Home » Sejarah » Festival dan Perayaan Khas Palembang: Warisan Budaya Melayu
Posted in

Festival dan Perayaan Khas Palembang: Warisan Budaya Melayu

Festival dan Perayaan Khas Palembang: Warisan Budaya Melayu (ft.istimewa)
Festival dan Perayaan Khas Palembang: Warisan Budaya Melayu (ft.istimewa)
sekolahGHAMA

Palembang tidak hanya dikenal sebagai kota tertua di Indonesia dan pusat kejayaan Kerajaan Sriwijaya, tetapi juga sebagai pusat kebudayaan Melayu yang masih hidup hingga kini. Tradisi dan budaya masyarakat Palembang tidak lepas dari pengaruh Melayu, Islam, dan perpaduan dari berbagai etnis seperti Arab, Tionghoa, dan India. Salah satu bentuk kekayaan budaya ini tercermin dalam berbagai festival dan perayaan khas Palembang yang menjadi warisan budaya tak benda.

Berbagai festival diadakan sebagai bentuk pelestarian budaya, perayaan identitas lokal, dan sekaligus daya tarik wisata. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi festival dan perayaan khas Palembang yang sarat makna, nilai tradisi, dan semangat kebersamaan masyarakat.


1. Festival Gending Sriwijaya

Festival Gending Sriwijaya adalah salah satu perayaan budaya terbesar di Palembang yang mengangkat kejayaan masa lalu Kerajaan Sriwijaya. Festival ini biasanya diselenggarakan setiap tahun bertepatan dengan peringatan Hari Jadi Kota Palembang.

Makna dan Atraksi:
  • Tari Gending Sriwijaya yang menjadi ikon acara menggambarkan penyambutan tamu agung oleh para putri kerajaan.
  • Penari mengenakan busana Aesan Gede, lengkap dengan songket emas dan suntiang.
  • Terdapat pula pertunjukan musik tradisional, parade budaya, dan bazar kuliner khas Palembang.

Festival ini diikuti oleh siswa-siswi, sanggar seni, dan pelajar dari berbagai daerah, menjadikannya ajang pembelajaran sekaligus hiburan.


2. Festival Sungai Musi

Sungai Musi adalah nadi kehidupan masyarakat Palembang, sehingga tak heran jika diadakan perayaan khusus bernama Festival Sungai Musi. Festival ini menonjolkan kearifan lokal dan aktivitas masyarakat yang bergantung pada sungai.

Acara- Acara yang Ditampilkan:
  • Lomba perahu hias di Sungai Musi
  • Pertunjukan seni di tepi sungai, seperti tari tradisional dan musik gamelan
  • Pameran UMKM dan kuliner khas seperti pempek, model, dan tekwan
  • Perahu ketek wisata yang membawa pengunjung menyusuri sungai dari Benteng Kuto Besak hingga Pulau Kemaro

Festival ini biasanya berlangsung selama beberapa hari dan menarik wisatawan lokal maupun mancanegara.


3. Cap Go Meh di Pulau Kemaro

Meskipun budaya Palembang sangat kental dengan nilai-nilai Melayu dan Islam, namun keberagaman etnis dan agama tetap terjaga harmonis. Salah satu buktinya adalah perayaan Cap Go Meh yang sangat meriah diadakan di Pulau Kemaro, sebuah pulau kecil di tengah Sungai Musi.

Sorotan Cap Go Meh:
  • Ribuan orang dari berbagai penjuru datang untuk mengikuti ritual dan berdoa di Kelenteng Hok Tjing Rio.
  • Dimeriahkan oleh barongsai, liong, dan kembang api.
  • Legenda Tan Bun An dan Siti Fatimah, dua tokoh dari kisah cinta lintas budaya, diangkat dalam berbagai pertunjukan.

Perayaan ini menjadi simbol toleransi dan integrasi budaya yang kuat di tengah masyarakat Palembang.


4. Festival Kuliner Pempek

Palembang identik dengan kuliner pempek, makanan dari olahan ikan dan sagu yang disajikan dengan kuah cuko. Untuk merayakan kuliner khas ini, diselenggarakan Festival Kuliner Pempek sebagai bagian dari promosi pariwisata dan UMKM lokal.

Aktivitas Festival:
  • Lomba membuat pempek berbagai jenis: pempek kapal selam, lenjer, adaan, dan pistel
  • Demo masak oleh chef lokal dan nasional
  • Workshop sejarah dan filosofi makanan Palembang
  • Pasar malam kuliner dengan sajian khas daerah Sumatera Selatan

Festival ini menjadi media promosi budaya kuliner dan wadah pengembangan usaha mikro yang melestarikan resep turun-temurun.


5. Sedekah Sungai

Sedekah Sungai adalah tradisi lokal yang masih bertahan di beberapa wilayah bantaran Sungai Musi. Ritual ini merupakan ungkapan rasa syukur dan permohonan keselamatan kepada Tuhan atas limpahan rezeki dari sungai.

Bentuk Tradisi:
  • Masyarakat menyajikan makanan dan sesajen ke sungai
  • Doa bersama dipimpin oleh tokoh adat atau tokoh agama
  • Menampilkan kesenian lokal seperti pantun, rebana, dan hadrah

Tradisi ini menunjukkan harmoni antara manusia dan alam serta pentingnya menjaga lingkungan sungai sebagai sumber kehidupan.


6. Festival Songket Palembang

Songket adalah warisan budaya tak benda Indonesia yang berasal dari Palembang. Festival Songket diadakan untuk mengangkat kembali kerajinan songket sebagai simbol identitas budaya.

Agenda Festival:
  • Pameran dan fashion show kain songket dari berbagai motif
  • Workshop menenun songket
  • Talkshow pelestarian budaya lokal
  • Lomba desain busana modern dengan sentuhan songket

Festival ini menarik kalangan muda untuk mencintai dan melestarikan kerajinan tradisional sebagai bagian dari gaya hidup modern.


7. Malam 1 Suro dan Tradisi Islam Lokal

Sebagai kota yang mayoritas penduduknya beragama Islam, Palembang juga memiliki tradisi keagamaan yang khas. Salah satunya adalah perayaan Malam 1 Suro, yang dilakukan oleh sebagian masyarakat dengan doa bersama, pengajian, dan zikir.

Di beberapa kampung, masyarakat melakukan:

  • Kenduri bersama di masjid
  • Membaca doa keselamatan tahun baru Islam
  • Menggelar pengajian keliling kampung dengan obor dan alat musik rebana

Tradisi ini menggambarkan nilai spiritualitas dan kebersamaan dalam kehidupan sosial masyarakat Palembang.

Baca juga: Perebutan Takhta di Kesultanan Demak: Konflik dan Kemunduran


8. Perayaan Hari Jadi Kota Palembang

Hari Jadi Kota Palembang yang jatuh pada tanggal 17 Juni dirayakan dengan berbagai agenda budaya dan seremonial. Acara ini mencerminkan kebanggaan kolektif terhadap sejarah panjang kota yang pernah menjadi pusat Kerajaan Sriwijaya.

Rangkaian acaranya meliputi:

  • Karnaval budaya
  • Ziarah ke makam para raja dan ulama
  • Festival seni dan musik tradisional
  • Lomba perahu tradisional dan pameran kuliner

Kegiatan ini menjadi ajang memperkenalkan budaya Palembang kepada generasi muda dan wisatawan.


9. Festival Kopi dan Lelang Durian

Selain pempek, Palembang juga dikenal dengan kopi khas dari daerah Pagaralam dan Lahat, serta durian Musi Rawas. Festival ini diadakan untuk mendukung potensi agrowisata dan produk lokal.

Kegiatan festival:

  • Cupping test kopi robusta dan arabika Palembang
  • Lomba racik kopi dan barista lokal
  • Lelang durian Musi Rawas
  • Edukasi pertanian dan pelatihan wirausaha

Festival ini menggabungkan budaya konsumsi lokal dengan tren wisata kuliner dan ekonomi kreatif.


10. Festival Perahu Bidar

Bidar adalah perahu panjang tradisional Palembang yang digunakan dalam lomba mendayung di Sungai Musi. Festival ini diadakan setiap peringatan HUT RI dan Hari Jadi Kota.

Daya tariknya antara lain:

  • Lomba perahu cepat tradisional dengan tim berpakaian adat
  • Sorak-sorai penonton di tepi sungai
  • Hadiah bergengsi dan hiburan rakyat

Perahu Bidar bukan hanya olahraga tradisional, tapi juga simbol semangat kerja sama dan semangat juang masyarakat Palembang.


Penutup

Beragam festival dan perayaan khas Palembang bukan hanya bentuk hiburan, tetapi merupakan manifestasi dari warisan budaya Melayu yang terus hidup. Dari Gending Sriwijaya yang menggambarkan kejayaan kerajaan, Cap Go Meh sebagai simbol harmoni budaya, hingga Festival Songket dan Kuliner yang memperkuat ekonomi lokal—semuanya menunjukkan bahwa Palembang adalah kota dengan identitas budaya yang kuat dan dinamis.

Melestarikan perayaan ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah dan budayawan, tetapi juga seluruh masyarakat. Dengan tetap menjaga tradisi, kita menjaga jati diri dan menjadikan Palembang sebagai kota yang tidak hanya tua secara sejarah, tetapi juga kaya secara budaya.


FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)

1. Kapan Festival Gending Sriwijaya biasanya diselenggarakan?
Festival ini diadakan setiap bulan Juni, bertepatan dengan peringatan Hari Jadi Kota Palembang.

2. Apa festival terbesar yang diadakan di Sungai Musi?
Festival Sungai Musi dan Festival Perahu Bidar adalah dua perayaan besar yang berpusat di Sungai Musi, menampilkan lomba perahu, seni budaya, dan bazar kuliner.

3. Apakah semua festival di Palembang bersifat keagamaan?
Tidak. Festival di Palembang beragam: ada yang bersifat budaya, kuliner, sejarah, maupun keagamaan, mencerminkan pluralitas masyarakatnya.

4. Bagaimana saya bisa menyaksikan Cap Go Meh di Palembang?
Cap Go Meh paling meriah diadakan di Pulau Kemaro setiap awal tahun Imlek. Anda bisa mencapainya dengan perahu dari Benteng Kuto Besak.

5. Apa peran festival bagi masyarakat lokal?
Festival menjadi media untuk melestarikan budaya, memperkuat jati diri lokal, dan meningkatkan ekonomi melalui pariwisata dan UMKM.


Referensi

  • Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Palembang: https://disbudpar.palembang.go.id
  • Pemerintah Kota Palembang: https://palembang.go.id
  • Indonesia.go.id – Warisan Budaya Melayu di Sumatera Selatan
  • Kompas.com – Festival dan Tradisi di Kota Palembang
  • Tempo.co – Cap Go Meh Pulau Kemaro dan Tradisi Sungai Musi
  • BPNB Sumatera Selatan – Tradisi Tak Benda dan Festival Daerah Palembang

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.