EkonomiIPS Kelas 8

Pelaku Kegiatan Ekonomi dan Hubungan Antar Pelaku Ekonomi

Pelaku Kegiatan Ekonomi dan Hubungan Antar Pelaku Ekonomi, Cobalah pada hari biasa, misalnya jam 07.00 sampai jam 09.00, kalian berkeliling dan mengamati masyarakat di sekitar kalian. Kalian tentu melihat bahwa hampir seluruh anggota masyarakat sedang bekerja. Ada yang bekerja di sawah atau ladang, ada yang di kantor atau di pabrik, di sekolah, di bank, hotel, dan di jalan-jalan seperti sopir angkot, taksi, ojek, sampai di warung-warung atau gerobag dorong di pinggir jalan. Pendeknya ada begitu banyak macam kegiatan dan begitu banyak pelakunya.

Orang tuamu tentulah salah satu di antara mereka. Bersama-sama dengan orangtua teman-temanmu mereka melakukan kegiatan mencari penghasilan dengan bekerja Mereka juga membelanjakan uangnya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Inilah kegiatan-kegiatan dasar ekonomi. Sedangkan orangtuamu dan orang tua teman-temanmu beserta seluruh anggota masyarakat yang melakukan kegiatan-kegiatan itu disebut pelaku kegiatan ekonomi. 

A. Persoalan Ekonomi

Berbagai kegiatan ekonomi, seperti mencari nafkah dengan cara menghasilkan sesuatu, berdagang, mendistribusikan barang dan jasa, dan mengkonsumsi, dilakukan supaya orang dapat hidup layak. Untuk hidup layak kita membutuhkan bermacam-macam hal seperti makanan, minuman, pakaian, rumah, kesehatan, rekreasi, pendidikan, dan sebagainya. Kenyataannya, kebutuhan kita sebagai manusia itu banyak dan beraneka ragam atau tidak terbatas.

Kenyataan lain, sumber-sumber atau alat-alat yang dapat dipakai untuk memenuhi kebutuhan itu terbatas atau langka. Artinya, jumlah, bentuk, macam, dan keberadaannya di suatu tempat itu tidak cukup atau kurang daripada yang kita butuhkan. Karena itu diperlukan usaha atau pengorbanan untuk memperolehnya. Inilah yang disebut kegiatan ekonomi. 

Akibat adanya dua kenyataan di atas, timbullah persoalan pokok ekonomi, yakni bagaimana dengan sumber-sumber atau alat-alat yang terbatas orang dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya yang tidak terbatas. Lalu, siapa yang dapat menjawab persoalan pokok ekonomi di atas? Jawabannya adalah para pelaku ekonomi. 

B. Pelaku Kegiatan Ekonomi

Jika kalian amati masyarakat dengan seksama, maka paling tidak terdapat tiga macam kegiatan ekonomi yang utama yakni menghasilkan atau memproduksi (kegiatan produksi), menyalurkan (distribusi), dan menggunakan atau memakai (konsumsi). Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan oleh pelaku atau subjek ekonomi. Berikut ini kita akan membicarakan para pelaku kegiatan ekonomi tersebut.

Secara garis besar para pelaku kegiatan ekonomi dapat digolongkan menjadi empat sektor atau kelompok besar yakni rumah tangga, para produsen, pemerintah, dan luar negeri. Marilah kita bicarakan satu per satu. 

1. Rumah Tangga

Keluarga kita membutuhkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari seperti makan, membayar sekolah kalian, kesehatan, rekreasi dan sebagainya. Maka orangtua atau keluarga kita harus membelanjakan pendapatan yang diperoleh untuk membeli atau mengkonsumsi barang dan jasa.

Lantas apa yang dilakukan oleh kedua orangtuamu dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari di atas? Mereka menjadi pegawai negeri, atau bekerja di perusahaan swasta, atau membuka usaha kos-kosan (menyediakan rumah kos), bertani, berdagang, menjadi buruh, dan lain-lainnya. Ini berarti rumah tangga menyediakan atau menawarkan tenaga kerja. Bisa juga menyediakan modal, tanah, untuk dunia usaha.

Caranya bisa dengan melakukan usaha sendiri (berwiraswasta), bias bekerja pada orang lain misalnya menjadi karyawan atau pegawai, atau buruh, bisa juga dengan cara menyewakan hak miliknya, misalnya sawah atau rumahnya disewakan atau dikontrakkan kepada pihak lain. Artinya keluarga (rumah tangga), di samping mengkonsumsi juga melakukan kegiatan ekonomi yakni menyediakan tenaga kerja dan sumber daya lainnya. Dengan kata lain, rumah tangga merupakan konsumen sekaligus pemilik atau penyedia faktor-faktor produksi.

Kegiatan mengkonsumsi dan menyediakan factor-faktor produksi seperti yang kita bicarakan di atas dilakukan oleh hampir semua rumah tangga di dalam masyarakat. Akan tetapi kalau kita berbicara mengenai rumah tangga, maka yang dimaksud di sini adalah seluruh anggota masyarakat yang mengkonsumsi. Ini dapat terdiri atas keluarga atau rumah tangga (bapak, ibu, anak), atau yang masih lajang, anak-anak atau orang dewasa yang hidup di asrama, dan sebagainya yang membeli barang dan jasa untuk konsumsi. Kita dapat menyebut mereka dengan Rumah Tangga Konsumen (RTK).

Keluarga kita membutuhkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari (foto/KlikDokter)

a. Pokok Permasalahan ekonomi rumah tangga

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, orangtua kita harus mempunyai penghasilan. Bagi rumah tangga penghasilan merupakan alat atau sumber yang digunakan untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan hidup sehari-hari. Maka yang menjadi pokok persoalan ekonomi rumah tangga adalah bagaimana dengan penghasilan yang masuk dapat mencukupi segala macam kebutuhan keluarga, baik sekarang maupun yang akan datang.

Masalah ini dirasakan berat oleh sebagian besar rumah tangga atau keluarga di negara kita, terutama keluarga miskin. Bahkan banyak yang penghasilannya amat minim sehingga mereka mengalami kesulitan memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari. Sebaliknya bagi rumah tangga atau keluarga yang berpenghasilan tinggi, pokok persoalan di atas tidaklah menjadi masalah berat. Bahkan bisa dipastikan mereka tidak menghadapi atau merasakan persoalan ekonomi rumah tangga. 

b. Penghasilan

Pelaku Kegiatan Ekonomi dan Hubungan Antar Pelaku Ekonomi, Tahukah kalian orang tuamu bekerja sebagai apa? Itulah sumber penghasilan keluarga. Rumah tangga zaman sekarang memperoleh penghasilan terutama dalam bentuk uang. Namun ada juga yang berbentuk barang. Penghasilan utama biasanya berbentuk uang. Sedangkan tambahannya bisa berupa barang. Misalnya dalam bentuk fasilitas, seperti rumah dinas, kendaraan, atau penggantian biaya pengobatan. 

Penghasilan dalam bentuk uang dapat dibedakan menjadi penghasilan nominal (money income) dan penghasilan real (real income). Misalnya gaji atau penghasilan orangtuamu dalam sebulan sebesar Rp 100.000,00 Jumlah uang yang diterima oleh RTK sebesar seratus ribu rupiah itulah yang disebut penghasilan nominal (money income). Sedangkan jumlah barang yang dapat dibeli dengan sejumlah uang tersebut (seratus ribu rupiah) disebut penghasilan real (real income).

Sebagai contoh, biasanya menjelang bulan suci Ramadhan terjadi kenaikan harga barangbarang kebutuhan pokok, seperti beras, gula pasir, tepung terigu, sayur, buah-buahan, dan lain-lain. Kenaikan harga bisa sekitar 10 sampai 20%. Misalnya, semula penghasilan sebesar Rp100.000,00 (penghasilan nominal) dapat digunakan untuk membeli beras 25 Kg (penghasilan real).

Baca juga Kedudukan Pasar dalam Kegiatan Ekonomi Masyarakat

Namun menjelang Ramadhan, harga beras naik menjadi Rp5.000,00 Maka jumlah uang yang sama hanya mendapatkan 20 Kg beras. Dengan kata lain penghasilan nominal tetap (Rp100.000,00), tetapi karena ada kenaikan harga maka nilai riilnya (penghasilan riil) mengalami penurunan. Jadi penghasilan riil ditentukan oleh besarnya penghasilan nominal dan tingkat kenaikan harga barang-barang.

c. Pengeluaran rumah tangga

Penghasilan sebuah rumah tangga sebagian besar dibelanjakan untuk memenuhi segala macam kebutuhan rumah tangga. Dalam ilmu ekonomi disebut dibelanjakan untuk konsumsi. Konsumsi itu tidak hanya makanan saja melainkan mencakup semua barang dan jasa yang dibutuhkan untuk hidup.

Pengeluaran setiap keluarga atau rumah tangga tidaklah sama besarnya. Keluarga yang satu berbeda dengan yang lain. Demikian juga pengeluaran setahun yang lalu tentulah tidak sama dengan pengeluaran keluarga sekarang, karena kebutuhan keluarga bisa meningkat dari waktu ke waktu. Besar kecilnya jumlah pengeluaran keluarga tergantung pada banyak faktor seperti berikut ini :

  •  besarnya jumlah penghasilan keluarga
  • banyaknya anggota keluarga dan umurnya
  • tingkat harga barang dan jasa kebutuhan hidup
  • status sosial keluarga yang bersangkutan termasuk di dalamnya tingkat pendidikan
  • lingkungan sosial sebuah keluarga (tinggal di desa atau kota, kota besar atau kota kecil) • cara-cara mengelola keuangan keluarga atau rumah tangga.

Membaca Artikel

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Back to top button