Home » Sejarah » Kehidupan Ekonomi di Kerajaan Majapahit: Perdagangan dan Pertanian
Posted in

Kehidupan Ekonomi di Kerajaan Majapahit: Perdagangan dan Pertanian

Kehidupan Ekonomi di Kerajaan Majapahit: Perdagangan dan Pertanian (ft.istimewa)
Kehidupan Ekonomi di Kerajaan Majapahit: Perdagangan dan Pertanian (ft.istimewa)
sekolahGHAMA

Kerajaan Majapahit yang berdiri sekitar tahun 1293 hingga akhir abad ke-15 M dikenal sebagai salah satu kerajaan terbesar dalam sejarah Nusantara. Selain kekuatan politik dan militer, Majapahit juga memiliki sistem ekonomi yang maju dan terorganisir. Dua sektor utama yang menopang kehidupan ekonomi di Kerajaan Majapahit ini adalah perdagangan dan pertanian.

Kedua sektor ini berkembang pesat karena ditopang oleh kondisi geografis yang strategis, jaringan maritim yang luas, dan pemerintahan yang mendukung pertumbuhan ekonomi. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam bagaimana kehidupan ekonomi di Kerajaan Majapahit berjalan, serta bagaimana aktivitas perdagangan dan pertanian menjadi tulang punggung kemakmuran kerajaan tersebut.


1. Letak Strategis dan Infrastruktur Ekonomi

Majapahit berpusat di daerah Trowulan, Jawa Timur, yang berada di jalur strategis perdagangan antara India dan Tiongkok. Wilayah ini subur dan dekat dengan sungai-sungai besar seperti Sungai Brantas yang mendukung pertanian dan transportasi air.

Majapahit juga membangun infrastruktur ekonomi yang baik seperti:

  • Pelabuhan besar di pesisir utara Jawa dan Bali.
  • Jaringan irigasi untuk mendukung pertanian.
  • Jalan-jalan perdagangan antar wilayah kekuasaan di Nusantara.

Letak strategis ini menjadikan Majapahit sebagai pusat perdagangan dan distribusi barang dari seluruh Nusantara dan mancanegara.


2. Sistem Pertanian yang Maju

a. Jenis Tanaman yang Dibudidayakan

Pertanian merupakan mata pencaharian utama rakyat Majapahit. Beberapa tanaman utama yang dibudidayakan adalah:

  • Padi: Hasil utama pertanian yang menjadi bahan makanan pokok.
  • Kelapa, tebu, kapas, sayuran, dan rempah-rempah.
  • Pohon aren dan kelapa juga penting untuk produksi gula dan minyak.
b. Teknologi dan Irigasi

Majapahit mengembangkan sistem irigasi yang rumit, termasuk:

  • Saluran air dan bendungan untuk mengairi sawah.
  • Pemanfaatan aliran sungai sebagai irigasi dan transportasi.

Teknologi pertanian ini mencerminkan pengelolaan sumber daya alam yang cerdas dan sistematis.

c. Tenurial dan Hak Atas Tanah

Tanah dikelola oleh negara dan dibagi ke masyarakat untuk diolah. Ada sistem “sima”, yaitu tanah yang hasilnya diperuntukkan bagi institusi keagamaan atau pejabat tertentu, sebagai bentuk penghargaan atau pengabdian.


3. Perdagangan Dalam dan Luar Negeri

a. Perdagangan Lokal

Dalam lingkup domestik, kehidupan ekonomi di Kerajaan Majapahit memiliki pasar-pasar aktif di desa dan kota. Barang yang diperdagangkan antara lain:

  • Beras, sayuran, dan hasil bumi.
  • Pakaian dari kapas.
  • Kerajinan logam, gerabah, dan perhiasan.

Mata uang kepeng (koin logam) digunakan sebagai alat tukar, yang menunjukkan sistem ekonomi berbasis uang telah berkembang.

b. Perdagangan Antar Daerah di Nusantara

Majapahit menguasai banyak wilayah di luar Jawa, termasuk Sumatra, Kalimantan, Bali, Sulawesi, hingga Maluku. Ini memungkinkan terjadinya perdagangan antar daerah seperti:

  • Rempah-rempah dari Maluku.
  • Kapur barus dari Sumatra.
  • Emas dan rotan dari Kalimantan.
  • Ikan kering dan hasil laut dari pesisir.

Transportasi laut menjadi sarana utama perdagangan antar pulau.

c. Perdagangan Internasional

Majapahit menjalin hubungan dagang dengan negara-negara besar Asia, antara lain:

  • Tiongkok: Ekspor kayu, rempah, dan hasil hutan, impor porselen dan kain sutra.
  • India: Perdagangan kapas, logam, dan pengaruh budaya Hindu.
  • Champa dan Siam (Thailand): Perdagangan maritim dan aliansi politik.
  • Arab dan Persia: Perdagangan barang mewah dan keagamaan (Islam mulai masuk).

Beberapa pelabuhan utama yang menjadi pusat perdagangan internasional Majapahit adalah Tuban, Surabaya, Sedayu, dan Gresik.


4. Peran Pemerintah dalam Ekonomi

Pemerintah Majapahit memegang peranan besar dalam mengatur dan mengelola kegiatan ekonomi. Tugas mereka antara lain:

  • Mengatur sistem perpajakan dan distribusi hasil bumi.
  • Memberi hak istimewa pada pedagang atau bangsawan tertentu.
  • Menetapkan tarif pelabuhan dan menjaga keamanan jalur perdagangan.
  • Membangun armada laut untuk mendukung perdagangan dan pengaruh politik.

Raja dan pejabat tinggi juga memiliki hak atas hasil tanah tertentu. Pajak dan upeti dikumpulkan dari daerah-daerah taklukan sebagai sumber pendapatan kerajaan.

Baca juga: Perkembangan Pendidikan di Indonesia pada Masa Penjajahan Belanda


5. Kelas Sosial dan Profesi Ekonomi

Dalam masyarakat Majapahit, ada beragam profesi ekonomi yang mendukung struktur sosial, seperti:

  • Petani: Mayoritas penduduk.
  • Pedagang: Baik lokal maupun antar pulau.
  • Pengrajin: Pembuat logam, perhiasan, gerabah, kain.
  • Nelayan: Di daerah pesisir.
  • Tukang dan pekerja bangunan: Untuk pembangunan candi dan istana.

Profesi-profesi ini saling terhubung dan menciptakan mata rantai ekonomi yang dinamis.


6. Kemunduran Ekonomi Majapahit

Kemakmuran ekonomi Majapahit mulai menurun seiring dengan:

  • Konflik internal perebutan kekuasaan setelah wafatnya Hayam Wuruk.
  • Melemahnya kontrol terhadap daerah taklukan dan pelabuhan penting.
  • Munculnya kekuatan baru seperti Kesultanan Malaka dan Demak.
  • Perubahan jalur perdagangan internasional akibat kedatangan bangsa Eropa.

Meskipun demikian, struktur ekonomi dan pengaruh Majapahit masih terasa hingga masa-masa awal kerajaan Islam di Nusantara.


7. Warisan Ekonomi Majapahit bagi Indonesia

Majapahit mewariskan banyak nilai dalam pengelolaan ekonomi, di antaranya:

  • Pola pertanian terorganisir dan sistem irigasi.
  • Model pelabuhan dagang maritim yang diteruskan oleh kerajaan-kerajaan Islam.
  • Konsep ekonomi berbasis perdagangan regional yang menjadi fondasi ekonomi Indonesia modern.

Nilai-nilai ekonomi Majapahit dapat dijadikan pelajaran dalam pembangunan ekonomi berbasis agrikultur dan perdagangan saat ini.


Kesimpulan

Kehidupan ekonomi di Kerajaan Majapahit menunjukkan bahwa kerajaan ini bukan hanya kuat secara militer dan politik, tetapi juga sangat maju dalam pengelolaan ekonomi. Dengan fondasi utama pada sektor pertanian dan perdagangan, Majapahit menjadi pusat ekonomi regional di Asia Tenggara.

Keberhasilan Majapahit dalam membangun sistem irigasi, pelabuhan, dan hubungan dagang internasional menjadi bukti bahwa peradaban Nusantara memiliki kemampuan luar biasa dalam mengelola kekayaan alam dan sumber daya manusianya.


FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)

1. Apa sektor utama ekonomi di Kerajaan Majapahit?

Sektor utama ekonomi Majapahit adalah pertanian (terutama padi) dan perdagangan, baik lokal maupun internasional.

2. Apa saja hasil pertanian utama Majapahit?

Hasil utama adalah padi, tebu, kelapa, kapas, dan rempah-rempah seperti cengkeh dan pala.

3. Di mana pelabuhan penting Majapahit berada?

Beberapa pelabuhan utama Majapahit adalah Tuban, Surabaya, Gresik, dan Sedayu.

4. Apakah Majapahit berdagang dengan negara asing?

Ya. Majapahit berdagang dengan Tiongkok, India, Siam, Champa, Persia, dan Arab.

5. Apa warisan ekonomi Majapahit yang masih bisa dilihat sekarang?

Warisan ekonomi Majapahit meliputi sistem irigasi, konsep perdagangan maritim, dan jaringan dagang regional yang kemudian dilanjutkan oleh kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara.


Referensi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.