengan pengobatan yang tepat dan perawatan kulit yang baik. Namun, dapat kambuh kembali jika tidak diobati dengan benar.

5. Inkontinensia urin

Inkontinensia urin adalah kondisi di mana seseorang tidak dapat mengontrol buang air kecil atau besar. Ini dapat terjadi pada pria maupun wanita dan dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, termasuk inkontinensia urgensi, inkontinensia stress, dan inkontinensia mikcional.

  • Inkontinensia urgensi adalah ketika seseorang merasa tidak dapat menahan buang air kecil atau besar karena rasa ingin yang tidak dapat ditahan.
  • Inkontinensia stress adalah ketika seseorang kehilangan cairan urin saat batuk, bersin, atau beraktivitas fisik lainnya.
  • Inkontinensia mikcional adalah ketika seseorang kehilangan cairan urin saat ingin buang air kecil atau besar.

Beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan inkontinensia urin meliputi:

  • Usia yang semakin tua
  • Kelahiran anak
  • Obesitas
  • Kondisi medis seperti diabetes atau penyakit jantung
  • Penggunaan obat-obatan tertentu
  • Kekakuan atau kelemahan otot panggul
  • Stres emosional

Gejala dari inkontinensia urin meliputi

  • Kehilangan cairan urin tanpa disadari
  • Rasa tidak dapat menahan buang air kecil atau besar
  • Buang air kecil atau besar yang sering
  • Kehilangan cairan urin saat batuk, bersin, atau beraktivitas fisik lainnya
  • Kehilangan cairan urin saat ingin buang air kecil atau besar
  • Rasa sakit atau nyeri saat buang air kecil atau besar

Baca juga RINGKASAN MATEREI PEMANASAN GLOBAL DAN PERUBAHAN IKLIM

Pengobatan inkontinensia urin bergantung pada jenis dan tingkat keparahan kondisinya. Beberapa pengobatan yang sering digunakan meliputi:

  • Latihan otot panggul (pelvic floor muscle training)
  • Terapi fisik atau olahraga untuk menguatkan otot panggul
  • Pemakaian pembalut atau popok untuk menangkap cairan urin
  • Pemakaian alat bantuan seperti kateter atau pembuangan cairan urin
  • Obat-obatan untuk mengatasi kondisi medis yang mendasar
  • Operasi dalam kasus yang parah

Inkontinensia urin dapat dikontrol dengan pengobatan yang tepat dan perawatan yang baik. Namun, dapat kambuh kembali jika tidak diobati dengan benar. Karena itu, sangat penting untuk berbicara dengan dokter jika Anda mengalami gejala inkontinensia urin.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Scroll to Top