Home » IPS Kelas 10 » Sikap toleransi dan empati pada masyarakat yang beragam budaya
Sikap toleransi dan empati pada masyarakat yang beragam budaya

Sikap toleransi dan empati pada masyarakat yang beragam budaya

Sikap toleransi dan empati pada masyarakat yang beragam budaya, Kondisi keragaman budaya masyarakat Indonesia merupakan kenyataan dan kekayaan yang tidak ada bandingannya, sehingga harus dilihat sebagai sebuah potensi yang sangat luar biasa. 

Dilihat dari potensi yang ada baik sumber daya alamnya (SDA) maupun sumber daya manusianya (SDM), negara Indonesia sangat mungkin untuk bisa menjadi negara adi daya di dunia. Karena untuk menjadi negara besar, maka luas wilayah dan jumlah penduduknyapun harus besar dan syarat ini sudah dipenuhi oleh negara Indonesia.

Untuk bisa menjadi negara besar langkah pertama yang harus dilakukan adalah bagaimana rakyat Indonesia yang beraneka ragam itu memiliki kesamaan pandangan dan memiliki satu nasionalisme yaitu Indonesia. 

Sebagai bangsa Indonesia kita harus mengedepankan persamaan-persamaan yang ada, bukan mempertajam perbedaan-perbedaan yang ada. Kita harus menggali persamaan-persamaan yang ada pada setiap suku bangsa.

Sebab kenyataannya bangsa Indonesia yang beranekaragam itu lebih banyak persamaan-persamaannya dari pada perbedaan-perbedaannya.  

Simbol-simbl budaya dan agama

Simbol-simbol budaya atau agama mungkin bisa berbeda-beda, tetapi esensi maknanya tetap sama. Apabila sikap-sikap ini yang dikembangkan, maka kita akan bersatu menjadikan negara Indonesia sebagai negara yang besar di dunia.

Tetapi apabila yang dikedepankan perbedaan-perbedaannya, maka kita akan mengalami konflik dan perpecahan serta kehancuran. Apabila ini terjadi, maka negara kita akan menjadi negara yang terpecah-pecah menjadi negara yang kecil.

Sebagai bangsa yang beranekaragam, kita harus mau menerima perbedaan-perbedaan itu. Semua sikap dan prilaku kita tidak boleh diskriminatif, yaitu suatu sikap yang membeda-bedakan karena adanya perbedaan suku bangsa.

Semua suku bangsa yang ada harus dipandang sama sebagai bangsa Indonesia, sebagai warga negara Indonesia yang memiliki hak dan kewajiban yang sama. Sikap membeda-bedakan akan menyebabkan kita menjadi sulit dan serba terbatas, sehingga kita menjadi sempit dan picik.

Toleransi beragama pada masyarakat multikultural khususnya di Indonesia (ilustrasi foto/Liputan6)

Sikap toleransi harus dikembangkan

Sikap toleransi juga harus dikembangkan dalam masyarakat yang multi agama. Kita harus merasa bangga bahwa bangsa Indonesia adalah suatu bangsa dimana bertemunya agama-agama besar dunia.

Semua agama besar dunia seperti Islam, Kristen, Hindu, Budha dapat tumbuh berkembang dengan subur di bumi Indonesia. Jarang ada suatu bangsa dimana agama-agama besar dunia itu hidup tumbuh subur berdampingan secara damai.

Sikap toleransi ini tidak lain intinya adalah pengakuan terhadap agama dan kepercayaan yang dianut oleh orang lain, berdasarkan kepada pengakuan ini, maka membiarkan orang lain untuk beribadat sesuai dengan agama dan kepercayaannya itu.

Sikap toleransi dan empati ini muncul karena didasari oleh adanya jiwa kebangsaan yang tinggi yang lebih mengedepankan persatuan bersama, ketimbang mengelompokkan diri berdasarkan kelompokknya masing-masing.  

Sikap saling menghargai

Sikap menghargai dan tidak memandang suku bangsa lain lebih rendah dari suku bangsanya, juga merupakan sikap yang dibutuhkan dalam masyarakat Indonesia yang beraneka ragam.

Dengan memandang semua suku bangsa memiliki harkat dan derajat yang sama, maka pergaulan yang diciptakan adalah pergaulan yang sederajat. Pergaulan yang lebih mengedepankan kepentingan dan kesejahteraan bersama. 

Baca juga Bermasyarakat dan berbangsa merupakan naluri manusia

Tidak memiliki pandangan, penilaian dan sikap negatif terhadap suku bangsa lain. Janganlah sekali-kali memandang negatif terhadap suku bangsa lain. Mungkin pandangan-pandangan negatif itu telah ada pada diri kita yang berasal dari pandangan orang tua kita, atau orang lain yang menganggap negatif terhadap suatu suku bangsa. 

Pandangan ini lebih bersifat subyektif dari pada objektif. Jadi kita harus menghilangkan stereotif negatif dan kita harus mengembangkan pandangan-pandangan yang positif terhadap suku bangsa yang lain. Sebab kita juga dengan memiliki sikap tenggang rasa, akan merasa sakit hati apabila dipandang rendah oleh suku bangsa lain.  

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Scroll to Top