Home » IPS Kelas 10 » Konflik dan Integrasi Bangsa  multi etnik yang bervariasi
Konflik dan Integrasi Bangsa  multi etnik yang bervariasi

Konflik dan Integrasi Bangsa  multi etnik yang bervariasi

Konflik dan Integrasi Bangsa  multi etnik yang bervariasi. Negara Indonesia, termasuk salah satu negara di dunia yang memiliki multi etnik yang bervariasi, sama dengan negara India. 

Diantara sekitar 175 negara anggota PBB, hanya 12 negara saja yang penduduknya kurang lebih homogen, diluar itu semua bangsanya terdiri dari multi etnik.Keberagaman suku dan budaya bangsa Indonesia merupakan kekayaan dan sekaligus kebanggaan yang tidak ternilai harganya.

Keberagaman budaya masyarakat Indonesia ini dapat menjadi potensi konflik dan integrasi bangsa yang dapat menghancurkan negara Republik Indonesia.

Sesuai dengan sifat dari masyarakat yang beragam, maka didalamnya akan terdapat berbagai macam kepentingan, karena banyak aspirasi-aspirasi yang berbeda. 

Perbedaan aspirasi bangsa

Perbedaan aspirasi dalam suatu suku bangsa dalam masyarakat adalah suatu hal yang wajar, memang harusnya demikian. Permasalahannya adalah bila masing-masing pihak memaksakan kehendak, menginginkan aspirasinya yang harus diutamakan terlebih dahulu, bila masing-masing pihak tidak bisa kompromi, maka yang akan terjadi adalah konflik, pertikaian dan perpecahan diantara mereka. 

Konflik dan pertikaian yang terjadi diantara suku bangsa Indonesia, bisa mengakibatkan lemahnya kondisi keamanan dan pertahanan pada masyarakat yang bersangkutan. Bilamana hal ini terjadi maka, dengan mudah masuknya kekuasaan asing ke dalam wilayah negara yang bersangkutan, baik secara militer maupun sosial-ekonomi.

Contoh tentang hal tersebut adalah negara Yugoslavia yang sekarang terpecah belah menjadi beberapa negara kecil, setelah terlibat dalam perang antar etnik. Bahkan akibat dari perang tersebut pengaruh Amerika Serikat menjadi sangat besar di negara-negara kecil pecahan Yugoslavia. 

Negara Yugoslavia mempunyai tujuh suku bangsa besar, yaitu Slovenia, Kroasia, Serbia Utara, Serbia selatan yang sekarang berubah menjadi suku bangsa Bosnia, Herzegovina, Montenegro, dan Makedonia. Penduduk Kosovo di bagian selatan Yugoslavia adalah orang Albania yang juga beragama Islam. Selain itu di Yugoslavia terdapat 11 suku bangsa minoritas yang disebut narodnosti. 

Hubungan antar suku bangsa

Hubungan antara suku bangsa itu memang berawal dari kondisi yang tidak baik. Suku-suku bangsa yang beragama Katolik dan Kristen yaitu Slovenia, Kroasia, dan Serbia Utara yang dulunya dijajah kerajaan Austria-Hongaria sering terjadi konflik dengan suku bangsa Serbia Selatan dan yang beragama Islam yaitu Bosnia, Herzegovina, Montenegro, dan Makedonia yang dulunya dijajah oleh kerajaan Turki dengan berorientasi ke kebudayaan Asia. Oleh karena itu saling bunuh diantara suku-suku bangsa yang berbeda agama itu sudah menjadi suatu kebiasaan. 

Kondisi yang seperti itu pernah bisa dipersatukan dan menjadi negara nasional di bawah kekuatan, kepemimpinan dan kewibawaan B Tito. Namun setelah Tito meninggal dunia konflik-konflik antar suku bangsa itu muncul lagi, dan menjadi perang saudara antar etnik. Selanjutnya Yugoslavia terpecah menjadi negara-negara kecil. 

Keberagaman budaya bangsa

Jadi keragaman budaya yang ada dalam masyarakat, sekali bisa menjadi bencana, awal dari konflik dan perpecahan, sebagaimana yang terjadi di negara Yugoslavia. Hal senada sebetulnya juga mewarnai perjalanan sejarah bangsa Indonesia yang juga penuh dengan konflik, bahkan bisa dikatakan hal itu juga terjadi hingga saat ini. Beruntunglah kita dapat menyelesaikan permasalahan tersebut, dan diintegrasikan kedalam wilayah negara kesatuan Republik Indonesia. 

Bilamana kita perhatikan sejarah Republik Indonesia sejak tahun 1945 hingga sekarang, telah terjadi beberapa kali konflik yang terjadi akibat dari pertentangan antara suku bangsa dan perbedaan ideologi, diantaranya:

  1. pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS);
  2. peristiwa kapten Andi Abdul Azis bekas kapten KNIL di Sulawesi Selatan;
  3. pemberontakan Darul Islam di Jawa Barat;
  4. pemberontakan Darul Islam di Sulawesi Selatan;
  5. pemberontakan Darul Islam di Kalimantan Selatan;
  6. pemberontakan Darul Islam di Aceh;
  7. pemberontakan PRRI Sumatra Barat;
  8. pemberontakan Permesta Sulawesi Selatan;
  9. pemberontakan GAM di Aceh;
  10. pemberontakan yang dilakukan GPK di Papua;
  11. pertikaian antara suku bangsa madura dan suku bangsa dayak;
  12. kerusuhan di Poso dan Ambon; dan
  13. Perang suku yang masih sering terjadi di wilayah Papua, dan sebagainya.  

Bahkan, bila kita deskripsikan lebih terperinci dan dalam skala yang lebih kecil, maka akan ditemukan banyak sekali konflik yang terjadi di dalam wilayah negara kesatuan Republik Indonesia, yang dilatar belakangi oleh adanya perbedaan budaya masyarakat. 

Baca juga Pengertian mengenai suku bangsa di Indonesia

Kesimpulannya, keragaman budaya yang ada dalam masyarakat Indonesia bukan hanya menjadi potensi kekayaan bangsa, tetapi juga merupakan potensi konflik diantara suku bangsa di wilayah negara kesatuan Republik Indonesia.

Oleh karena itu pengembangan sikap saling menghargai, saling menghormati, tenggang rasa dan toleransi menjadi mutlak harus dilaksanakan oleh semua pihak yang menginginkan negara Indonesia aman dan tenteram. 

Budaya bukan hanya menjadi kekayaan bangsa tetapi juga bisa berpotensi menjadi konflik (ilustrasi foto/Jeda.ID)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Scroll to Top