Home » Sejarah » Penyebab Runtuhnya Kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia dan Pergeseran ke Islam
Posted in

Penyebab Runtuhnya Kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia dan Pergeseran ke Islam

Penyebab Runtuhnya Kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia dan Pergeseran ke Islam (ft.istimewa)
Penyebab Runtuhnya Kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia dan Pergeseran ke Islam (ft.istimewa)

Sejarah Indonesia dipenuhi dengan dinamika kebudayaan dan kekuasaan yang terus berubah seiring waktu. Salah satu perubahan besar yang terjadi adalah runtuhnya kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha yang pernah berjaya seperti Sriwijaya, Majapahit, dan Kediri, yang kemudian digantikan oleh kerajaan-kerajaan Islam seperti Demak, Aceh, dan Mataram Islam. Proses ini bukanlah hasil dari satu faktor tunggal, melainkan rangkaian peristiwa kompleks yang melibatkan perubahan sosial, ekonomi, politik, dan budaya di Nusantara. Apa Penyebab Runtuhnya Kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia dan Pergeseran ke Islam?

Artikel ini mengulas penyebab runtuhnya kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha dan bagaimana Islam mengambil peran dominan dalam struktur kekuasaan dan kehidupan masyarakat Indonesia.


Kejayaan Kerajaan Hindu-Buddha di Nusantara

Kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia mulai berkembang sejak abad ke-4 Masehi, dengan munculnya Kerajaan Kutai di Kalimantan Timur dan Tarumanegara di Jawa Barat. Kemudian disusul oleh Sriwijaya yang menjadi pusat Buddhisme dan perdagangan maritim, serta Majapahit, kerajaan Hindu terakhir yang mencapai puncak kejayaannya di bawah kepemimpinan Hayam Wuruk dan Gajah Mada pada abad ke-14.

Kerajaan-kerajaan ini tidak hanya unggul dalam aspek politik dan ekonomi, tetapi juga budaya, seperti pembangunan candi megah (Borobudur, Prambanan), karya sastra, serta sistem pemerintahan yang terstruktur.


Faktor-Faktor Penyebab Runtuhnya Kerajaan Hindu-Buddha

1. Persaingan Dagang dan Perubahan Jalur Perdagangan

Salah satu penyebab utama kemunduran kerajaan Hindu-Buddha adalah perubahan jalur perdagangan internasional. Pada abad ke-13 hingga 15, terjadi pergeseran pusat perdagangan dunia dari India ke Timur Tengah dan Tiongkok, serta mulai berkembangnya kekuatan Eropa di Asia.

Kerajaan seperti Sriwijaya yang bergantung pada penguasaan jalur perdagangan maritim Selat Malaka kehilangan kekuatan akibat serangan Kerajaan Chola dari India Selatan (abad ke-11) dan persaingan dari pelabuhan-pelabuhan baru yang dikuasai oleh kerajaan Islam seperti Samudera Pasai dan Malaka.

2. Konflik Internal dan Ketidakstabilan Politik

Kerajaan-kerajaan besar seperti Majapahit mengalami konflik internal setelah wafatnya raja besar. Misalnya, setelah wafatnya Hayam Wuruk pada tahun 1389, terjadi perebutan kekuasaan antara Wikramawardhana dan Bhre Wirabhumi (Perang Paregreg). Konflik ini melemahkan kekuatan pusat dan membuka peluang bagi kekuatan lokal dan agama baru untuk berkembang.

3. Serangan dari Luar

Beberapa kerajaan Hindu-Buddha juga runtuh karena serangan militer dari kerajaan lain, termasuk yang berbasis Islam. Contohnya adalah runtuhnya Sriwijaya yang diserang oleh Chola dan selanjutnya menghadapi dominasi pelabuhan Islam. Majapahit sendiri mengalami kemunduran dan akhirnya digantikan oleh kerajaan Islam Demak yang didirikan oleh keturunan raja Majapahit yang telah memeluk Islam.

4. Masuk dan Berkembangnya Islam

Islam mulai masuk ke Indonesia sejak abad ke-7, namun berkembang secara signifikan pada abad ke-13 melalui jalur perdagangan dan perkawinan antarbudaya. Para pedagang dari Gujarat, Persia, Arab, dan Tiongkok tidak hanya berdagang tetapi juga menyebarkan ajaran Islam.

Islam diterima secara damai karena:

  • Tidak mengenal sistem kasta seperti Hindu.
  • Memiliki prinsip egaliter dan persaudaraan antarumat.
  • Menerima budaya lokal melalui proses akulturasi.
  • Menawarkan sistem hukum dan perdagangan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat pesisir.

Perkembangan ulama lokal, pesantren, dan dakwah kultural mempercepat konversi masyarakat, terutama di pesisir dan pusat perdagangan.

5. Lemahnya Daya Tahan Budaya Hindu-Buddha

Meskipun budaya Hindu-Buddha telah mengakar kuat, keberadaannya cenderung terpusat pada istana dan elit kerajaan. Ketika kekuasaan pusat melemah, maka pengaruh budayanya pun ikut meredup.

Sebaliknya, Islam menyasar masyarakat luas, mengakar melalui pesantren, masjid, dan komunitas pedagang, sehingga penyebarannya lebih horizontal dan bertahan lama.

Baca juga: Sejarah Lahirnya Manipol Usdek dan Pengaruhnya terhadap Pemerintahan Soekarno


Pergeseran ke Islam: Transformasi Budaya dan Politik

1. Lahirnya Kerajaan-Kerajaan Islam

Setelah keruntuhan kerajaan Hindu-Buddha, muncul kerajaan Islam di berbagai wilayah:

  • Samudera Pasai (Aceh) – Kerajaan Islam pertama di Indonesia.
  • Demak – Menggantikan Majapahit di Jawa Tengah.
  • Banten, Cirebon, Mataram Islam – Muncul di wilayah barat dan tengah Jawa.
  • Ternate dan Tidore – Kerajaan Islam di Maluku.
  • Gowa-Tallo – Kerajaan Islam di Sulawesi Selatan.

Kerajaan-kerajaan ini menerapkan hukum Islam dan memperkuat dakwah serta pendidikan Islam.

2. Perubahan Sistem Sosial dan Hukum

Islam membawa perubahan dalam sistem hukum, dari yang berbasis dharma Hindu-Buddha menjadi syariat Islam. Muncul lembaga-lembaga baru seperti:

  • Mahkamah Syariah
  • Qadhi (hakim agama)
  • Ulama sebagai tokoh masyarakat

Sistem pendidikan melalui pesantren melahirkan generasi baru yang melek agama dan menjadi motor penyebaran Islam.

3. Perkembangan Seni dan Budaya Islam

Islam tidak menghapus budaya lokal, tetapi mengakulturasikannya. Contoh akulturasi budaya Islam:

  • Wayang kulit dengan cerita Islam (Wayang Menak).
  • Arsitektur masjid yang memadukan unsur Hindu-Buddha (Masjid Agung Demak).
  • Kesenian tradisional seperti gamelan dan syair bernafaskan sufisme.

Islam di Indonesia berkembang dalam bentuk yang khas dan damai, dikenal sebagai Islam Nusantara.


Dampak Historis dan Budaya

Peralihan dari Hindu-Buddha ke Islam menciptakan peradaban baru yang lebih terbuka terhadap dunia luar. Islam memperkuat jaringan perdagangan internasional dengan Timur Tengah, India, dan Tiongkok.

Masyarakat Indonesia juga menjadi lebih beragam secara budaya dan agama. Namun, jejak Hindu-Buddha tetap hidup dalam tradisi, seni, dan struktur sosial, terutama di Bali dan daerah-daerah yang mempertahankan kearifan lokal.


Kesimpulan

Runtuhnya kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia disebabkan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal: konflik politik, perubahan jalur dagang, masuknya Islam, serta kekuatan dakwah dan akulturasi budaya. Islam tidak datang untuk menghapus budaya sebelumnya, tetapi menyerap dan menyesuaikannya dengan nilai-nilai lokal.

Peralihan ini menandai transformasi besar dalam sejarah Indonesia, dari peradaban kerajaan yang sakral dan eksklusif menuju masyarakat yang lebih inklusif dan berbasis pada komunitas keagamaan.


FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)

1. Apa penyebab utama runtuhnya kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia?

Faktor utamanya meliputi perubahan jalur perdagangan, konflik internal kerajaan, serangan dari luar, serta masuknya Islam yang diterima luas oleh masyarakat.

2. Bagaimana Islam masuk ke Indonesia?

Islam masuk melalui jalur perdagangan, dibawa oleh pedagang dari Arab, Persia, dan India. Penyebarannya dilakukan secara damai dan akulturatif melalui dakwah, perkawinan, dan pendidikan pesantren.

3. Apakah kerajaan Hindu-Buddha dan Islam pernah berdiri berdampingan?

Ya, pada masa transisi abad ke-13 hingga 15, beberapa kerajaan Hindu-Buddha dan Islam masih berdiri bersamaan sebelum akhirnya kerajaan Islam mendominasi.

4. Mengapa masyarakat menerima Islam dengan cepat?

Karena Islam tidak mengenal sistem kasta, memiliki sifat egaliter, dan menyatu dengan budaya lokal. Selain itu, Islam juga mendukung perdagangan yang merupakan mata pencaharian utama masyarakat pesisir.

5. Apakah warisan Hindu-Buddha masih ada di Indonesia?

Ya, masih banyak ditemukan dalam bentuk arsitektur, kesenian, sastra, sistem sosial, dan tradisi, terutama di Bali dan beberapa daerah di Jawa.


Referensi

  • Ricklefs, M.C. (2008). Sejarah Indonesia Modern 1200–2008. Jakarta: Serambi.
  • Soekmono, R. (2002). Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia. Yogyakarta: Kanisius.
  • Kemdikbud.go.id – Materi Sejarah SMA/SMK.
  • Kompas.com. “Dari Hindu-Buddha ke Islam: Jejak Sejarah dan Budaya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.