Pulau Jawa menyimpan jejak sejarah yang sangat kaya dari masa ke masa. Dua periode penting dalam sejarah Nusantara adalah masa kejayaan kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha dan masa kemunculan serta perkembangan kerajaan-kerajaan Islam. Perbandingan Kerajaan, kedua masa ini bukan hanya mewariskan peninggalan fisik seperti candi dan masjid, tetapi juga membentuk sistem sosial, politik, dan budaya yang berpengaruh hingga kini.
Artikel ini akan mengulas secara mendalam perbandingan antara kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha dan Islam di Pulau Jawa, baik dari segi struktur kekuasaan, sistem keagamaan, budaya, arsitektur, hingga warisan yang masih bertahan.
1. Asal Usul dan Perkembangan
● Kerajaan Hindu-Buddha
Kerajaan Hindu-Buddha di Jawa muncul sejak abad ke-4 M, dipengaruhi oleh masuknya budaya India melalui jalur perdagangan. Kerajaan-kerajaan seperti Tarumanegara, Kalingga, Mataram Kuno, Kediri, Singasari, dan Majapahit adalah contoh utamanya. Puncak kejayaan terjadi pada masa Majapahit yang berhasil menyatukan hampir seluruh Nusantara pada abad ke-14.
● Kerajaan Islam
Masuknya Islam ke Jawa terjadi secara bertahap sejak abad ke-13 melalui jalur perdagangan dan dakwah. Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama yang berdiri di Jawa pada akhir abad ke-15. Setelah itu muncul kerajaan-kerajaan lain seperti Cirebon, Banten, dan Mataram Islam. Islam menyebar dengan pendekatan damai melalui para Wali Songo.
2. Struktur Kekuasaan dan Pemerintahan
● Hindu-Buddha
Struktur kekuasaan bersifat hierarkis dengan raja sebagai titisan dewa (dewaraja). Pemerintahan bersifat terpusat dan raja memiliki kekuasaan absolut. Wilayah kekuasaan dibagi dalam kadipaten atau daerah-daerah kecil yang dikuasai pejabat lokal.
● Islam
Kerajaan Islam menerapkan sistem kesultanan dengan sultan sebagai pemimpin politik dan keagamaan. Pengaruh syariat Islam mulai mewarnai sistem hukum dan pemerintahan. Sultan didampingi ulama dan pejabat administratif untuk menjalankan pemerintahan.
3. Agama dan Kepercayaan
● Hindu-Buddha
Agama Hindu dan Buddha menjadi fondasi spiritual dan politik. Ciri khasnya adalah pemujaan terhadap dewa-dewi Hindu atau Buddha, serta pelaksanaan ritual dan upacara besar di candi. Agama ini juga tercermin dalam seni sastra seperti Kakawin Ramayana dan Arjunawiwaha.
● Islam
Agama Islam menekankan monoteisme (tauhid) dan menggantikan tradisi pemujaan dewa dengan penghambaan kepada Allah. Tradisi Islam menyatu dengan budaya lokal seperti wayang, gamelan, dan seni bangunan tanpa menghilangkan nilai-nilai keislaman.
4. Arsitektur dan Karya Seni
● Hindu-Buddha
Peninggalan utama berupa candi yang megah dan penuh ukiran. Contohnya:
- Candi Borobudur (Buddha, abad ke-9)
- Candi Prambanan (Hindu, abad ke-9)
- Candi Jawi, Jago, Kidal (Singasari)
- Situs Trowulan (Majapahit)
Seni ukir, patung, dan relief berkembang pesat dan menjadi simbol keagungan kerajaan.
● Islam
Peninggalan arsitektur lebih sederhana namun penuh makna. Masjid, pesantren, dan keraton menjadi pusat spiritual dan sosial:
- Masjid Agung Demak (abad ke-15)
- Masjid Menara Kudus dengan arsitektur mirip candi
- Keraton Yogyakarta dan Surakarta sebagai pusat kebudayaan Islam-Jawa
Islam juga melahirkan seni kaligrafi dan sastra suluk yang mengandung ajaran tasawuf.
5. Sistem Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan
● Hindu-Buddha
Pendidikan dilakukan di mandala atau asrama. Ilmu pengetahuan yang berkembang meliputi astrologi, pertanian, seni, dan sastra. Bahasa Sansekerta digunakan dalam naskah-naskah keagamaan dan sastra.
● Islam
Islam mendorong pendirian pesantren sebagai pusat pendidikan. Ilmu agama, bahasa Arab, tasawuf, dan fikih menjadi pelajaran utama. Santri dan ulama memainkan peran penting dalam penyebaran ajaran Islam.
6. Hubungan Internasional dan Perdagangan
● Hindu-Buddha
Kerajaan seperti Sriwijaya dan Majapahit memiliki jaringan dagang luas dengan India, Cina, dan Timur Tengah. Mereka menguasai jalur laut dan mengimpor budaya luar ke dalam negeri.
● Islam
Kerajaan Islam seperti Demak dan Banten menjalin hubungan dagang dengan Gujarat, Turki, Arab, dan Cina. Pedagang Muslim berperan besar dalam penyebaran Islam dan pertumbuhan kota-kota pelabuhan.
Baca juga: Budaya dan Gaya Hidup yang Dipengaruhi oleh Belanda di Indonesia
7. Warisan Budaya yang Bertahan
● Hindu-Buddha
Warisan fisik: candi, prasasti, arca, relief
Warisan non-fisik: sistem kasta sosial, kalender Saka, upacara adat seperti Nyepi
● Islam
Warisan fisik: masjid kuno, keraton, pesantren
Warisan non-fisik: tradisi Maulid, Grebeg, Sekaten, sistem keagamaan berbasis Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah
8. Perbedaan dan Persamaan Utama
Aspek | Hindu-Buddha | Islam |
Pemimpin | Raja (Dewa Raja) | Sultan (Khalifah/Symbol Islam) |
Kepercayaan | Politeisme (dewa-dewi) | Monoteisme (Allah) |
Arsitektur | Candi, relief | Masjid, menara, keraton |
Sistem Hukum | Berdasarkan kitab Weda/Manusmriti | Berdasarkan syariat dan adat |
Pendidikan | Asrama, mandala | Pesantren |
Penyebaran | Melalui kerajaan dan bangsawan | Melalui dakwah dan perdagangan |
Akulturasi budaya | Mengadopsi budaya India | Menyesuaikan dengan budaya lokal |
Kesimpulan
Perbandingan Kerajaan Hindu-Buddha dan Islam di Pulau Jawa menunjukkan peradaban yang tinggi dengan ciri khas masing-masing. Kerajaan Hindu-Buddha menekankan kemegahan arsitektur dan sistem kekuasaan absolut, sementara kerajaan Islam menekankan dakwah damai, pendidikan, dan integrasi budaya lokal.
Perbandingan Kerajaan Hindu-Buddha dan Islam di Pulau Jawa. Kedua periode ini saling melengkapi dan membentuk identitas budaya Jawa yang kaya dan beragam. Peninggalan sejarah dari kedua zaman ini masih bisa disaksikan dan menjadi bagian penting dalam pembentukan karakter bangsa Indonesia saat ini.
FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)
1. Apa perbedaan utama antara kerajaan Hindu-Buddha dan Islam di Jawa?
Kerajaan Hindu-Buddha mengandalkan sistem dewaraja dan arsitektur candi megah, sedangkan kerajaan Islam menerapkan sistem kesultanan dan menyebarkan agama melalui dakwah dan pendidikan pesantren.
2. Apakah ada peninggalan fisik dari kedua kerajaan yang masih ada?
Ya. Contohnya, Candi Borobudur dan Prambanan dari era Hindu-Buddha, serta Masjid Agung Demak dan Menara Kudus dari era Islam.
3. Bagaimana Islam bisa menggantikan pengaruh Hindu-Buddha?
Islam masuk melalui perdagangan dan dakwah damai oleh para Wali Songo. Akulturasi budaya membuat Islam diterima luas tanpa benturan tajam dengan budaya lokal.
4. Apakah ada kesinambungan budaya antara kedua periode ini?
Ya. Banyak tradisi Jawa modern merupakan hasil perpaduan antara nilai-nilai Hindu-Buddha dan Islam, contohnya dalam seni, arsitektur, dan upacara adat.
5. Mengapa penting mempelajari perbandingan ini?
Agar kita memahami akar sejarah bangsa, menghargai keragaman budaya, serta menjaga warisan leluhur untuk masa depan yang lebih inklusif.
Referensi
- Ricklefs, M. C. (2008). Sejarah Indonesia Modern 1200–2008. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta.
- Tim Kemdikbud. (2019). Modul Sejarah Indonesia Kelas X dan XI.
- Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemdikbud: https://badanbahasa.kemdikbud.go.id
- Balai Pelestarian Cagar Budaya: https://cagarbudaya.kemdikbud.go.id
- Ensiklopedia Islam. (2000). Ichtiar Baru Van Hoeve.