Candi Prambanan adalah salah satu candi Hindu terbesar dan termegah di Asia Tenggara. Dibangun pada abad ke-9 M, kompleks candi ini menjadi saksi bisu kejayaan peradaban Hindu di Indonesia, khususnya pada masa Kerajaan Mataram Kuno. Terletak di perbatasan antara Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah, Candi Prambanan memukau dengan kemegahan arsitekturnya dan kekayaan nilai religius serta historis yang dikandungnya.
Warisan budaya dunia ini tidak hanya menjadi pusat spiritualitas umat Hindu masa lalu, tetapi juga menjadi bukti bahwa nenek moyang bangsa Indonesia telah mencapai puncak peradaban dalam bidang seni bangunan, teknik konstruksi, serta kosmologi keagamaan.
Sejarah Pendirian Candi Prambanan
Candi Prambanan atau yang dikenal juga dengan nama Candi Roro Jonggrang dibangun sekitar tahun 850 Masehi oleh Rakai Pikatan, seorang raja dari Dinasti Sanjaya yang memerintah Kerajaan Mataram Kuno. Dinasti Sanjaya dikenal sebagai penganut agama Hindu aliran Siwa, dan Candi Prambanan dibangun sebagai persembahan kepada Dewa Siwa, sang dewa perusak dan pelebur dalam Trimurti Hindu.
Beberapa sumber sejarah, seperti Prasasti Shivagrha (tahun 856 M), menyebutkan bahwa pembangunan kompleks ini bertujuan untuk menandingi kemegahan Candi Borobudur yang bercorak Buddha dan dibangun oleh Dinasti Syailendra. Maka, Prambanan juga mencerminkan dinamika politik dan religius pada masa itu, di mana dua dinasti besar dengan latar agama berbeda saling menunjukkan keunggulan budayanya.
Arsitektur Megah yang Sarat Makna Religius
Kompleks Candi Prambanan terdiri dari 240 candi, baik besar maupun kecil, dengan susunan melingkar yang menggambarkan alam semesta menurut kosmologi Hindu.
Tiga Candi Utama: Trimurti
Candi utama di Prambanan berdiri tegak di tengah kompleks dan terdiri dari tiga candi besar yang didedikasikan untuk dewa-dewa utama dalam agama Hindu:
- Candi Siwa (47 meter) – Merupakan candi tertinggi dan utama yang didedikasikan untuk Dewa Siwa Mahadewa.
- Candi Brahma – Terletak di sebelah selatan Candi Siwa, didedikasikan untuk Dewa Brahma Sang Pencipta.
- Candi Wisnu – Terletak di sebelah utara, didedikasikan untuk Dewa Wisnu Sang Pemelihara.
Ketiga candi ini melambangkan konsep Trimurti, yakni tiga kekuatan utama yang menopang keseimbangan alam semesta dalam ajaran Hindu.
Relief dan Hiasan
Salah satu ciri khas Prambanan adalah relief Kisah Ramayana yang terpahat di dinding candi. Relief ini menggambarkan petualangan Rama dalam menyelamatkan istrinya, Sinta, dari tangan Rahwana. Cerita tersebut menjadi sumber penting bagi kesenian tradisional seperti tari Ramayana Ballet yang digelar secara rutin di kompleks Prambanan hingga kini.
Teknik Konstruksi yang Luar Biasa
Candi Prambanan dibangun menggunakan batu andesit yang disusun tanpa menggunakan semen atau perekat. Batu-batu tersebut dipahat dengan presisi dan disusun mengikuti sistem interlock. Kompleks ini juga dirancang agar tahan terhadap gempa dan bencana alam lain.
Ciri khas arsitektur Hindu tampak jelas dalam bentuk menara (shikhara) yang menjulang tinggi ke langit sebagai simbol gunung suci Mahameru, tempat tinggal para dewa.
Kemunduran dan Penemuan Kembali
Setelah masa kejayaannya, Prambanan mulai ditinggalkan karena beberapa faktor, antara lain:
- Letusan Gunung Merapi yang mengubur wilayah sekitarnya.
- Perpindahan pusat kerajaan ke Jawa Timur.
- Masuknya agama Islam yang menyebabkan candi-candi Hindu dan Buddha kurang terawat.
Prambanan akhirnya terkubur oleh tanah dan tumbuhan hingga ditemukan kembali oleh pemerintah kolonial Belanda pada awal abad ke-19. Upaya restorasi besar-besaran dimulai pada abad ke-20 dan terus berlanjut hingga sekarang.
Prambanan Sebagai Warisan Dunia
Pada tahun 1991, UNESCO menetapkan Candi Prambanan sebagai Situs Warisan Dunia karena nilai sejarah, budaya, dan arsitekturnya yang luar biasa. Kini, Prambanan menjadi salah satu destinasi wisata unggulan Indonesia dan pusat kebudayaan Hindu yang masih hidup.
Setiap tahun, umat Hindu dari berbagai daerah datang ke Prambanan untuk merayakan Hari Raya Nyepi, Galungan, serta upacara keagamaan lainnya. Selain itu, panggung terbuka Prambanan kerap menjadi tempat pementasan seni budaya seperti Sendratari Ramayana yang terkenal.
Baca juga: Mengungkap Fakta Sejarah: Apakah Indonesia Benar-Benar Dijajah Belanda Selama 350 Tahun?
Pelestarian dan Tantangan Modern
Sebagai situs purbakala, Prambanan menghadapi banyak tantangan, seperti:
- Gempa bumi (terutama gempa Yogyakarta 2006) yang merusak sebagian struktur candi.
- Kerusakan alami akibat cuaca dan polusi.
- Tekanan pariwisata massal yang berpotensi merusak struktur bangunan.
Pemerintah melalui Balai Pelestarian Kebudayaan dan kerja sama internasional terus berupaya menjaga kelestarian candi melalui restorasi, pembatasan pengunjung, serta edukasi budaya kepada masyarakat.
Makna Prambanan Bagi Bangsa Indonesia
Candi Prambanan bukan sekadar situs bersejarah, tetapi simbol kerukunan antarumat beragama, warisan peradaban, dan kebanggaan nasional. Keberadaan candi ini menjadi pengingat bahwa bangsa Indonesia sejak dahulu memiliki kemampuan luar biasa dalam ilmu arsitektur, spiritualitas, dan toleransi budaya.
Sebagai generasi penerus, penting bagi kita untuk mengenal, memahami, dan melestarikan peninggalan ini agar tetap berdiri megah dan memberi inspirasi bagi masa depan.
Kesimpulan
Candi Prambanan adalah bukti nyata kejayaan arsitektur Hindu dan spiritualitas tinggi yang pernah berkembang di Nusantara, khususnya pada masa Kerajaan Mataram Kuno. Dengan keindahan bentuk, kekayaan simbolisme, serta kisah-kisah yang tertanam dalam setiap reliefnya, Prambanan menjadi salah satu warisan budaya paling berharga yang dimiliki Indonesia.
Lebih dari sekadar bangunan, Prambanan adalah jendela sejarah yang memperlihatkan kejayaan masa lalu dan menginspirasi semangat pelestarian budaya bangsa.
FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)
1. Siapa yang membangun Candi Prambanan?
Candi Prambanan dibangun oleh Raja Rakai Pikatan dari Dinasti Sanjaya pada abad ke-9 Masehi.
2. Untuk siapa Candi Prambanan didirikan?
Candi ini didirikan untuk memuliakan Dewa Siwa dalam ajaran Hindu, dan menjadi pusat ibadah umat Hindu masa itu.
3. Apa yang membedakan Candi Prambanan dengan Borobudur?
Candi Prambanan bercorak Hindu dan menjulang tinggi, sedangkan Borobudur bercorak Buddha dan berbentuk stupa bertingkat.
4. Apakah Candi Prambanan masih digunakan untuk ibadah?
Ya, umat Hindu masih menggunakan Prambanan untuk upacara keagamaan seperti Galungan dan Nyepi.
5. Bagaimana cara menuju Candi Prambanan?
Candi Prambanan dapat diakses dari Kota Yogyakarta dengan kendaraan umum, pribadi, atau layanan tur wisata, berjarak sekitar 17 km ke arah timur.
Referensi
- Soekmono, R. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 2. Jakarta: Penerbit Kanisius.
- Coedès, George. The Indianized States of Southeast Asia. University of Hawaii Press, 1968.
- UNESCO World Heritage Centre – Prambanan Temple Compounds:
https://whc.unesco.org/en/list/642 - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI:
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id - Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X – Candi Prambanan:
https://candi.kemdikbud.go.id