Kerajaan Tarumanegara merupakan salah satu kerajaan Hindu tertua di Nusantara yang berdiri sekitar abad ke-4 hingga abad ke-7 Masehi. Berpusat di wilayah yang kini dikenal sebagai Jawa Barat, Tarumanegara mencapai masa kejayaan pada masa pemerintahan Raja Purnawarman. Namun, seperti kerajaan-kerajaan besar lainnya, Tarumanegara juga mengalami keruntuhan.
Keruntuhan kerajaan ini tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan melalui proses panjang yang melibatkan berbagai faktor internal dan eksternal. Dalam artikel ini, kita akan mengulas penyebab utama keruntuhan Kerajaan Tarumanegara serta dampaknya terhadap sejarah dan peradaban di Nusantara.
Masa Kejayaan Sebelum Runtuh
Sebelum membahas keruntuhannya, penting untuk mengetahui bahwa Kerajaan Tarumanegara sempat mencapai puncak kejayaan. Purnawarman, raja ketiga, dikenal sebagai pemimpin kuat yang memperluas wilayah kekuasaan dan mengembangkan infrastruktur, seperti saluran irigasi yang disebut dalam Prasasti Tugu.
Kerajaan ini juga menjalin hubungan diplomatik dengan Dinasti Sui dan Tang di Tiongkok, serta menjadi pusat perdagangan yang strategis di jalur laut internasional. Keberhasilan tersebut membuat Tarumanegara disegani, baik secara politik maupun ekonomi.
Namun kejayaan ini tidak berlangsung selamanya.
Penyebab Keruntuhan Kerajaan Tarumanegara
1. Pelemahan Kekuasaan Raja setelah Purnawarman
Setelah wafatnya Purnawarman, tidak banyak informasi mengenai penerusnya. Diduga kuat, para raja penerus tidak memiliki kemampuan kepemimpinan sekuat Purnawarman. Lemahnya kepemimpinan menyebabkan stabilitas pemerintahan menurun dan mengakibatkan lemahnya kontrol pusat atas daerah-daerah kekuasaan.
2. Munculnya Kerajaan-Kerajaan Baru
Salah satu faktor besar penyebab keruntuhan Tarumanegara adalah kemunculan kerajaan-kerajaan baru seperti Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh. Kedua kerajaan ini diduga muncul dari bekas wilayah kekuasaan Tarumanegara. Beberapa teori menyebut bahwa pembagian kekuasaan kepada pewaris menyebabkan perpecahan politik dan wilayah.
Pembentukan kerajaan-kerajaan ini menunjukkan melemahnya otoritas pusat Tarumanegara. Dalam sejarah Tatar Sunda, Kerajaan Sunda dikenal sebagai kelanjutan dari Tarumanegara, namun dengan pemerintahan yang terpisah dan lebih lokal.
3. Perubahan Jalur Perdagangan
Sebagai kerajaan pesisir yang sangat bergantung pada perdagangan maritim, perubahan jalur perdagangan global sangat memengaruhi eksistensi Tarumanegara. Jika sebelumnya wilayah barat Pulau Jawa menjadi pusat perniagaan, seiring waktu pelabuhan-pelabuhan penting mulai bergeser ke wilayah lain, seperti Sumatra (Sriwijaya) dan Jawa Tengah (Mataram Kuno).
Akibatnya, pendapatan kerajaan dari perdagangan pun menurun drastis, memengaruhi kekuatan ekonomi dan militer kerajaan.
4. Konflik Internal
Kemungkinan lain adalah terjadinya konflik internal antara elite politik dan bangsawan di pusat pemerintahan. Dalam banyak kerajaan kuno, perebutan kekuasaan antar anggota keluarga kerajaan sering kali menjadi penyebab melemahnya stabilitas.
Ketidakstabilan politik dalam negeri dapat menyebabkan hilangnya kepercayaan dari rakyat dan membuka celah bagi daerah-daerah lain untuk melepaskan diri.
5. Minimnya Sumber Sejarah Tertulis
Salah satu kesulitan dalam memahami secara detail keruntuhan Tarumanegara adalah minimnya sumber sejarah tertulis. Sebagian besar informasi yang ada berasal dari prasasti dan catatan Tiongkok, yang jumlahnya terbatas. Hal ini menandakan bahwa setelah era kejayaan, dokumentasi resmi dari Tarumanegara menurun, menunjukkan kemunduran administratif.
Dampak Keruntuhan Kerajaan Tarumanegara bagi Nusantara
1. Munculnya Kerajaan Sunda dan Galuh
Salah satu dampak langsung dari keruntuhan Tarumanegara adalah lahirnya dua kerajaan besar di Tatar Sunda, yaitu Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh. Kedua kerajaan ini kemudian berkembang menjadi pusat kekuasaan dan budaya tersendiri, dengan karakteristik yang berbeda dari Tarumanegara.
Kerajaan Sunda dikenal memiliki sistem pertanian yang kuat, sedangkan Galuh berkembang sebagai pusat budaya dan agama Hindu di wilayah timur Tatar Sunda.
2. Pergeseran Pusat Budaya
Dengan runtuhnya Tarumanegara, pusat budaya dan agama Hindu di Pulau Jawa bergeser ke wilayah tengah dan timur. Hal ini ditandai dengan munculnya Kerajaan Kalingga, Mataram Kuno, dan Medang Kamulan di Jawa Tengah dan Timur. Pergeseran ini memperkaya keragaman budaya di Nusantara, tetapi juga menandai akhir dari dominasi barat Jawa dalam peradaban Hindu-Buddha awal.
3. Peninggalan Sejarah yang Menjadi Sumber Ilmu
Meskipun kerajaan ini runtuh, berbagai peninggalan seperti prasasti (Ciaruteun, Tugu, Kebon Kopi, dll.) menjadi warisan penting bagi sejarah Indonesia. Prasasti-prasasti tersebut memberikan informasi penting tentang sistem pemerintahan, kepercayaan, dan kondisi sosial ekonomi masyarakat pada masa itu.
Para sejarawan dan arkeolog menggunakan prasasti ini untuk memetakan perkembangan awal peradaban Hindu di Nusantara.
4. Terjadinya Peralihan Budaya dan Agama
Dengan melemahnya Tarumanegara, terjadi pergeseran dalam praktik budaya dan agama di wilayah Jawa Barat. Meskipun Hindu tetap bertahan, pengaruhnya melemah seiring masuknya pengaruh dari kerajaan lain dan mulai berkembangnya agama-agama baru, termasuk Buddha dan Islam di kemudian hari.
Baca juga : Masa pemerintahan Hayam Wuruk di Kerajaan Majapahit
Kesimpulan
Keruntuhan Kerajaan Tarumanegara merupakan proses bertahap yang disebabkan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. Mulai dari lemahnya kepemimpinan setelah Raja Purnawarman, munculnya kerajaan baru seperti Sunda dan Galuh, perubahan jalur perdagangan, hingga konflik internal dan minimnya dokumentasi sejarah.
Meskipun runtuh, dampak Tarumanegara masih terasa hingga kini, baik melalui peninggalan sejarah maupun warisan budayanya. Kerajaan ini menjadi batu pijakan awal bagi perkembangan sistem pemerintahan, agama Hindu, dan interaksi budaya di Nusantara. Dengan mempelajari sejarah Tarumanegara, kita dapat lebih memahami akar peradaban Indonesia dan bagaimana bangsa ini tumbuh melalui interaksi antara budaya lokal dan luar.
FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)
1. Kapan Kerajaan Tarumanegara runtuh?
Kerajaan Tarumanegara diperkirakan runtuh sekitar abad ke-7 Masehi.
2. Siapa penyebab utama runtuhnya Tarumanegara?
Tidak ada satu pihak yang menjadi penyebab utama. Keruntuhan disebabkan oleh kombinasi lemahnya kepemimpinan, munculnya kerajaan baru, perubahan ekonomi, dan konflik internal.
3. Apa dampak dari keruntuhan Tarumanegara bagi wilayah Jawa Barat?
Dampaknya antara lain terbentuknya Kerajaan Sunda dan Galuh, serta pergeseran pusat budaya dan pemerintahan.
4. Apakah Tarumanegara benar-benar hilang atau berubah bentuk?
Sebagian sejarawan berpendapat bahwa Kerajaan Sunda adalah kelanjutan dari Tarumanegara dalam bentuk yang berbeda dan lebih lokal.
5. Apakah masih ada peninggalan sejarah dari Kerajaan Tarumanegara?
Ya, peninggalan penting berupa prasasti seperti Prasasti Tugu dan Ciaruteun masih ada dan menjadi sumber sejarah utama.
Referensi
- Soekmono, R. (2002). Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 2. Yogyakarta: Kanisius.
- Tim Kemdikbud. (2017). Buku Sejarah Indonesia SMP Kelas VIII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
- Perpustakaan Nasional RI. https://www.perpusnas.go.id
- BPCB Banten. https://bpcb-banten.kemdikbud.go.id
- Direktorat Jenderal Kebudayaan. https://kebudayaan.kemdikbud.go.id