Kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Nusantara menandai fase penting dalam peradaban awal Indonesia. Keberadaan mereka – mulai dari kerajaan tertua di Kalimantan hingga kekuatan maritim di Sumatera – membentuk fondasi budaya, politik, dan agama yang hingga kini masih mewarnai identitas bangsa. Artikel ini menyajikan rangkuman sejarah singkat kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Nusantara, dilengkapi dengan garis besar perkembangan, tokoh kunci, serta peninggalan bersejarah.
1. Latar Belakang Kedatangan Hindu-Buddha
Sejak abad ke-1 M, para pedagang dan biksu dari India mulai tiba di pesisir Nusantara. Mereka tidak hanya membawa komoditas, tetapi juga ajaran agama Hindu dan Buddha, sistem tulisan (aksara Pallawa), seni pahat, serta sistem pemerintahan yang terstruktur. Proses akulturasi dengan masyarakat lokal melahirkan kerajaan-kerajaan yang mengadopsi agama dan budaya India, sambil mempertahankan tradisi lokal.
2. Kerajaan Kutai (Abad ke-4 – ke-14 M)
- Lokasi: Muara Kaman, Kalimantan Timur
- Ciri Utama: Prasasti Yupa beraksara Pallawa dan berbahasa Sanskerta
- Raja Terkenal: Mulawarman
Sejarah singkat Kerajaan Kutai merupakan kerajaan Hindu tertua di Nusantara. Bukti tertulis utamanya adalah prasasti Yupa, tugu batu yang mencatat upacara dan anugerah tanah oleh Raja Mulawarman kepada brahmana. Kutai menunjukkan bahwa struktur kerajaan sudah berkembang sejak abad ke-4 M, dengan sistem kasta dan upacara keagamaan yang terorganisir.
3. Kerajaan Tarumanegara (Abad ke-5 – ke-7 M)
- Lokasi: Jawa Barat
- Ciri Utama: Prasasti Ciaruteun, Kebon Kopi, Tugu, Jambu
- Raja Terkenal: Purnawarman
Tarumanegara dikenal lewat sejumlah prasasti yang memuat pujian terhadap Purnawarman, raja yang membangun saluran irigasi besar dan memerkuat fondasi pemerintahan Hindu di Jawa Barat. Prasasti-prasasti tersebut mengungkapkan nama gelar raja dan menegaskan relasi diplomatik dengan India Selatan.
4. Kerajaan Sriwijaya (Abad ke-7 – ke-13 M)
- Lokasi: Palembang, Sumatera Selatan
- Ciri Utama: Pusat pendidikan Buddha, perdagangan maritim, prasasti Kedukan Bukit
- Raja Terkenal: Balaputradewa
Sriwijaya adalah kerajaan maritim Buddha yang mencapai puncak kejayaannya pada abad ke-9 hingga ke-11. Melalui pelabuhan di Palembang, Sriwijaya menguasai jalur pelayaran Selat Malaka dan menjadi pusat pembelajaran agama Buddha Tantrayana. Catatan perjalanan biksu Tiongkok, I-Tsing, menegaskan peran Sriwijaya sebagai lintasan pelajar dari berbagai negara Asia.
5. Kerajaan Mataram Kuno (Abad ke-8 – ke-10 M)
- Lokasi: Jawa Tengah (Kedu dan Kewu)
- Ciri Utama: Dua dinasti besar—Syailendra (Buddha) dan Sanjaya (Hindu)
- Raja Terkenal: Rakai Panangkaran, Balitung
Sejarah singkat Kerajaan Mataram Kuno menonjolkan pluralisme agama. Dinasti Syailendra membangun Candi Borobudur, monumen Buddha terbesar di dunia, sedangkan dinasti Sanjaya mendirikan Candi Prambanan didedikasikan untuk Trimurti—Brahma, Wisnu, dan Siwa. Kompleks candi ini menggambarkan kemajuan arsitektur dan seni pahat abad ke-8 hingga ke-9.
6. Kerajaan Kediri (Abad ke-11 – ke-13 M)
- Lokasi: Jawa Timur
- Ciri Utama: Kekayaan sastra, puisi epik, prasasti Wurare
- Raja Terkenal: Jayabaya
Kediri, yang lahir dari perpecahan Medang Kamulan, dikenal kaya akan karya sastra kakawin (puisi epik) seperti Bharatayuddha dan Smaradahana. Ramalan Jayabaya dan pemerintahan yang stabil membuat kerajaan ini menjadi pusat kebudayaan. Kediri juga dikenal melakukan ekspansi ke wilayah Bali dan Kalimantan.
7. Kerajaan Singasari (Abad ke-13 – ke-14 M)
- Lokasi: Jawa Timur, sekitar Trowulan
- Ciri Utama: Ekspedisi Pamalayu, prasasti Nalanda
- Raja Terkenal: Ken Arok, Kertanegara
Didirikan oleh Ken Arok setelah membunuh Tunggul Ametung, Singasari menjadi jembatan menuju kejayaan Majapahit. Kertanegara, raja terakhir, mengirim ekspedisi Pamalayu ke Sumatra dan mengambil alih sebagian besar jaringan perdagangan Selat Malaka. Meski runtuh akibat pemberontakan Jayakatwang, warisannya mengawali berdirinya Majapahit.
Baca juga: Semarang dan Lawang Sewu: Keindahan Arsitektur Belanda yang Ikonik
8. Kerajaan Majapahit (Abad ke-13 – ke-16 M)
- Lokasi: Jawa Timur, ibukota di Trowulan
- Ciri Utama: Sumpah Palapa, naskah Nagarakretagama
- Raja Terkenal: Hayam Wuruk, Gajah Mada
Majapahit dicatat dalam Nagarakretagama sebagai kerajaan maritim dan agraris yang menguasai wilayah Nusantara dan Semenanjung Malaya. Di bawah pemerintahan Hayam Wuruk dan patih Gajah Mada, Majapahit mencapai puncak kejayaan politik, militer, serta kebudayaan pada paruh kedua abad ke-14.
9. Warisan dan Peninggalan
Kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha meninggalkan warisan yang kaya:
- Candi dan Prasasti: Borobudur, Prambanan, Yupa Kutai, Ciaruteun, Wurare
- Karya Sastra Klasik: Kakawin Bharatayuddha, Arjunawiwaha
- Sistem Tata Pemerintahan: Monarki berlapis dengan pembagian wilayah (desa, kelurahan)
- Seni dan Arsitektur: Ukiran relief cerita Ramayana dan Mahabharata
- Akulturasi Budaya: Perpaduan tradisi lokal dan Hindu-Buddha yang masih tampak dalam adat, tarian, dan upacara keagamaan
10. Pentingnya Mempelajari Kerajaan Hindu-Buddha
- Fondasi Kebudayaan
Memahami akarnya membantu siswa mengenali ragam kebudayaan Indonesia sejak zaman dulu. - Persatuan Nusantara
Jaringan perdagangan dan diplomasi antar-kerajaan mengajarkan arti penting toleransi dan kerjasama. - Keterampilan Analisis Sejarah
Menelaah prasasti, naskah, dan candi melatih kemampuan berpikir kritis dan interpretasi sumber sejarah. - Inspirasi Modern
Nilai kepemimpinan, kejujuran, dan keberanian para raja bisa dijadikan contoh dalam kehidupan sehari-hari.
FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)
1. Apa kerajaan Hindu tertua di Nusantara?
Kerajaan Kutai, berdiri pada abad ke-4 M di Kalimantan Timur, adalah kerajaan Hindu tertua yang dikenal melalui prasasti Yupa.
2. Mengapa Candi Borobudur penting dalam sejarah Nusantara?
Borobudur adalah monumen Buddha terbesar di dunia, mencerminkan kemajuan arsitektur dan ajaran Tantra Buddha yang berkembang di Mataram Kuno.
3. Apa saja bukti tertulis kerajaan Tarumanegara?
Prasasti-prasasti Ciaruteun, Kebon Kopi, Tugu, dan Jambu menunjukkan keberadaan Tarumanegara serta kegiatan pembangunan irigasi oleh Raja Purnawarman.
4. Siapa Gajah Mada dan apa Sumpah Palapa?
Gajah Mada adalah patih Majapahit yang bersumpah tidak akan menikmati rempah-rempah (palapa) sampai Nusantara bersatu di bawah Majapahit—dikenal sebagai Sumpah Palapa.
5. Bagaimana kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha mempengaruhi budaya modern Indonesia?
Pengaruhnya terlihat pada bahasa (kata serapan Sanskerta), struktur pemerintahan desa, seni ukir, tarian, upacara adat, dan tempat ibadah seperti pura di Bali.
Referensi
- Buku Paket IPS SMP Kelas VIII, Kemdikbud (2023)
- Ricklefs, M. C. A History of Modern Indonesia since c.1200
- Soekmono, R. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia
- Website Sejarah Indonesia: https://kebudayaan.kemdikbud.go.id
- Ensiklopedia Candi: https://candi.petra.ac.id
Artikel ini diharapkan membantu siswa SMP memahami secara ringkas perjalanan kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Nusantara. Selamat belajar!
