Etika dan Kepribadian berkomunikasi lisan, dalam berkomunikasi harus memperhatikan etika komunikasi, komunikasi yang baik dengan orang lain baik perorangan maupun kelompok sebagai cerminan kepribadian seseorang. untuk lebih jelasnya mari kita bahas bersama bagaimana etika dan kepribadian berkomunikasi lisan.
1. Pengertian Etika
Etika sosial adalah cabang etika, maka perlu dijelaskan apa yang dimaksud dengan etika. Hubungan etika dengan moralitas erat dan hubungan itulah yang menjadi titik tolak penjelasan. Etika perlu dibedakan dengan moralitas.
Coba anda amati gambar diatas ini, apa yang kamu ketahui tentang pesan foto/gambar tersebut ?
2. Moralitas
Ajaran moral memuat pandangan tentang nilai-nilai dan norma-norma moral yang terdapat di antara sekelompok manusia. Dengan nilai moral dimaksud suatu kebaikan manusia sebagaimana manusia. Norma moral adalah aturan tentang bagaimana harus hidup supaya menjadi baik sebagai manusia.
Perbedaan antara moral dan kebaikan pada umumnya ialah bahwa yang pertama merupakan kebaikan manusia, sedangkan yang kedua merupakan kebaikan manusia dilihat dari salah satu segi saja (misalnya sebagai dosen ataupun sebagai olahragawan).
Maka norma-norma moral memiliki bobot yang istimewa kalau dibandingkan dengan norma-norma lainnya. Norma-norma mengukur tindakan seseorang dengan kebaikan sebagai manusia. Jadi, dengan kata lain dapat dinyatakan: Apakah orang itu baik?
Manakah sumber pelbagai moralitas yang terdapat dalam masyarakat? Moralitas dapat berasal dari suatu atau beberapa dari tiga sumber berikut: tradisi atau adat, agama, atau sebuah ideologi.
3. Etika dan moralitas
Etika bukan sumber tambahan moralitas melainkan merupakan filsafat yang merefleksikan ajaran-ajaran moral. Pemikiran filsafat mempunyai lima ciri khas bersifat rasional, kritis, berdasarkan sistematika, dan normatif.
Rasional berarti mendasarkan diri pada nalar, pada argumentasi untuk dipersoalkan tanpa kekecualian. Kritis bahwa filsafat ingin mengerti sebuah masalah sampai keakar-akarnya, tidak puas dengan pengertian yang dangkal.
tis dan mendasar, diadakan langkah demi langkah, secara teratur. Normatif berarti tidak sekedar laporan pandangan-pandangan moral yang seharusnya. Maka dengan etika disini dimaksudkan filsafat moral, atau pemikiran rasional, kritis dan sistematis tentang ajaran-ajaran moral.
Etika mau mengerti mengapa kita harus mengikuti moralitas tertentu, atau bagaimana kita mengambil sikap yang bertanggung jawab berhadapan dengan pelbagai moralitas.
4. Fungsi etika
Untuk tujuan apa etika itu diperlukan? Etika tidak langsung membuat kita menjadi manusia yang lebih baik, itu tugas ajaran moral, etika merupakan sarana untuk memperoleh orientasi kritis berhadapan dengan pelbagai moralitas yang membingungkan.
Etika menimbulkan suatu keterampilan intelektual, yaitu ketrampilan untuk berargumentasi secara rasional dan kritis.
Untuk apa manusia memerlukan orientasi etis itu? Untuk mengambil sikap yang wajar dalam suasana pluralisme moral yang merupakan ciri khas zaman kita sekarang. Ada tiga alasan mengapa pluralisme moral semakin mencolok, yaitu:
- Pandangan-pandangan moral yang berbeda-beda karena orang-rang dari suku, daerah budaya dan agama yang berbeda-beda hidup berdampingan dalam satu masyarakat dan negara.
- Modernisasi membawa perubahan besar dalam struktur kebutuhan dan nilai masyarakat yang akibatnya menantang pandangan-pandangan moral tradisional.
- Pelbagai ideologi menawarkan diri sebagai penuntun kehidupan, masing-masing dengan ajarannya sendiri bagaimana manusia harus hidup.
5. Etika dan Agama
Apakah bukan agamalah yang paling tepat untuk memberikan orientasi moral itu? Memang, etika tidak dapat menggantikan agama. Orang yang percaya menemukan orientasi dasar kehidupan dalam agamanya.
Akan tetapi agama sendiri memerlukan keterampilan etika agar dapat memberikan orientasi dan bukan sekedar indoktrinasi (dari kata latin Indoctrinate: memasukkan suatu ajaran, adalah suatu cara mengajar dimana orang disuruh menelan saja apa yang diajarkan tanpa boleh berpikir sendiri). Hal ini dikarenakan empat alasan, yaitu:
- Orang mengharapkan agar ajaran agamanya rasional. Ia tidak puas mendengar bahwa Tuhan memerintahkan sesuatu, ia juga ingin mengerti mengapa Tuhan memerintahkannya. Etika dapat membantu dalam menggali rasionalitas moralitas agama.
- Seringkali ajaran moral yang termuat dalam wahyu mengijinkan interprestasi-interprestasi yang saling berbeda dan bahkan bertentangan.
- Bagaimana agama-agama harus bersikap terhadap masalah-masalah dalam wahyu mereka (misalnya masalah bayi tabung)? Etika dapat membantu untuk menerapkan ajaran moral agama itu pada masalah moral baru tersebut.
- Perbedaan antara etika dan ajaran moral agama ialah bahwa etika mendasarkan diri pada argumentasi rasional. Oleh karena itu ajaran moral agama hanya terbuka pada mereka yang mengakui wahyunya. Mengingat setiap agama mempunyai wahyunya sendiri, ajaran moral agama tidak memungkinkan sebuah dialog moral antar agama. Padahal dialog itu sangat penting dalam rangka pembangunan suatu masyarakat yang adil dan makmur. Etika karena tidak berdasarkan wahyu, melainkan semata-mata berdasarkan pertimbangan nalar yang terbuka bagi setiap orang dari semua agama dan pandangan dunia. Dengan demikian Etika dapat merintis kerjasama antara mereka dalam usaha pembangunan masyarakat.
6. Etika dan Ilmu-ilmu Sosia
Perbedaan antara etika dan ilmu-ilmu sosial terletak dalam metode yang dipakai berhadapan dengan moralitas. Ilmu-ilmu sosial terutama anthropology budaya, sosiologi dan psikologi, menganalisis moralitas pelbagai kelompok dan masyarakat.
Perbedaan antara norma-norma moral mereka; Fungsi pandangan moral-moral dalam kehidupan masyarakat; Hubungan antara perubahan-perubahan dalam masyarakat dan pandangan moral;
Hubungan antara pandangan moral dan kepentingan golongan; Hubungan antara sikap moral seseorang dengan struktur kejiwaannya, dengan kepercayaan penerimaan diri sendiri, hubungan antara moralitas dan perangkat instinctual manusia.
Dengan demikian ilmu-ilmu itu menghasilkan pengertian mendalam tentang seluk beluk masalah moralitas. Pendekatan ini disebut deskriptif (dari kata Latin Describere, menggambarkan), karena menggambarkan moralitas dalam masyarakat sebanyak mungkin.
Sedangkan etika mempertanyakan tepat tidaknya pelbagai ajaran moral secara kritis. Perbedaan ini disebut normative (dari kata latin norma, ukuran) karena mempersoalkan moralitas yang seharusnya.
7. Pengantar Etika Sosial
Dalam pengantar ini dibahas tempat etika sosial dalam etika, bagian-bagian pokok etika sosial dan untuk apa etika sosial dikembangkan. Dibawah ini akan diuraikan Sistematika Etika secara lebih rinci lagi.
Sebagaimana terlihat dari sub tema dibawah, etika dibagi ke dalam etika umum dan etika khusus. Etika umum membahas prinsip-prinsip moral dasar. Sedangkan Etika khusus menerapkan prinsip-prinsip dasar itu pada masing-masing bidang kehidupan manusia.
Etika dan Kepribadian berkomunikasi lisan, Pertanyaan dasar etika khusus adalah: bagaimana saya harus bertindak dalam bidang yang bersangkutan atau bagaimana bidang ini perlu ditata agar menunjang kebaikan manusia sebagai manusia?
Etika khusus dibagi menjadi etika individual membuat kewajiban manusia terhadap diri sendiri dan etika sosial, yang merupakan bagian terbesar dari etika khusus. Etika sosial membicarakan tentang kewajiban manusia sebagai anggota umat manusia.
Perlu diperhatikan bahwa etika individual dan etika sosial tidak dapat dipisahkan satu sama lain dengan tajam, karena kewajiban manusia terhadap diri sendiri dan sebagai anggota umat manusia saling berkaitan.
8. Tinjauan Etika Sosial
Etika sosial menyangkut hubungan manusia dengan manusia baik secara langsung maupun dalam bentuk kelembagaan (keluarga, masyarakat, Negara), sikap kritis terhadap pandangan-pandangan dunia dan ideologi-ideologi maupun tanggung jawab umat manusia terhadap lingkungan hidup.
Oleh karena waktu yang tersedia untuk etika sosial terbatas, pembahasan dibatasi pada bidang-bidang yang sekaran ini paling aktual.