Kerajaan Mataram Kuno merupakan salah satu kerajaan besar yang pernah berdiri di Nusantara pada abad ke-8 hingga ke-10 Masehi. Kerajaan ini meninggalkan warisan budaya yang sangat kaya, terutama dalam bentuk candi-candi megah dan prasasti bersejarah. Peninggalan Kerajaan Mataram Kuno tersebut tidak hanya mencerminkan kemajuan seni dan arsitektur pada masa itu, tetapi juga memberikan informasi penting tentang sistem kepercayaan, politik, sosial, dan budaya masyarakat Mataram Kuno.
Artikel ini akan membahas berbagai peninggalan Kerajaan Mataram Kuno yang masih dapat kita saksikan hingga kini, serta makna pentingnya bagi sejarah Indonesia.
Sejarah Singkat Kerajaan Mataram Kuno
Kerajaan Mataram Kuno awalnya berpusat di Jawa Tengah dan kemudian berpindah ke Jawa Timur pada masa pemerintahan Mpu Sindok. Kerajaan ini dipimpin oleh dua dinasti besar, yaitu Dinasti Sanjaya (Hindu) dan Dinasti Syailendra (Buddha). Kedua dinasti ini dikenal sebagai pelindung kesenian, ilmu pengetahuan, dan keagamaan, yang membangun banyak candi dan meninggalkan prasasti sebagai bukti kemajuan zaman.
Candi-Candi Peninggalan Kerajaan Mataram Kuno
1. Candi Borobudur
- Lokasi: Magelang, Jawa Tengah
- Dibangun oleh: Raja Samaratungga (Dinasti Syailendra)
- Agama: Buddha Mahayana
Candi Borobudur merupakan salah satu warisan budaya dunia dan masuk dalam daftar UNESCO. Candi ini memiliki struktur berbentuk stupa raksasa dengan sembilan tingkat, dihiasi oleh 2.672 panel relief dan 504 arca Buddha. Fungsi utamanya adalah sebagai tempat ziarah dan meditasi umat Buddha. Borobudur mencerminkan tingkat kemajuan teknologi dan seni pahat pada masa itu.
2. Candi Prambanan
- Lokasi: Sleman, Yogyakarta
- Dibangun oleh: Rakai Pikatan (Dinasti Sanjaya)
- Agama: Hindu
Candi Prambanan atau Candi Roro Jonggrang adalah kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia. Candi ini dibangun untuk menghormati Trimurti (Brahma, Wisnu, Siwa), dan memiliki arsitektur tinggi dan ramping yang mencerminkan kejayaan Hindu di Mataram. Reliefnya menggambarkan kisah Ramayana dan berbagai ajaran moral.
3. Candi Kalasan
- Lokasi: Sleman, Yogyakarta
- Dibangun oleh: Rakai Panangkaran (Dinasti Sanjaya, meskipun untuk Buddha)
- Agama: Buddha
Candi Kalasan merupakan salah satu candi Buddha tertua di Jawa. Dibangun untuk menghormati Dewi Tara, candi ini menunjukkan toleransi antaragama karena dibangun oleh raja Hindu atas permintaan umat Buddha. Prasasti Kalasan menyebutkan pembangunannya pada tahun 778 M.
4. Candi Sewu
- Lokasi: Dekat Candi Prambanan
- Agama: Buddha
Candi Sewu adalah kompleks candi Buddha terbesar kedua setelah Borobudur. Nama “Sewu” berarti “seribu”, meskipun jumlah candinya sebenarnya tidak sampai seribu. Candi ini menunjukkan adanya kehidupan keagamaan Buddha yang besar di wilayah Mataram.
5. Candi Plaosan
- Lokasi: Klaten, Jawa Tengah
- Dibangun oleh: Pramodhawardhani dan Rakai Pikatan
- Agama: Buddha
Candi Plaosan merupakan simbol perpaduan budaya Hindu dan Buddha. Dibangun oleh pasangan beda keyakinan (Hindu dan Buddha), candi ini menggambarkan toleransi dan kerja sama dua dinasti besar dalam pembangunan spiritual.
6. Candi Sambisari
- Lokasi: Sleman, Yogyakarta
- Agama: Hindu
Candi ini sempat terkubur oleh letusan Gunung Merapi dan baru ditemukan pada tahun 1966. Arsitektur candi ini menggambarkan kesederhanaan dan kekuatan pengaruh Hindu Siwa pada masa Mataram.
Prasasti-Prasasti Bersejarah dari Mataram Kuno
Selain candi, prasasti juga menjadi peninggalan penting yang mencerminkan kehidupan masyarakat Mataram Kuno.
1. Prasasti Canggal (732 M)
- Isi: Menyebutkan pendirian lingga oleh Raja Sanjaya sebagai lambang kekuasaan dan penghormatan kepada Siwa.
- Letak: Gunung Wukir, Magelang
- Bahasa dan Aksara: Sanskerta dan Pallawa
Prasasti ini merupakan sumber utama yang menyebutkan nama Raja Sanjaya sebagai pendiri Dinasti Sanjaya. Ia dipuja sebagai raja yang saleh dan kuat.
2. Prasasti Kalasan (778 M)
- Isi: Tentang pembangunan candi Dewi Tara dan biara bagi umat Buddha atas perintah Rakai Panangkaran.
- Letak: Kalasan, Sleman
- Bahasa: Sanskerta
Prasasti ini menunjukkan adanya hubungan kuat antara penguasa Hindu dan komunitas Buddha.
3. Prasasti Mantyasih (907 M)
- Dikeluarkan oleh: Rakai Watukura Dyah Balitung
- Isi: Mencatat silsilah raja-raja sebelumnya dari Dinasti Sanjaya.
- Letak: Magelang
Prasasti ini penting karena merupakan dokumen sejarah resmi kerajaan yang mencatat daftar raja-raja Mataram Kuno, salah satu sumber utama kronologi kerajaan.
4. Prasasti Klurak (782 M)
- Isi: Mengenai pembangunan arca Manjusri atas perintah Raja Indra (Dinasti Syailendra).
- Letak: Dekat Candi Sewu
- Agama: Buddha
Menjadi bukti lain kejayaan Syailendra dalam menyebarkan ajaran Buddha dan membangun infrastruktur spiritual.
5. Prasasti Nalanda (India)
- Dikeluarkan oleh: Raja Balaputradewa dari Sriwijaya
- Isi: Menyebutkan bahwa Balaputradewa adalah keturunan dari keluarga raja Jawa, yaitu Syailendra.
Meski bukan dari Jawa, prasasti ini menunjukkan hubungan erat antara Mataram (Syailendra) dengan Sriwijaya dan pusat pendidikan dunia Buddha di India.
Baca juga: Perlawanan Sultan Hasanuddin: Simbol Perjuangan Rakyat Makassar Melawan Kolonialisme Belanda
Makna Budaya dan Sejarah Peninggalan Mataram Kuno
Peninggalan berupa candi dan prasasti mencerminkan betapa majunya peradaban masyarakat Mataram Kuno. Candi-candi yang megah bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga pusat pendidikan dan budaya. Sementara itu, prasasti merupakan arsip resmi yang mencerminkan tata pemerintahan, agama, dan toleransi antarumat beragama pada zamannya.
Warisan ini menunjukkan:
- Kemajuan arsitektur dan teknik bangunan.
- Toleransi antaragama (Hindu-Buddha).
- Kesadaran sejarah dan dokumentasi resmi.
- Hubungan internasional, seperti dengan India dan Sriwijaya.
FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)
1. Apa peninggalan paling terkenal dari Kerajaan Mataram Kuno?
Peninggalan paling terkenal adalah Candi Borobudur (Buddha) dan Candi Prambanan (Hindu).
2. Apakah semua candi peninggalan Mataram Kuno beragama Hindu?
Tidak. Candi-candi peninggalan Mataram Kuno mencakup agama Hindu dan Buddha, tergantung dari dinasti yang berkuasa saat itu (Sanjaya – Hindu; Syailendra – Buddha).
3. Mengapa Candi Sewu disebut “Sewu” padahal jumlahnya tidak seribu?
Istilah “Sewu” (seribu) digunakan sebagai simbol jumlah yang sangat banyak, meskipun jumlah candi pendamping sekitar 240.
4. Apa isi Prasasti Canggal?
Prasasti ini mencatat pendirian kerajaan oleh Raja Sanjaya dan pemujaan terhadap Dewa Siwa.
5. Di mana letak peninggalan Mataram Kuno terbesar?
Sebagian besar peninggalan Mataram Kuno berada di Jawa Tengah dan Yogyakarta, khususnya di sekitar Magelang dan Sleman.
Referensi
- Soekmono, R. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia II. Yogyakarta: Kanisius, 1988.
- Poesponegoro, Marwati Djoened & Nugroho Notosusanto. Sejarah Nasional Indonesia Jilid II. Jakarta: Balai Pustaka, 1990.
- UNESCO World Heritage Centre – https://whc.unesco.org
- Borobudur Park – https://borobudurpark.com
- Cagar Budaya Kemdikbud – https://cagarbudaya.kemdikbud.go.id