Palembang adalah salah satu kota tertua di Indonesia yang memiliki sejarah panjang dalam bidang ekonomi. Sebagai bekas pusat Kerajaan Sriwijaya yang berjaya pada abad ke-7 hingga ke-13 M, kota ini telah lama dikenal sebagai pusat perdagangan maritim internasional. Seiring waktu, Palembang terus berkembang, dari kota pelabuhan penting pada masa lampau menjadi pusat ekonomi, industri, dan perdagangan modern di Sumatera Selatan. Bagaimana Perkembangan Ekonomi Palembang: Dari Perdagangan ke Industri?
Artikel Perkembangan Ekonomi Palembang ini mengulas perjalanan perkembangan ekonomi Palembang, mulai dari masa kejayaan perdagangan di Sungai Musi hingga peran strategisnya dalam industri dan logistik di era modern. Dengan demikian, kita dapat melihat bagaimana Palembang memadukan kekuatan sejarah dengan potensi masa depan.
1. Akar Sejarah: Palembang sebagai Pusat Perdagangan Sriwijaya
Pada masa Kerajaan Sriwijaya, Palembang memainkan peran penting sebagai pusat perdagangan internasional di Asia Tenggara. Letaknya yang strategis di tepi Sungai Musi menjadikannya pelabuhan alami yang menghubungkan jalur dagang antara India dan Tiongkok.
Komoditas Penting Saat Itu:
- Kapur barus
- Kayu gaharu
- Rempah-rempah
- Hasil hutan dan laut
Pedagang dari India, Tiongkok, Arab, dan wilayah Asia Tenggara singgah di Palembang untuk berdagang dan belajar agama Buddha, menjadikan kota ini sebagai hub perdagangan dan pusat studi keagamaan.
2. Masa Kolonial: Palembang sebagai Kota Pelabuhan dan Perkebunan
Saat Belanda menguasai Palembang pada abad ke-17, arah ekonomi mulai bergeser ke sektor perkebunan dan tambang. Kolonial Belanda mendirikan pelabuhan besar, memperluas jalur kereta api, serta membuka kebun-kebun karet dan kopi.
Ciri Ekonomi Masa Kolonial:
- Pendirian pabrik minyak dan pengolahan karet
- Eksploitasi tambang batubara di Tanjung Enim
- Perkebunan besar dikelola oleh perusahaan Belanda
- Pembangunan Jembatan Ampera (dikenal sebagai Jembatan Bung Karno sebelum berganti nama), yang meningkatkan mobilitas barang dan orang
Pada masa ini, struktur ekonomi Palembang mengalami perubahan dari perdagangan bebas ke arah ekonomi kolonial yang berorientasi ekspor komoditas mentah.
3. Era Kemerdekaan: Reorientasi Ekonomi Nasional
Setelah kemerdekaan, Palembang menjadi bagian penting dalam pembangunan ekonomi nasional, terutama karena posisinya yang strategis di Sumatera Selatan sebagai daerah kaya sumber daya alam.
Pemerintah Orde Lama dan Orde Baru mulai mengembangkan:
- Pertamina RU III Plaju – kilang minyak terbesar di Sumatera
- Industri pengolahan karet rakyat
- Pelabuhan Boom Baru sebagai pelabuhan ekspor-impor
- Jalan lintas Sumatera sebagai jalur utama logistik
Palembang kemudian dikenal sebagai kota minyak dan pusat energi nasional di luar Pulau Jawa.
4. Kebangkitan Industri: Palembang sebagai Kota Industri
Memasuki era 2000-an, Palembang mengalami transformasi ekonomi besar-besaran. Dengan didukung infrastruktur yang terus dikembangkan, kota ini mulai tumbuh menjadi kawasan industri terintegrasi.
Sektor Industri Unggulan:
- Energi dan migas: Kilang Pertamina Plaju, pengolahan gas, dan pembangkit listrik
- Industri hilir karet dan sawit: Pabrik ban, latex, dan CPO
- Manufaktur: Pabrik makanan, tekstil, dan barang konsumen
- Bahan bangunan dan logam: Pabrik semen, baja ringan, dan komponen bangunan
Kawasan Industri Tanjung Api-Api (KITAA) juga sedang dikembangkan sebagai pusat industri dan ekspor, dengan rencana pembangunan pelabuhan laut dalam (deep sea port) dan pusat logistik nasional.
5. Infrastruktur sebagai Katalis Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi Palembang tidak lepas dari pengembangan infrastruktur. Pemerintah pusat dan daerah membangun berbagai proyek strategis yang menopang aktivitas ekonomi, seperti:
- Jalan Tol Palembang–Indralaya (Palindra)
- Tol Trans-Sumatera (Palembang–Lampung dan Palembang–Bengkulu)
- Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II
- LRT Palembang – pertama di Indonesia luar Jawa
- Pelabuhan Tanjung Carat (direncanakan) sebagai pelabuhan ekspor baru
Infrastruktur ini mempercepat distribusi barang, menekan biaya logistik, dan meningkatkan konektivitas ekonomi regional.
6. Perdagangan dan Jasa: Tulang Punggung Ekonomi Kota
Meski sektor industri makin tumbuh, perdagangan dan jasa masih menjadi penyumbang terbesar PDRB Kota Palembang. Pasar-pasar tradisional dan pusat perbelanjaan modern tumbuh berdampingan.
Beberapa pusat aktivitas ekonomi:
- Pasar 16 Ilir dan 26 Ilir: pusat tekstil dan sembako
- OPI Mall dan Palembang Icon: retail modern dan hiburan
- Hotel dan restoran: mendukung sektor pariwisata
- UMKM dan kuliner lokal: pempek, tekwan, songket, dan lainnya
Palembang juga mulai dilirik sebagai kota tujuan MICE (Meeting, Incentive, Conference, Exhibition), terutama setelah sukses menjadi tuan rumah Asian Games 2018.
Baca juga: Hubungan Kesultanan Demak dengan Kerajaan-Kerajaan Islam Lainnya
7. Digitalisasi dan Ekonomi Kreatif
Seiring kemajuan teknologi, ekonomi digital dan sektor kreatif mulai tumbuh di Palembang. Pemerintah daerah mendorong penggunaan platform digital oleh UMKM serta mendorong kaum muda terjun ke bisnis kreatif.
Beberapa bentuk ekonomi kreatif yang berkembang:
- Kuliner inovatif berbasis pempek dan olahan lokal
- Desain dan fesyen berbasis songket Palembang
- Konten kreator lokal, YouTuber, dan media sosial promosi wisata
- Startup logistik dan e-commerce lokal
Kehadiran jaringan internet yang lebih baik dan pelatihan digital membuka peluang ekonomi baru bagi generasi muda.
8. Tantangan dan Peluang
Meski potensinya besar, Palembang menghadapi sejumlah tantangan dalam membangun ekonomi berkelanjutan:
Tantangan:
- Ketimpangan antarwilayah (Seberang Ilir lebih maju dari Seberang Ulu)
- Polusi dan masalah lingkungan dari sektor industri
- Urbanisasi tanpa kontrol perencanaan tata ruang
- Ketergantungan pada sektor energi fosil
Peluang:
- Pengembangan kawasan industri hijau
- Investasi energi terbarukan (solar, biomassa)
- Pariwisata budaya dan sejarah berbasis Sriwijaya
- Pengembangan ekonomi kreatif dan digital
Dengan strategi yang tepat, Palembang berpeluang menjadi pusat ekonomi Sumatera bagian selatan yang tangguh dan berkelanjutan.
Penutup
Perkembangan Ekonomi Palembang, perjalanan ekonomi Palembang dari masa ke masa mencerminkan kemampuan kota ini beradaptasi terhadap perubahan zaman. Dari pelabuhan kuno yang disinggahi pedagang asing, ke kota kolonial penghasil karet dan minyak, hingga kini sebagai kota industri dan perdagangan modern—Palembang terus bergerak maju.
Pemerintah daerah, dunia usaha, dan masyarakat harus bersinergi untuk menciptakan iklim investasi yang sehat, menyeimbangkan pembangunan ekonomi dan pelestarian budaya, serta menyiapkan SDM unggul agar ekonomi Palembang dapat tumbuh inklusif dan berkelanjutan.
FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)
1. Apa sektor ekonomi utama Palembang saat ini?
Saat ini sektor ekonomi utama Palembang adalah perdagangan, jasa, industri pengolahan, serta sektor energi dan migas.
2. Apa peran Sungai Musi dalam ekonomi Palembang?
Sungai Musi sejak dulu menjadi jalur perdagangan penting dan hingga kini mendukung transportasi, pariwisata, dan distribusi barang melalui pelabuhan-pelabuhan lokal.
3. Apa itu Kawasan Industri Tanjung Api-Api?
Kawasan Industri Tanjung Api-Api (KITAA) adalah kawasan strategis yang dirancang sebagai pusat industri, logistik, dan ekspor Sumatera Selatan, dilengkapi dengan pelabuhan laut dalam.
4. Bagaimana dampak Asian Games 2018 terhadap ekonomi Palembang?
Asian Games mendorong percepatan pembangunan infrastruktur, seperti LRT dan stadion, serta meningkatkan citra Palembang sebagai kota tujuan wisata dan investasi.
5. Apakah Palembang memiliki potensi ekonomi digital?
Ya. Palembang mulai tumbuh dalam ekonomi digital melalui UMKM online, startup logistik, konten kreatif, dan penggunaan teknologi dalam pemasaran produk lokal.
Referensi
- BPS Kota Palembang: https://palembangkota.bps.go.id
- Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumatera Selatan
- Pemerintah Kota Palembang: https://palembang.go.id
- Kompas.com – Ekonomi Palembang dan Infrastruktur Baru
- Indonesia.go.id – Pengembangan Ekonomi Kawasan Sumatera
- Katadata.co.id – Peran Migas dan Industri Palembang
- Tempo.co – Ekonomi Kreatif dan UMKM Palembang