Home » Sejarah » Kerajaan Mataram Kuno: Pusat Peradaban Hindu-Buddha di Jawa Tengah
Posted in

Kerajaan Mataram Kuno: Pusat Peradaban Hindu-Buddha di Jawa Tengah

Kerajaan Mataram Kuno: Pusat Peradaban Hindu-Buddha di Jawa Tengah (ft.istimewa)
Kerajaan Mataram Kuno: Pusat Peradaban Hindu-Buddha di Jawa Tengah (ft.istimewa)
sekolahGHAMA

Pulau Jawa merupakan pusat lahir dan berkembangnya berbagai kerajaan besar yang membentuk peradaban Nusantara. Salah satu kerajaan paling berpengaruh di Jawa adalah Kerajaan Mataram Kuno, yang menjadi pusat penyebaran agama Hindu dan Buddha di wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta. Kerajaan Mataram Kuno Pusat Peradaban Hindu-Buddha, dikenal bukan hanya karena kekuatan politiknya, tetapi juga karena warisan budayanya yang luar biasa, seperti Candi Borobudur dan Prambanan.

Artikel Kerajaan Mataram Kuno Pusat Peradaban Hindu-Buddha di Jawa Tengah akan membahas secara mendalam tentang asal-usul, perkembangan, kekuasaan, budaya, hingga peninggalan penting dari Kerajaan Mataram Kuno yang menjadikannya pusat peradaban Hindu-Buddha di tanah Jawa.


Asal Usul dan Letak Kerajaan Mataram Kuno

Kerajaan Mataram Kuno diperkirakan berdiri pada abad ke-8 Masehi dan berkembang di wilayah dataran tinggi Kedu dan Prambanan, yang sekarang menjadi bagian dari Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Tanah subur yang dikelilingi oleh pegunungan seperti Merapi, Merbabu, Sumbing, dan Menoreh menjadikan wilayah ini strategis untuk pertanian dan pembangunan pusat pemerintahan.

Kerajaan ini awalnya dipimpin oleh Dinasti Sanjaya yang beragama Hindu, dan kemudian muncul Dinasti Syailendra yang beragama Buddha. Keberadaan dua dinasti ini mencerminkan keragaman agama yang tumbuh secara harmonis pada masa itu.


Dinasti Sanjaya: Hindu Siwa sebagai Akar Kekuasaan

Dinasti Sanjaya adalah penguasa pertama dari Kerajaan Mataram Kuno yang menganut agama Hindu aliran Siwa. Pendiri dinasti ini adalah Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya, yang dikenal dari Prasasti Canggal (732 M). Dalam prasasti ini disebutkan bahwa Sanjaya membangun sebuah lingga sebagai simbol Siwa di Gunung Wukir.

Pemerintahan Dinasti Sanjaya bercorak Hindu dengan pusat kebudayaan di sekitar wilayah Prambanan. Candi-candi yang dibangun seperti Candi Prambanan menjadi simbol kemegahan arsitektur Hindu masa itu.


Dinasti Syailendra: Kejayaan Buddha Mahayana

Setelah Dinasti Sanjaya, muncul Dinasti Syailendra yang memerintah wilayah Mataram, khususnya di dataran Kedu. Dinasti ini menganut agama Buddha Mahayana dan dikenal sebagai pembangun Candi Borobudur, monumen Buddha terbesar di dunia. Dinasti Syailendra dikenal juga dengan hubungan luar negerinya, termasuk dengan India dan Sriwijaya.

Raja-raja terkenal dari Dinasti Syailendra antara lain Raja Samaratungga, yang memprakarsai pembangunan Candi Borobudur, dan Pramodawardhani, putri Samaratungga yang kemudian menikah dengan Rakai Pikatan dari Dinasti Sanjaya.


Penyatuan Dua Dinasti melalui Perkawinan Politik

Pernikahan antara Pramodawardhani (Syailendra) dan Rakai Pikatan (Sanjaya) menjadi titik penting dalam sejarah Mataram Kuno. Perkawinan ini menyatukan dua dinasti yang sebelumnya berjalan berdampingan dan bahkan bersaing. Setelah penyatuan ini, Rakai Pikatan menjadi raja yang kuat dan membangun Candi Prambanan sebagai simbol kemenangan Hindu atas Buddha, sekaligus sebagai bentuk toleransi dan kekuasaan yang saling berdampingan.

Penyatuan ini menunjukkan bahwa politik dinasti di masa lalu tidak hanya mengandalkan perang, tetapi juga strategi diplomasi dan aliansi keluarga.


Sistem Pemerintahan dan Kehidupan Sosial

Pemerintahan Mataram Kuno berbentuk kerajaan teokratis di mana raja dianggap sebagai titisan dewa (dewaraja). Raja memiliki kekuasaan absolut, namun tetap memperhatikan kebutuhan rakyat. Hal ini terlihat dalam beberapa prasasti yang menyebutkan pembangunan infrastruktur seperti saluran irigasi dan pembebasan pajak bagi daerah yang terkena bencana.

Kehidupan sosial masyarakat Mataram Kuno sangat dipengaruhi oleh ajaran agama Hindu dan Buddha. Kasta masih berlaku, dengan golongan Brahmana dan Ksatria menempati posisi penting, sementara petani dan pedagang membentuk fondasi ekonomi kerajaan.

Baca juga: Warisan Infrastruktur Belanda di Indonesia: Dari Jalan Raya hingga Rel Kereta Api


Peninggalan Penting Kerajaan Mataram Kuno

Kerajaan Mataram Kuno meninggalkan banyak jejak arkeologis dan budaya yang masih berdiri megah hingga hari ini:

1. Candi Borobudur

Candi Buddha terbesar di dunia, dibangun pada abad ke-9 di bawah Dinasti Syailendra. Candi ini memiliki 2.672 panel relief dan 504 arca Buddha. Diakui UNESCO sebagai Warisan Dunia.

2. Candi Prambanan

Kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia yang dibangun oleh Rakai Pikatan. Didedikasikan untuk Trimurti: Brahma, Wisnu, dan Siwa.

3. Candi Sewu

Merupakan candi Buddha terbesar kedua setelah Borobudur, terletak di dekat Prambanan, menunjukkan keharmonisan dua agama.

4. Prasasti Canggal, Kalasan, dan Mantyasih

Prasasti-prasasti ini menjadi sumber utama informasi tentang raja-raja dan peristiwa penting dalam sejarah Mataram Kuno.


Kemunduran dan Kepindahan Pusat Kekuasaan

Pada akhir abad ke-10, pusat pemerintahan Mataram Kuno berpindah ke Jawa Timur. Ada beberapa teori mengenai penyebab perpindahan ini:

  1. Letusan Gunung Merapi yang menghancurkan pusat kerajaan di Jawa Tengah.
  2. Tekanan politik dari kerajaan luar atau konflik internal.
  3. Pertimbangan ekonomi dan strategis yang lebih baik di Jawa Timur.

Perpindahan ini dilakukan oleh Raja Mpu Sindok, yang kemudian mendirikan Wangsa Isyana dan melanjutkan dinasti Mataram di Jawa Timur.


Pengaruh dan Warisan Kerajaan Mataram Kuno

Kerajaan Mataram Kuno memainkan peran penting dalam pembentukan karakter budaya Jawa. Toleransi antaragama, seni bangunan yang agung, serta sistem pemerintahan yang terorganisir menjadi warisan berharga bagi generasi berikutnya.

Hingga kini, peninggalan seperti Borobudur dan Prambanan masih menjadi pusat wisata budaya, spiritualitas, dan penelitian arkeologis yang tak ternilai.


FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)

1. Apa perbedaan antara Dinasti Sanjaya dan Syailendra?
Dinasti Sanjaya menganut Hindu Siwa dan membangun Candi Prambanan. Sementara Dinasti Syailendra beragama Buddha Mahayana dan membangun Candi Borobudur.

2. Siapa raja terkenal dari Kerajaan Mataram Kuno?
Raja Sanjaya, Rakai Pikatan, dan Samaratungga adalah beberapa tokoh penting dari Mataram Kuno.

3. Apakah Mataram Kuno dan Mataram Islam itu sama?
Tidak. Mataram Kuno adalah kerajaan Hindu-Buddha, sementara Mataram Islam adalah kesultanan Islam yang muncul pada abad ke-16.

4. Apa penyebab keruntuhan Kerajaan Mataram Kuno?
Diduga karena letusan Gunung Merapi, konflik politik, atau perpindahan strategis oleh Mpu Sindok ke Jawa Timur.

5. Apakah peninggalan Mataram Kuno masih ada sekarang?
Ya, seperti Candi Borobudur, Prambanan, Sewu, dan sejumlah prasasti yang masih terawat dan dilestarikan.


Referensi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.