Pulau Bali tidak hanya terkenal dengan keindahan alam dan budaya yang unik, tetapi juga menyimpan banyak peninggalan sejarah dan situs dari kerajaan-kerajaan masa lampau. Dari Kerajaan Bali Kuno hingga Kerajaan Klungkung, setiap era meninggalkan jejak berupa situs purbakala, pura, istana, hingga prasasti yang menjadi bukti kejayaan masa lalu. Peninggalan-peninggalan ini tidak hanya menjadi saksi sejarah, tetapi juga tujuan wisata budaya yang penting bagi pelestarian identitas Bali.
Artikel ini akan mengulas secara komprehensif tentang peninggalan sejarah dan situs kerajaan di Bali yang masih ada, lengkap dengan nilai sejarah, lokasi, dan kondisinya saat ini.
1. Pura Besakih – Warisan Kerajaan Bali Kuno
Pura Besakih merupakan pura terbesar dan paling suci di Bali, terletak di lereng Gunung Agung. Kompleks ini terdiri dari lebih dari 80 pura, dengan Pura Penataran Agung sebagai pusat utama.
Pura ini dipercaya sudah ada sejak masa Kerajaan Warmadewa (abad ke-10), dan menjadi pusat spiritual kerajaan-kerajaan berikutnya di Bali. Selain sebagai tempat ibadah, Besakih juga merupakan simbol politik dan spiritual raja-raja Bali dalam menjaga keharmonisan antara manusia, alam, dan dewa.
Hingga kini, Pura Besakih masih aktif digunakan sebagai pusat upacara keagamaan Hindu terbesar di Bali, termasuk Upacara Eka Dasa Rudra yang hanya digelar setiap 100 tahun sekali.
2. Kertha Gosa – Sisa Kejayaan Kerajaan Klungkung
Kertha Gosa adalah bangunan bale (paviliun) yang dulunya merupakan bagian dari kompleks Istana Klungkung. Situs ini terletak di pusat kota Semarapura, Kabupaten Klungkung.
Bangunan ini terkenal karena lukisan wayang klasik bergaya Kamasan yang menghiasi langit-langitnya. Lukisan tersebut menggambarkan kisah karma phala (hukum sebab-akibat) dan kehidupan setelah mati menurut kepercayaan Hindu Bali.
Kertha Gosa dahulu digunakan sebagai tempat pengadilan adat dan musyawarah raja, sehingga mencerminkan sistem pemerintahan dan hukum yang diterapkan di masa Kerajaan Klungkung.
3. Puri Agung Gianyar – Jejak Kerajaan Gianyar
Puri Agung Gianyar adalah istana resmi keluarga kerajaan Gianyar, yang masih berdiri kokoh di tengah kota Gianyar. Dibangun pada abad ke-18 oleh Dewa Manggis Sakti, puri ini merupakan salah satu contoh arsitektur tradisional Bali yang sangat terawat.
Puri ini memiliki beberapa bangunan seperti bale loji (tempat pertemuan), bale dangin, dan merajan agung (tempat suci keluarga). Meski tidak lagi memiliki fungsi politik, Puri Gianyar tetap aktif digunakan dalam upacara adat, budaya, dan pelestarian seni.
4. Puri Agung Karangasem – Kemegahan Arsitektur Timur Bali
Kerajaan Karangasem, yang berjaya pada abad ke-18 hingga awal abad ke-20, meninggalkan banyak warisan arsitektur megah, salah satunya adalah Puri Agung Karangasem di Amlapura.
Ciri khas bangunan ini adalah perpaduan gaya arsitektur Bali, Eropa, dan Tiongkok, menunjukkan keterbukaan kerajaan terhadap pengaruh luar. Puri ini memiliki gerbang candi bentar, bale kambang, dan taman yang indah.
Kini, kompleks ini menjadi situs wisata sejarah dan sering digunakan sebagai lokasi festival budaya dan pertunjukan seni.
5. Taman Ujung dan Tirta Gangga – Warisan Kerajaan Air Karangasem
Dua situs indah lainnya peninggalan Kerajaan Karangasem adalah Taman Ujung dan Tirta Gangga. Keduanya merupakan taman air yang dibangun pada awal abad ke-20 oleh Raja Anak Agung Anglurah Ketut Karangasem.
- Taman Ujung dikenal dengan julukan “Istana Air”, menampilkan kolam luas, jembatan batu, dan bangunan bergaya Belanda-Bali.
- Tirta Gangga adalah kompleks taman dengan kolam mata air, patung-patung dewa, dan pancuran, yang digunakan untuk ritual dan rekreasi keluarga kerajaan.
Kedua situs ini kini menjadi ikon wisata sejarah dan spiritual di Bali Timur.
6. Situs Prasasti Blanjong – Bukti Tertulis Kerajaan Bali Kuno
Prasasti Blanjong ditemukan di Sanur dan berasal dari tahun 914 M, masa pemerintahan Raja Sri Kesari Warmadewa. Prasasti ini menjadi bukti tertua keberadaan kerajaan di Bali, ditulis dalam aksara Bali kuno dan bahasa Sanskerta.
Isinya mencatat ekspedisi militer dan pendirian monumen kemenangan. Penemuan prasasti ini membuktikan bahwa sistem pemerintahan dan aktivitas politik di Bali telah berkembang sejak awal abad ke-10.
7. Goa Gajah – Situs Religius Masa Bali Kuno
Goa Gajah terletak di Bedulu, Gianyar, dan diperkirakan dibangun pada abad ke-11 sebagai tempat meditasi bagi para pendeta Hindu-Buddha. Situs ini memiliki arsitektur unik berupa pintu gua dengan pahatan raksasa, serta kolam pemandian suci yang baru ditemukan pada abad ke-20.
Goa Gajah menunjukkan sinkretisme agama Hindu dan Buddha, yang lazim terjadi pada masa Bali Kuno sebelum pengaruh Majapahit.
8. Pura Kehen – Peninggalan Kerajaan Bangli
Pura Kehen di Kabupaten Bangli adalah pura kerajaan yang didirikan pada masa Raja Bangli, Dewa Gede Bangli. Pura ini dibangun pada abad ke-13 dan menjadi pusat keagamaan kerajaan.
Keistimewaan Pura Kehen terletak pada pohon beringin raksasa dan susunan tangga batu megah yang mengarah ke pelataran utama. Pura ini masih digunakan sebagai tempat persembahyangan hingga saat ini, terutama oleh warga Bangli dan keturunan bangsawan.
9. Puri Satria dan Puri Pemecutan – Warisan Kerajaan Denpasar dan Badung
Di pusat kota Denpasar terdapat dua puri penting: Puri Satria dan Puri Pemecutan, peninggalan dari Kerajaan Denpasar dan Badung. Puri Satria merupakan tempat tinggal keluarga Puri Agung Denpasar, sedangkan Puri Pemecutan adalah peninggalan kerajaan Badung yang berjaya sebelum ditaklukkan Belanda tahun 1906.
Keduanya masih dihuni oleh keturunan raja dan berfungsi sebagai pusat kegiatan budaya dan upacara keagamaan.
10. Museum Bali – Koleksi Artefak Kerajaan
Museum Bali di Denpasar bukanlah peninggalan langsung dari kerajaan, namun menyimpan ribuan artefak, prasasti, patung, senjata, dan busana kerajaan dari masa Bali Kuno hingga era kolonial. Museum ini sangat penting dalam pelestarian dan edukasi sejarah Bali.
Baca juga: Sistem Pemerintahan Kolonial Belanda: Bagaimana Mereka Menguasai Indonesia Selama 350 Tahun?
Pelestarian dan Tantangan Situs Sejarah di Bali
Banyak situs peninggalan kerajaan di Bali telah mengalami pemugaran dan pelestarian oleh pemerintah maupun komunitas adat. Namun, beberapa situs masih menghadapi tantangan seperti:
- Alih fungsi lahan dan pembangunan modern
- Kurangnya dana pemeliharaan
- Kurangnya pemahaman sejarah di kalangan generasi muda
Karena itu, dibutuhkan edukasi, promosi wisata sejarah, dan dukungan pemerintah agar situs-situs ini tetap lestari.
Kesimpulan
Peninggalan sejarah dan situs kerajaan di Bali adalah bagian penting dari identitas budaya Bali. Mulai dari pura, istana, taman air, hingga prasasti, semua menjadi saksi kejayaan masa lalu yang kini masih berdiri dan berfungsi dalam kehidupan masyarakat. Situs-situs ini tidak hanya memiliki nilai historis, tetapi juga nilai spiritual, estetika, dan sosial yang tinggi.
Dengan menjaga dan mempromosikan peninggalan-peninggalan ini, Bali tidak hanya merawat warisan leluhurnya, tetapi juga membangun kesadaran sejarah bagi generasi mendatang dan memperkuat posisi Bali sebagai pusat kebudayaan di Indonesia.
FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)
1. Apa situs kerajaan tertua di Bali?
Situs tertua adalah Prasasti Blanjong yang berasal dari tahun 914 M, masa Kerajaan Bali Kuno (Warmadewa).
2. Apakah Pura Besakih masih digunakan saat ini?
Ya, Pura Besakih masih aktif digunakan untuk berbagai upacara keagamaan dan merupakan pura utama umat Hindu di Bali.
3. Apakah Kertha Gosa bisa dikunjungi umum?
Bisa. Kertha Gosa terbuka untuk wisatawan dan menjadi salah satu destinasi sejarah terkenal di Bali.
4. Apa saja tantangan dalam pelestarian situs sejarah di Bali?
Tantangan utamanya adalah urbanisasi, kurangnya dana pemeliharaan, dan minimnya edukasi sejarah di kalangan masyarakat.
5. Bagaimana cara masyarakat berpartisipasi dalam pelestarian situs sejarah?
Dengan menjaga kebersihan, menghormati nilai sakral situs, ikut dalam kegiatan adat, dan mengedukasi generasi muda tentang pentingnya sejarah.
Referensi
- Ardika, I Wayan. Sejarah Bali dari Prasejarah hingga Modern. Udayana University Press.
- Vickers, Adrian. Bali: A Paradise Created. Tuttle Publishing.
- https://kebudayaan.kemdikbud.go.id
- https://bali.bps.go.id
- https://babadbali.com
- https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id
- https://disbud.baliprov.go.id