Home » Sejarah » Peran Kitab Kakawin Bharatayudha dalam Sastra dan Sejarah Kerajaan Kediri
Posted in

Peran Kitab Kakawin Bharatayudha dalam Sastra dan Sejarah Kerajaan Kediri

Peran Kitab Kakawin Bharatayudha dalam Sastra dan Sejarah Kerajaan Kediri (ft.istimewa)
Peran Kitab Kakawin Bharatayudha dalam Sastra dan Sejarah Kerajaan Kediri (ft.istimewa)
sekolahGHAMA

Kerajaan Kediri adalah salah satu kerajaan besar yang pernah berdiri di tanah Jawa pada abad ke-11 hingga ke-13 Masehi. Masa kejayaannya ditandai tidak hanya oleh kekuasaan politik dan kemakmuran ekonomi, tetapi juga oleh kemajuan luar biasa dalam bidang sastra dan kebudayaan. Salah satu karya sastra paling monumental dari masa ini adalah Kitab Kakawin Bharatayudha. Bagaimana peran Kitab Kakawin Bharatayudha dalam sastra dan sejarah Kerajaan Kediri?

Disusun oleh Mpu Sedah dan dilanjutkan oleh Mpu Panuluh, Kakawin Bharatayudha bukan sekadar adaptasi dari wiracarita Mahabharata India, melainkan juga bentuk pengukuhan identitas budaya Jawa yang kuat. Artikel ini akan membahas secara lengkap bagaimana peran Kakawin Bharatayudha sangat penting dalam perkembangan sastra dan sejarah Kerajaan Kediri.


Latar Belakang Kitab Kakawin Bharatayudha

Kakawin Bharatayudha ditulis pada masa pemerintahan Raja Jayabaya (sekitar 1135–1157 M), salah satu raja paling terkenal dalam sejarah Kediri. Raja Jayabaya dikenal sebagai pelindung seni dan sastra, dan masa pemerintahannya dianggap sebagai zaman keemasan dalam perkembangan budaya Jawa Kuno.

Kitab ini merupakan adaptasi dari bagian Mahabharata, khususnya kisah perang antara keluarga Pandawa dan Kurawa. Namun, Kakawin Bharatayudha tidak ditulis dalam bahasa Sanskerta, melainkan dalam bahasa Jawa Kuno dan dalam bentuk kakawin, yaitu puisi berirama yang mengikuti metrum India klasik.


Kandungan dan Struktur Kakawin Bharatayudha

Kitab Kakawin Bharatayudha terdiri atas 277 pupuh (bab) dan ditulis dalam bentuk metrum kakawin seperti Åšloka dan Anustubh. Dalam kakawin ini, kisah Bharatayudha tidak hanya diadaptasi, tetapi juga dimodifikasi agar sesuai dengan nilai-nilai lokal dan kepentingan ideologis Kerajaan Kediri.

Pokok Isi Kakawin:
  1. Perang besar antara Pandawa dan Kurawa yang menggambarkan pertarungan antara kebaikan dan kejahatan.
  2. Nilai moral dan spiritual, seperti dharma (kebenaran), bhakti (kesetiaan), dan karma (sebab-akibat).
  3. Simbolisasi politik, yang menggambarkan Kediri sebagai penjaga keadilan dan pelindung dunia.

Melalui tokoh-tokoh seperti Yudistira, Arjuna, dan Kresna, karya ini mengajarkan kepemimpinan yang adil dan luhur—citra yang ingin dilekatkan kepada Raja Jayabaya sendiri.


Peran dalam Perkembangan Sastra Jawa Kuno

1. Mendorong Tradisi Sastra Lokal

Kakawin Bharatayudha menjadi tonggak penting dalam sejarah sastra Jawa Kuno karena mengadaptasi epos India dalam konteks lokal. Hal ini mendorong lahirnya banyak karya sastra lain yang meniru gaya, bentuk, dan nilai-nilainya.

Contoh karya sastra lain yang muncul setelahnya adalah:

  • Smaradhahana karya Mpu Dharmaja
  • Hariwangsa
  • Kresnayana

Semua karya tersebut terinspirasi oleh gaya dan pencapaian Kakawin Bharatayudha.

2. Bahasa dan Estetika Sastra

Penggunaan bahasa Jawa Kuno dalam bentuk metrum kakawin memperlihatkan kecanggihan sastra lokal. Gaya bahasa yang dipakai penuh dengan metafora, perumpamaan, dan alusi mitologis yang memperlihatkan tingginya kecerdasan sastra para pujangga Kediri.

Kitab ini juga menjadi referensi dalam perkembangan bahasa dan puisi Jawa di masa kerajaan-kerajaan berikutnya, termasuk Majapahit dan Mataram.


Peran dalam Sejarah dan Politik Kerajaan Kediri

1. Legitimasi Kekuasaan Raja Jayabaya

Dengan mengadopsi kisah Mahabharata, Kakawin Bharatayudha memberikan justifikasi terhadap kekuasaan raja sebagai pelindung kebenaran dan ketertiban dunia. Dalam konteks ini, Raja Jayabaya digambarkan sebagai figur yang setara dengan Arjuna atau Yudistira—penuh kebijakan dan kesucian moral.

2. Alat Propaganda Politik

Kitab ini digunakan sebagai bentuk propaganda kultural untuk menunjukkan bahwa Kediri adalah kerajaan yang suci, adil, dan mendapat restu ilahi. Rakyat pun akan menganggap raja sebagai pemimpin yang ditunjuk oleh kekuatan spiritual untuk menjaga harmoni dunia.

3. Pemersatu Budaya dan Identitas Jawa

Dengan menyebarkan kitab ini ke berbagai penjuru kerajaan, para raja Kediri menciptakan identitas budaya kolektif yang mempererat ikatan antar masyarakat. Kakawin Bharatayudha menjadi simbol kejayaan dan identitas Jawa sebagai pusat peradaban Hindu-Jawa.


Pengaruh Jangka Panjang Peran Kitab Kakawin Bharatayudha

1. Dalam Tradisi Wayang

Kisah Bharatayudha menjadi bagian inti dalam pertunjukan wayang purwa, yang hingga kini masih hidup dalam budaya Jawa dan Bali. Tokoh-tokoh seperti Kresna, Arjuna, dan Bima masih sangat dikenang dan digambarkan sebagai panutan moral dan keberanian.

2. Dalam Pendidikan dan Naskah Kuno

Naskah Kakawin Bharatayudha menjadi bagian dari kurikulum pendidikan para brahmana dan bangsawan di masa klasik. Karya ini disalin ulang dalam berbagai lontar dan manuskrip yang tersebar hingga ke Bali dan Lombok.

3. Sebagai Warisan Budaya Dunia

Saat ini, Kakawin Bharatayudha diakui sebagai salah satu karya sastra klasik terbesar di Asia Tenggara. Beberapa manuskrip aslinya disimpan di perpustakaan Leiden (Belanda) dan di Museum Nasional Indonesia.

Baca juga: Benarkah Belanda Menjajah Indonesia Selama 350 Tahun? Mitos atau Fakta?


Nilai-Nilai Universal yang Diangkat

Kakawin Bharatayudha tidak hanya penting karena keindahan bahasanya, tetapi juga karena mengandung nilai-nilai universal yang relevan hingga hari ini:

  • Keadilan: Perjuangan Pandawa menunjukkan pentingnya menegakkan keadilan walau harus melalui pengorbanan besar.
  • Kesetiaan: Tokoh-tokoh seperti Kresna dan Bhima menggambarkan arti kesetiaan dalam persahabatan dan negara.
  • Moralitas dan Dharma: Menjadi pemimpin tidak hanya soal kekuasaan, tetapi tanggung jawab moral.

Kesimpulan

Kakawin Bharatayudha adalah karya sastra monumental yang memiliki pengaruh besar dalam sejarah sastra dan politik Kerajaan Kediri. Tidak hanya memperlihatkan kecanggihan sastra Jawa Kuno, tetapi juga menjadi alat penting dalam membentuk ideologi dan legitimasi kekuasaan raja.

Peran kitab Kakawin Bharatayudha sebagai penghubung antara tradisi India dan budaya lokal menjadikannya sebagai simbol kejayaan intelektual Jawa. Warisan ini tetap hidup hingga sekarang dalam bentuk pertunjukan wayang, sastra klasik, dan nilai-nilai budaya Jawa yang masih dipegang teguh.


FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)

1. Siapa penulis Kakawin Bharatayudha?
Kakawin Bharatayudha ditulis oleh Mpu Sedah dan dilanjutkan oleh Mpu Panuluh pada masa pemerintahan Raja Jayabaya dari Kerajaan Kediri.

2. Apa isi utama dari Kakawin Bharatayudha?
Isi utamanya adalah kisah perang besar antara Pandawa dan Kurawa, diadaptasi dari Mahabharata, namun disesuaikan dengan nilai-nilai lokal Jawa dan ideologi kerajaan.

3. Mengapa Kakawin Bharatayudha penting dalam sejarah sastra Jawa?
Karena menjadi tonggak sastra Jawa Kuno, menginspirasi banyak karya sastra lain, dan menggunakan bahasa Jawa Kuno dalam bentuk kakawin yang sangat indah dan mendalam.

4. Apa hubungan Kakawin Bharatayudha dengan politik Kerajaan Kediri?
Kitab ini digunakan sebagai alat legitimasi kekuasaan raja dan propaganda politik untuk menegaskan bahwa Kediri adalah kerajaan adil dan mendapat restu ilahi.

5. Bagaimana pengaruh Kakawin Bharatayudha di masa kini?
Masih hidup dalam pertunjukan wayang, diajarkan dalam pendidikan tradisional, dan diakui sebagai warisan budaya klasik Nusantara.


Referensi

  • Poesponegoro, Marwati Djoened dan Notosusanto, Nugroho. Sejarah Nasional Indonesia Jilid II. Jakarta: Balai Pustaka.
  • Zoetmulder, P.J. Kalangwan: Sastra Jawa Kuno Selayang Pandang. Jakarta: Djambatan.
  • Sedyawati, Edi. Budaya dalam Sejarah. Jakarta: Depdikbud RI.
  • Supomo, S. (1977). Javanese Literature in Surakarta Manuscripts. Jakarta: EFEO.
  • Badan Bahasa Kemendikbud: https://badanbahasa.kemdikbud.go.id

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.