Home » Sejarah » Gajah Mada dan Sumpah Palapa: Tokoh Besar di Balik Raja Majapahit
Posted in

Gajah Mada dan Sumpah Palapa: Tokoh Besar di Balik Raja Majapahit

Gajah Mada dan Sumpah Palapa: Tokoh Besar di Balik Raja Majapahit (ft.istimewa)
Gajah Mada dan Sumpah Palapa: Tokoh Besar di Balik Raja Majapahit (ft.istimewa)
sekolahGHAMA

Ketika membahas kejayaan Kerajaan Majapahit, tidak lengkap rasanya tanpa menyebut nama Gajah Mada. Ia bukan raja, namun perannya sangat besar dalam membentuk sejarah Nusantara. Sebagai seorang Mahapatih (perdana menteri), Gajah Mada dan Sumpah Palapa, dikenang sebagai sosok yang mengobarkan semangat persatuan melalui Sumpah Palapa, janji legendaris yang menjadi fondasi kejayaan Majapahit.

Gajah Mada dan Sumpah Palapa, bukan sekadar pernyataan politik, tetapi merupakan simbol ambisi dan tekad luar biasa dalam menyatukan wilayah Nusantara. Di balik kesuksesan Raja Hayam Wuruk, berdirilah seorang negarawan yang menjadi tokoh sentral dalam ekspansi Majapahit ke seluruh penjuru kepulauan Indonesia.

Awal Kehidupan Gajah Mada

Riwayat awal kehidupan Gajah Mada tidak banyak diketahui secara pasti karena keterbatasan sumber sejarah. Nama “Gajah Mada” sendiri kemungkinan bukan nama asli, tetapi gelar atau julukan. Beberapa teori menyebutkan bahwa ia berasal dari kalangan rakyat biasa dan berhasil naik melalui prestasi militer.

Kisah Gajah Mada mulai menonjol ketika ia berhasil menumpas pemberontakan Ra Kuti pada masa pemerintahan Jayanegara (raja kedua Majapahit). Berkat keberhasilannya ini, Gajah Mada dipercaya dan diangkat ke dalam struktur pemerintahan sebagai patih dan kelak diangkat sebagai Mahapatih (perdana menteri) oleh Ratu Tribhuwanatunggadewi.

Sumpah Palapa: Tekad Menyatukan Nusantara

Sumpah Palapa diucapkan Gajah Mada pada saat pengangkatannya sebagai Mahapatih Amangkubhumi Majapahit sekitar tahun 1336 M. Pernyataan ini tercatat dalam naskah Pararaton, sebuah karya sastra sejarah berbahasa Jawa Kuno.

Isi Sumpah Palapa adalah:

“Lamun huwus kalah nusantara, ingsun amukti palapa…”

Yang berarti:
“Jika seluruh Nusantara belum tunduk, aku (Gajah Mada) tidak akan menikmati palapa (kenikmatan duniawi seperti rempah, makanan enak, dan kesenangan lainnya).”

Gajah Mada dan Sumpah Palapa, sumpah ini menunjukkan tekad Gajah Mada untuk menyatukan seluruh kerajaan dan wilayah di kepulauan Nusantara di bawah kekuasaan Majapahit. Konsep Nusantara pun untuk pertama kalinya diucapkan sebagai entitas politik dan kultural yang terintegrasi.

Strategi dan Ekspansi Wilayah

Sebagai Mahapatih, Gajah Mada memainkan peran penting dalam memperluas wilayah kekuasaan Majapahit. Ia menggunakan diplomasi, aliansi, dan kekuatan militer untuk menaklukkan wilayah-wilayah seperti:

  • Bali
  • Tumasik (Singapura)
  • Kerajaan Melayu dan Sriwijaya di Sumatra
  • Kerajaan di Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku
  • Wilayah Semenanjung Malaya

Dengan strategi cerdas, Gajah Mada tidak selalu menggunakan perang terbuka. Ia juga memanfaatkan sistem upeti dan pengaruh politik. Banyak kerajaan yang akhirnya mengakui kekuasaan Majapahit tanpa peperangan besar.

Puncak kejayaan ini terjadi pada masa pemerintahan Hayam Wuruk (1350–1389 M), raja muda yang didampingi oleh Gajah Mada. Kolaborasi keduanya membuat Majapahit menjadi imperium terbesar dalam sejarah Indonesia.

Perang Bubat: Tragedi Politik yang Membayangi

Meskipun sangat berjasa, Gajah Mada juga tidak luput dari kontroversi. Salah satu peristiwa paling kelam adalah Perang Bubat (1357 M), konflik berdarah antara Majapahit dan Kerajaan Sunda.

Ketika Hayam Wuruk hendak menikahi Putri Dyah Pitaloka dari Kerajaan Sunda, rombongan kerajaan datang ke Majapahit. Namun, Gajah Mada menganggap kehadiran mereka sebagai bentuk penyerahan diri kepada Majapahit. Hal ini memicu konflik besar yang menyebabkan tewasnya seluruh rombongan kerajaan Sunda, termasuk sang putri.

Tragedi ini mencoreng nama Gajah Mada dan menimbulkan luka mendalam dalam hubungan antarkerajaan di Jawa. Setelah Perang Bubat, Gajah Mada mulai menarik diri dari politik dan pemerintahan.

Akhir Kehidupan dan Warisan Gajah Mada

Gajah Mada wafat sekitar tahun 1364 M. Setelah kepergiannya, tidak ada tokoh sekuat atau sehebat dirinya yang bisa menyatukan wilayah Nusantara dengan visi yang sama. Raja Hayam Wuruk bahkan sempat kesulitan memilih pengganti Mahapatih karena merasa tidak ada yang bisa menyamai kebesaran Gajah Mada.

Warisan terbesar Gajah Mada bukan hanya kekuasaan Majapahit yang meluas, tetapi juga semangat persatuan dan kesadaran kebangsaan yang telah ia tanamkan sejak awal. Konsep Nusantara yang ia suarakan dalam Sumpah Palapa menjadi dasar bagi nasionalisme Indonesia modern.

Baca juga: Pengaruh Arsitektur Kolonial Belanda di Kota-Kota Besar Indonesia

Nilai-Nilai Kepemimpinan Gajah Mada

  1. Visi Jangka Panjang
    Gajah Mada memiliki visi besar menyatukan wilayah Nusantara, sesuatu yang belum terpikirkan oleh pemimpin lain pada masanya.
  2. Kesetiaan dan Dedikasi
    Ia menunjukkan loyalitas luar biasa terhadap raja dan negara, bahkan siap menahan diri dari kenikmatan hidup demi misi besar.
  3. Kecerdasan Strategis
    Ia tidak hanya mengandalkan perang, tetapi juga diplomasi, aliansi, dan jaringan politik dalam mencapai tujuannya.
  4. Semangat Persatuan
    Gagasan Nusantara adalah bentuk awal dari semangat kebangsaan yang mengutamakan kesatuan dalam keberagaman.

Gajah Mada dalam Budaya dan Sejarah Indonesia

Nama Gajah Mada terus dikenang dalam berbagai bentuk:

  • Universitas Gadjah Mada (UGM), salah satu universitas tertua dan terbesar di Indonesia, dinamai untuk menghormati kebesaran tokoh ini.
  • Jalan dan institusi pemerintahan menggunakan namanya sebagai simbol integritas dan persatuan.
  • Monumen dan patung Gajah Mada tersebar di berbagai daerah.

Dalam kurikulum pendidikan Indonesia, Gajah Mada diajarkan sebagai tokoh penting dalam membangun identitas bangsa. Ia merupakan simbol tekad, pengabdian, dan kepemimpinan sejati.

Penutup

Gajah Mada adalah sosok luar biasa yang memainkan peran utama dalam membangun kejayaan Kerajaan Majapahit. Dengan Sumpah Palapa-nya, ia memupuk cita-cita besar untuk menyatukan Nusantara. Warisan politik, budaya, dan semangat persatuan yang ia tinggalkan terus menginspirasi hingga kini.

Meski bukan raja, kontribusinya melebihi seorang penguasa biasa. Ia adalah arsitek kebesaran Majapahit, pemimpin visioner, dan tokoh nasional yang patut dijadikan panutan dalam membangun bangsa yang kuat, adil, dan bersatu.


FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)

1. Siapa Gajah Mada?
Gajah Mada adalah Mahapatih (perdana menteri) Kerajaan Majapahit yang berjasa menyatukan Nusantara dan membawa Majapahit ke masa kejayaannya.

2. Apa itu Sumpah Palapa?
Sumpah Palapa adalah janji Gajah Mada untuk tidak menikmati kenikmatan hidup (palapa) sebelum berhasil menyatukan seluruh wilayah Nusantara di bawah kekuasaan Majapahit.

3. Apa peran Gajah Mada dalam pemerintahan Majapahit?
Ia berperan sebagai pemimpin pemerintahan, ahli strategi militer, dan tokoh politik yang memperluas wilayah Majapahit melalui ekspansi dan diplomasi.

4. Apa dampak Perang Bubat terhadap Gajah Mada?
Perang Bubat mencoreng reputasi Gajah Mada dan menyebabkan ia menarik diri dari pemerintahan hingga akhir hayatnya.

5. Mengapa Gajah Mada penting dalam sejarah Indonesia?
Karena ia adalah tokoh yang memperkenalkan konsep Nusantara, menyatukan wilayah Indonesia, dan menanamkan semangat persatuan yang menjadi dasar nasionalisme Indonesia modern.


Referensi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.