Penulis Sejarah akan Mewakili kelompok sosialnya. Profesi yang dimiliki oleh penulis sejarah akan mewarnai hasil penulisannya. Sejarawan, wartawan, guru, penulis bebas dan lain-lain, merupakan bentuk profesi. Profesi-profesi tersebut bisa disebut dengan kelompok sosial.
Dalam kelompok sosial, biasanya individu bergaul atau berhubungan dengan sesama pekerjaannya atau statusnya. Tidak sedikit dari profesi yang bukan sejarawan menulis sejarah. Misalnya, wartawan menulis peristiwa sejarah dalam surat kabar atau majalahnya. Begitu pula, ada guru yang menulis sejarah untuk kepentingan pengajaran sekolahnya.
Setiap kelompok sosial tersebut kemungkinan akan berbeda dalam memberikan interpretasi terhadap sejarah yang ditulisnya. Seorang sejarawan, akan menulis sejarah dengan menggunakan kaidah-kaidah akademik dari ilmu sejarah.
Langkah-langkah penelitian sejarah sebagai salah satu dari disiplin ilmu pengetahuan akan digunakan oleh sejarawan dalam menulis sejarah. Dalam hal ini, sejarah menjadi suatu tulisan ilmiah. Kepentingannya adalah untuk lingkungan akademik, misalnya di perguruan tinggi.
Penulis dengan profesi guru
Profesi guru sebagai pendidik akan menampilkan penulisan sejarah untuk kepentingan nilai-nilai kependidikan. Hal ini dapat kita lihat dalam bukubuku pelajaran sejarah yang ada di sekolah. Peristiwa sejarah yang ditampilkan bukan untuk kepentingan akademik yang bersifat ilmiah, tetapi ditujukan untuk kepentingan nilai-nilai kependidikan yang bersifat praktis.
Baca juga Peristiwa ekonomi sebagai sejarah masyarakat
Walaupun buku sejarah di sekolah ditujukan untuk kepentingan nilainilai kependidikan, tidaklah berarti mengabaikan aspek ilmiah dari buku tersebut. Hanya kadar ilmiah yang ditampilkan tidak sederajat dengan di perguruan tinggi. Keilmiahan tetap harus ditampilkan dalam mengungkap sumber sejarah yang merupakan sumber pengetahuan sejarah.
Baca juga Spesial Dalam Penulisan Sejarah
Penulis Sejarah akan Mewakili kelompok sosialnya. Misalnya dalam menulis perjuangan bangsa Indonesia ketika melawan Belanda, harus ada sumber yang mengungkap siapa yang berjuang, di mana perjuangannya, kapan peristiwa itu terjadi dan lain-lainnya. Adapun nilai-nilai kependidikan yang dapat diinterpretasikan dari peristiwa tersebut misalnya semangat kebangsaan dalam menentang penjajahan.
Begitu pula halnya penulisan sejarah yang dilakukan oleh seorang wartawan. Wartawan dalam menulis sejarah akan diwarnai oleh gaya bahasanya sebagai seorang jurnalis.
Tulisan sejarah seorang wartawan biasanya akan layak dibaca oleh masyarakat umum. Misalnya dalam menulis biografi seorang tokoh, seorang wartawan berusaha agar tokoh tersebut dapat dikenal oleh khalayak umum.