Teori Keunggulan Komparatif yang dikemukakan oleh David Ricardo mengatakan bahwa teori keunggulan mutlak yang dikemukakan oleh Adam Smith memiliki kekurangan, di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Apakah negara tersebut juga dapat mengadakan perdagangan internasional?
Konsep keunggulan komparatif perbedaan biaya yang bisa dibandingkan yang digunakan sebagai dasar dalam perdagangan internasional adalah banyaknya tenaga kerja yang digunakan untuk memproduksi sebuah barang. Jadi, motif melaksanakan perdagangan bukan sekadar mutlak lebih produktif lebih menguntungkan dalam menghasilkan sejenis barang.
Namun menurut David Ricardo sekalipun sebuah negara itu tertinggal dalam segala rupa, ia tetap dapat ikut serta dalam perdagangan internasional, apabila Negara tersebut menghasilkan barang dengan biaya yang lebih murah (tenaga kerja) dibanding dengan lainnya.
2. Bagaimana bila suatu negara lebih produktif dalam memproduksi dua jenis barang dibanding dengan Negara lain?
Sebagai gambaran awal, di satu pihak sebuah negara mempunyai faktor produksi tenaga kerja dan alam yang lebih unggul dibanding dengan negara lain, sehingga negara tersebut juga lebih unggul dan lebih produktif dalam menghasilkan barang daripada negara lain.
Sebaliknya, di lain pihak negara lain tertinggal dalam memproduksi barang. Dari uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa jika kondisi suatu negara lebih produktif atas dua jenis barang, maka negara tersebut tidak dapat melakukan hubungan perdagangan atau pertukaran internasional.
Jadi, keuntungan komparatif terjadi jika sebuah negara lebih unggul terhadap kedua macam produk yang dihasilkan, dengan biaya tenaga kerja yang lebih murah jika dibandingkan dengan biaya tenaga kerja di negara lain.
Silahkan simak video dalam link berikut terkait teori keunggulan absolute dan keunggulan komparatif https://youtu.be/Bjso2HlijhQ
Baca juga Syarat pemungutan pajak harus adil dan menciptakan keadilan
Teori Permintaan Timbal Balika tau Reciprocal Demand (John Stuart Mill)
Teori Permintaan Timbal Balik yang dikemukakan oleh John Stuart Mill, sebenarnya teori ini melanjutkan Teori Keunggulan Komparatif dari David Ricardo, yaitu mencari titik keseimbangan pertukaran antara 2 barang oleh dua negara dengan perbandingan pertukarannya atau dengan menentukan Dasar Tukar Dalam Negeri (DTD).
Tujuan Teori Timbal Balik ialah menyeimbangkan antara penawaran dengan permintaannya, karena baik penawaran maupun permintaan menentukan besarnya barang yang akan diekspor dan barang yang akan diimpor.
Jadi, menurut John Stuart Mill selama ada perbedaan dalam rasio produksi konsumsi antara kedua negara, maka manfaat dari perdagangan selalu bisa dilaksanakan di kedua negara tersebut.
Dan sebuah negara akan mendapat manfaat jika jumlah jam kerja yang dibutuhkan untuk menciptakan semua barangbarang eksportnya lebih kecil dibanding jumlah jam kerja yang dibutuhkan jika seluruh barang impor diproduksi sendiri.