Makalah pesan bisnis. Komunikator harus mengembangkan suatu format yang kuat untuk pesannya. Dalam iklan tercetak, komunikator harus memutuskan judul, kata-kata, ilustrasi, dan warna.
Jika pesan disampaikan melalui radio, maka komunikator harus dengan teliti memilih kata, kualitas suara (kecepatan ucapan, irama, pola titinada, artikulasi), dan vokalisasi (jeda, tarikan nafas, hembusan nafas).
Suara orang yang mempromosikan sebuah mobil bekas harus berbeda dari suara yang mengiklankan sebuah Cadillac baru. Jika pesan disampaikan melalui televisi atau langsung secara pribadi, maka semua unsur tadi ditambah bahasa tubuh (isyarat nonverbal) yang harus direncanakan.
Penyaji harus memperhatikan ekspresi wajah, gerak isyarat, pakaian, postur, dan gaya rambut. Jika pesan disampaikan melalui produk atau kemasannya, maka komunikator harus memperhatikan warna, tekstur, aroma, ukuran, dan bentuk.
1. Warna memainkan peranan komunikasi
Yang penting dalam preferensi makanan. Ketika para wanita diminta mencoba empat cangkir kopi yang diletakkan di samping wadah berwarna coklat, biru, merah, dan kuning (semua kopi tersebut sama, tetapi para wanita tersebut tidak mengetahuinya).
75% merasakan bahwa kopi yang berada di samping wadah coklat terasa sangat kental dan hampir 85% menyatakan bahwa kopi yang berada di samping wadah merah adalah kopi yang terkaya.
Hampir semua orang merasa bahwa kopi yang berada di samping wadah biru adalah kopi yang lembut dan kopi yang berada di samping wadah kuning adalah kopi yang encer.
2. Sumber Pesan
Pesan yang disampaikan oleh sumber yang menarik atau terkenal akan lebih menarik perhatian dan mudah diingat. Pengiklan sering menggunakan orang-orang terkenal sebagai model iklan, seperti Michael Jordan untuk Nike, Candice Bergen untuk Sprint, dan Cindy Crawford untuk Revlon.
Penggunaan orang-orang terkenal akan efektif jika mereka dapat melambangkan atribut produk yang utama. Tetapi yang sama pentingnya adalah kredibilitas model iklan tersebut. Pesan yang disampaikan oleh sumber yang sangat terpercaya akan lebih persuasif.
Perusahaan-perusahaan obat ingin para dokter memberikan kesaksian mengenai manfaat dari produk mereka karena dokter memiliki kredibilitas yang tinggi.
Mereka yang memperjuangkan anti penyalahgunaan obat bius akan menggunakan mantan pengguna obat – obatan untuk memperingatkan para pelajar tentang bahaya obat bius karena mantan pecandu memiliki kredibilitas yang lebih tinggi daripada staf pengajar.
Baca juga Pengaruh harga terhadap preferensi konsumen
3. Faktor yang melandasi kredibilitas sumber
Faktor-faktor apa yang melandasi kredibilitas sumber? Tiga faktor yang paling sering diidentifikasi adalah keahlian, kelayakan untuk dipercaya dan kemampuan untuk disukai. Keahlian (Expertise) adalah pengetahuan khusus yang dimiliki oleh komunikator untuk mendukung pesan yang disampaikannya.
Para dokter, ilmuwan, dan profesor memiliki peringkat yang tinggi dalam bidang masing-masing. Kelayakan untuk dipercaya (trustworthiness) berkaitan dengan anggapan atas tingkat objektivitas dan kejujuran sumber pesan itu.
Teman lebih dipercaya daripada seorang yang tidak dikenal atau wiraniaga, dan orang yang tidak dibayar untuk merekomendasikan suatu produk dianggap lebih dapat dipercaya daripada orang yang dibayar. Kemampuan untuk disukai (Likeability) menunjukkan daya tarik sumber di mata pelanggan.
Sifat-sifat seperti terus terang, humoris, dan apa adanya membuat sumber lebih disukai. Sumber yang paling dipercaya adalah seseorang yang memiliki peringkat tertinggi pada ketiga kriteria tersebut.
Baca juga Keuntungan dan Kerugian Saham
4. Sikap positif terhadap sumber dan pesan
Makalah pesan bisnis. Jika seseorang memiliki sikap yang positif terhadap suatu sumber dan suatu pesan, atau sikap yang negatif terhadap keduanya, maka terjadilah yang dinamakan keadaan kongruen (state of congruity).
Apa yang akan terjadi jika seseorang memiliki satu sikap terhadap sumber dan sikap berlawanan terhadap pesan? Misalkan, seorang ibu rumah tangga mendengar orang terkenal yang disukainya mempromosikan sebuah merek yang tidak disukainya.
Osgood dan Tannenbaum menyatakan bahwa perubahan sikap akan terjadi searah dengan bertambahnya jumlah kesesuaian (congruity) antara kedua evaluasi tersebut. Ibu rumah tangga tersebut akan sedikit kurang menghargai orang terkenal itu atau sedikit lebih menghargai merek tersebut.
Jika ia menemukan bahwa orang terkenal yang sama itu mempromosikan merek lain yang tidak disukainya, maka akhirnya ia akan memiliki pandangan yang negatif terhadap orang terkenal tersebut dan tetap mempertahankan sikap negatifnya terhadap merek tersebut.
Prinsip kongruen menyatakan bahwa komunikator dapat menggunakan citra baiknya untuk mengurangi sikap negatif terhadap suatu merek tetapi dalam proses tersebut komunikator itu mungkin kehilangan penghargaan dari audiensnya.